23. WHAT IF

926 Words

Seto melirik Fara yang tengah terisak-isak disampingnya. Mata dan ujung hidung wanita itu memerah. Dia dulu sering menghadapi Untari menangis karena kepahitan hidup. Penghasilannya dari bekerja serabutan tidak mencukupi kebutuhan istrinya. Puncaknya setelah Untari melahirkan Arkan, ia semakin aneh dan suka bersikap seenaknya. Usia mereka yang sama-sama muda, jauh dari orangtua, dan kesulitan ekonomi yang menerpa, membuat wanita itu jenuh dan memaksa mereka untuk berpisah. "Kenapa?" Tanya Seto. "Nggak apa-apa." Jawab Fara menunduk. Berlembar-lembar kertas tisu telah ia habiskan untuk mengelap ingus dan airmatanya yang bercucuran. "Rasa bersalah itu wajar, kok." Fara menoleh dan menatapnya bingung. "Kamu merasa bersalah kan?" Fara melengos. Seto tersenyum samar. "Tidak ada yang ha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD