"Wohoo! Finally we got a big catch!" Seru Zoey membawa berita gembira siang itu.
"Yeahh!" Semua anggota tim yang berisikan delapan orang itu bersorak bersama dan saling berpelukan. Tender jutaan dolar yang sudah diperjuangkan dua bulan lamanya dapat dimenangkan setelah melewati kerja keras dan negosiasi yang alot.
"Hey, would you please grab a dinner with me, tonight?" Tanya Zoey Helden, pria berkebangsaan Swedia yang merupakan ketua tim menghampiri Fara di kubikelnya setelah euforia singkat mereka merayakan kemenangan.
Pria ini sudah cukup lama curi-curi pandang dan mendekatinya yang selalu diacuhkan oleh Fara.
Fara menatap Zoey lekat. Ia akui, mata biru itu sering membuatnya tersesat. Belum lagi bentuk tubuh Zoey dengan bahu lebar dan lengan berotot sering membuat sisi jalangnya berontak ingin mengelus-elus tonjolan liat tersebut.
Astagfirullah, Fara!
Fara menggelengkan kepalanya berkali-kali membuat Zoey memandangnya dengan dahi berkerut.
"Setelah dinner, lalu apa?" Jawab Fara datar menghalau pesona Zoey yang mampir di kepalanya.
"Just a dinner. Why?"
"Biasanya selalu ada ajakan berikutnya setelah dinner. Kamu mau mengajakku kencan setelahnya, kan?"
"Wow, I like it! Menurutku ide yang bagus kalau kita kencan."
Fara mendengus. "In your dream!"
Zoey tertawa pelan. "Memangnya kenapa kalau kencan? Hanya kamu yang tidak pernah kencan disini."
"I'm here for money, not for a date."
"Tapi bukan berarti nggak boleh kencan, kan?"
"Kalau kamu lupa, aku janda satu anak, lho!" Sarkas Fara.
"Then what? Any big deal with that?" Zoey mengangkat bahunya tidak peduli.
"Well, aku tidak tertarik dengan hubungan yang hanya berakhir di tempat tidur, Zoey."
"Kita bisa menikah kalau itu maumu?"
"What? You don't look like someone who needs a marriage." Fara tersenyum masam.
"Ouch, kamu menilaiku terlalu dangkal."
"Sudah berapa cewek yang kamu ajak kencan disini?
"What? No, I don't..."
"Sudahlah Zoey, kamu tahu jawabanku." Potong Fara cepat. Jika diladeni terus, percakapan dengan pria itu tidak akan ada habisnya. Zoey adalah tipe negosiator ulung yang selalu punya argumen dan bantahan dan Fara tidak ingin menjebak dirinya sendiri.
Zoey menghela napas. Wanita ini sangat sulit untuk ia sentuh.
"Hey, Fara! Come with us tonight!" Seru Cassandra yang berdiri dari balik kubikelnya.
"Kemana?" Fara yang tidak banyak bersosialisasi dengan teman-teman sekantornya tiba-tiba tertarik.
Setelah kedatangan Liona hampir seminggu yang lalu membuatnya tidak enak bertemu dengan Sam. Sementara untuk membicarakan apa yang mengganggu pikirannya juga menurutnya ia masih mencari waktu yang tepat. Ia tidak ingin mengadukan tentang sikap Liona yang bisa saja dianggap Sam bukan suatu tindakan yang objektif berhubung Liona adalah pacarnya Sam. Fara masih memilih mendiamkannya hingga nanti ia berani bicara dengan kepala dingin dan mengajukan opsi-opsi yang menguntungkan bagi dirinya juga Sam. Bisa jadi ia akan menyuruh Sam pulang, walaupun ia yakin Sam akan ngotot membawanya serta.
I just need a distraction!
"Hangout."
"Hmm..." Fara terlihat ragu.
"Please, kamu tidak pernah ikut hangout dengan kami. Kita team, kan?"
Fara menganggukkan kepalanya yang disambut pekik kegirangan Cassandra yang mengajak teman-temannya yang lain ber high five ria.
Oke lah kalau untuk tim. Kapan lagi sih, bisa hangout dengan mereka?
Menjelang pulang kerja, ia mengirimi pesan pada Sam untuk tidak menjemput lalu men-silent ponselnya tak lama kemudian.
Mereka makan malam bersama di sebuah restoran cepat saji yang menyediakan burger dan kentang goreng dengan porsi besar. Fara kekenyangan dan berniat pulang yang langsung dicegah oleh teman-temannya.
Kemudian mereka sampai di sebuah diskotik yang terletak di pinggir kota. Fara menahan langkahnya dengan ragu hingga Cassie memaksanya masuk. Ia memegangi tangan Cassie dengan erat. Bunyi musik yang berdentum keras menggelegar memekakkan telinganya.
Mereka bedelapan memilih duduk di sebuah sudut yang tidak ramai yang terdiri dari sebuah meja kaca berbentuk oval dikelilingi deretan sofa nan empuk. Fara dapat melihat beberapa pasangan tengah menari di lantai dansa, beberapa orang yang kelihatan teler di salah satu meja bar dan sepasang muda mudi berciuman di depan bartender yang membuatnya melengos jengah.
Seumur-umur, Fara belum pernah memasuki tempat seperti ini. Ia tidak biasa berada di tempat yang bising. Kerlip-kerlip lampu disko membuat kepalanya pusing.
"Drink?" Tawar Zoey menuangkan segelas minuman berwarna merah yang belakangan ia ketahui bernama wine untuknya, sementara teman-temannya yang lain sudah menyebar entah kemana. Matanya menangkap Cassie yang tengah berpelukan dengan seorang laki-laki yang belum pernah Fara lihat sebelumnya.
"No, thanks." Jawabnya lalu mengeluarkan sebotol air mineral yang membuat pria itu tertawa terbahak-bahak.
"Why?" Tanya Fara heran.
"Serius? Kamu bawa air mineral ke tempat seperti ini?" Pria itu lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Tingkah konyol wanita di depannya itu lucu sekali.
"Mana aku tahu kalian akan mengajakku kemari. Aku ke toilet dulu." Fara pamit pada Zoey yang menganggukkan kepalanya.
Fara menyusuri lorong remang-remang hingga ia dapat menemukan toilet setelah bertanya pada seorang penjaga bertubuh besar yang membuat bulu kuduknya merinding.
Disana ia membereskan make up dan rambutnya yang agak kusut. Ia memoleskan lipstik tipis pada bibirnya yang terlihat agak pucat.
"Kamu mau coba wine?"
"Aku tidak minum alkohol."
"Are you kidding? Kamu nggak pernah minum sebelumnya?"
Fara menggeleng melihat Zoey menyesap minumannya.
"Ayolah, satu gelas kecil tidak akan membuatmu mabuk."
Kemudian Cassandra dan teman-temannya yang telah berkumpul kembali menyorakinya dengan heboh untuk meminum satu gelas kecil wine yang telah disiapkan oleh Zoey.
Oke, satu gelas tidak akan membuatku mabuk, kan?
Fara pasrah dan mengangkat gelas tersebut ke mulutnya dan meminumnya dalam satu kali teguk yang disambut tepuk tangan meriah oleh mereka. Dahinya mengerinyit menahan rasa tajam yang menusuk kerongkongannya.
Sepuluh menit kemudian kepalanya mulai berputar dan matanya berkunang-kunang. Fara terkulai tidak sadarkan diri.
Zoey tersenyum licik lalu menyesap minumannya sampai tandas dan memanggil pelayan untuk membayar tagihannya.