9. Pertemuan tak direncana

1508 Words

Lampu berkedip-kedip cepat, berganti warna setiap detiknya dan bergulir. Musik terdengar keras, botol-botol minuman mengandung alkohol dengan merek mahal itu terdapat di setiap meja panjang yang berada di depan sofa yang juga panjang. Elisa menghela napas. Sudah yang kesekian kalinya. Dirinya berada di tempat dulu yang menjadi tongkrongan itu karena terlalu mumet dengan masalah yang menimpanya. Terlebih lagi, dengan Lily. Dirinya jamin, pasti Lily marah besar tadi. Mengingat betapa merahnya pipi dengan cap lima jari yang belum terlalu luntur. Menghela napas dan mengalihkan pandangannya, Elisa memicingkan mata. Tak sengaja ia melihat seseorang yang familier. “Itu Nicho? Lha, berarti bener dong yang katanya dia suka main di tempat kek gini. Anjim, sangat tidak di sangka gue ini bisa ket

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD