PAB15

1757 Words
Kaysha tidak tau, kalau Yhang sedari tadi seperti itu untuk memastikan dirinya dengan Jamie ada hubungan atau tidak. Namun pria itu selalu menatapnya dan membuat Yhang menjadi semakin yakin kalau diam nya itu ada hubungannya dengan Jamie. “Apa kini kamu tidak marah lagi padaku?” Kaysha tersenyum lebar menunjukan deretan gigi putih yang berjajar rapih tersebut. “Masih kesel sih,” jawab Kaysha kembali memeluk Woo di mana kini mereka berada di ruangan keluarga. Berkumpul bersama lagi setelah mereka selesai makan malam. Semua orang duduk di ruangan keluarga mendengarkan para asistenya yang tengah bercerita mengenai pekerjaan. Suasana seperti inilah yang selalu Woo rindukan. Kebersamaan yang sekarang ini membuat hati Woo yang tadinya menerka-nerka akan perang dunia dengan adik tercintanya itu. Nyatanya tidak. Kaysha malah menghampirinya dan duduk bersamanya dengan pelukan hangat seperti pelukan seorang kaka pada adiknya. “Apa kini kamu menerima cintanya pria cantik itu?” Kaysha tertawa pelan. “Kenapa bisa mendeskripsikan kalau aku menerima cintanya dia?” “Sepertinya sikap Yhang padamu tadi itu menunjukan kalau kamu dan dia seperti menjalani hubungan.” “Seperti itukah?” tanya Kaysha seraya menengadahkan kepalanya ke atas menatap Woo. Woo mengangguk pelan. “Apa kamu sebenarnya ada hati dengan pria di depan kita itu yang sedari tadi tak henti menatap kita?” ucap Woo pelan. Seraya dunia ini milik merek dan orang-orang kini yang berkumpul di ruangan keluarga tengah mendengarkan cerita yang Jc sampaikan. “Apa kamu ada sesuatu dengan pria itu?” Kaysha memilih untuk tidak menjawab. Ia mengalihkan pandanganya ke depan di mana Jamie menatap dirinya dengan raut wajah yang nampak marah. “Sepertinya dia suka padamu?” “Aku tidak suka dengan sahabatmu itu!” jawab Kaysha. “Jangan begitu nanti keburu Jamie di rebut oleh sahabatmu itu. Apa kau tidak melihat bagaimana sahabatmu itu terlihat mencuri-curi pandang dan juga sedari tadi mengajak Jamie bicara? Apa kau tidak cemburu?” “Untuk apa aku cemburu. Aku dan dia tidak ada hubungan apapun. Aku dan dia hanya patner kerja. Tidak ada yang lain,” tegas Kaysha. Kaysha dan Woo yang duduk berdua pun hanya menjadi pendengarn obrolan mereka. Wajah Woo tak henti mengulum senyuma bahagia karena sudah cukup lama ini tak pernah berkumpul seperti sekarang ini. Kesibukan mereka masing-masing membuatnya berjauhan. Dan malam ini begitu berbeda. Apa lagi pelukan hangat ini yang sudah lama menghilang sejak depalan tahun yang lalu pun pada akhirnya kini Woo mendapatkan lagi dari adik kesayangannya. Semenjak kecil Woo tidak ingin mengenal lagi dengan saudaranya di mana saudaranya banyak memanfaatkan dirinya. Woo memilih sendiri dan pada akhirnya ia menemukan seorang wanita yang bagi Woo wanita ini adalah hidupnya. Bocah kecil yang cantik, tengil, cerdas, pemberani dan juga pandai bela diri ini kini sudah tubuh menjadi wanita dewasa. Entah Woo yang kini sudah cukup tua di mana usai mereka berbeda tujuh tahun. Saat selesai makan malam hingga kini Kaysha terus menempel pada Woo dan memeluknya erat. Woo pun membalas pelukannya dengan erat pula. Ini adalah moment langka yang jarang Woo dapatkan dari adik kesayangannya itu. Sesekali Woo membelai lembut rambut panjang Kaysha dan memberikan kecupan di kening. Dulu Woo pernah sedekat ini dengan Kaysha. Namun rasa cemas dan juga khawatir yang berlebihan membuat Kaysha berubah menjadi jauh darinya dan kerap kali wanita itu membangkang. Kaysha kembali bertingkah liar, dan membuat Woo kembali memaksa dengan apa yang Kaysha lakukan itu tidak pantas di lakukan untuk anak perempuan seperti dirinya. Balap liar yang menjadi kebiasan Kaysha mencari uang pun hingga tak pernah tanggung-tanggung apa yang wanita itu punya selalu ia rusak hingga mobil mewah dan motor kesayanganya yang sudah Woo hancurkan ketika dulu Woo karena ia takut kehilangan wanita itu. Tidak peduli dia akan marah dan membencinya seumur hidup. Tapi ketahuilah yang ia lakukan ini untuk keselamatannya. “Sebenarnya kalian ada masalah apa sih sampai kamu itu benci sekali padanya dan juga menjauhinya? Kalau dia patner kerjamu kenapa nggak saling bertegur sapa?” “Tidak ada!” “Kamu nggak mau menceritakan padaku?” “Malas, lagian juga tidak penting,” jawab Kaysha dengan helaan napas. Ok. Woo tidak akan memaksa adiknya itu tidak akan menceritakan. Woo kembali mengecup tepi rambut Kaysha. Ia tidak peduli dengan pria yang mentapnya dengan tatapan marah itu. Ketahuilah rasa sayang Woo pada Kaysha melebihi seorang kekasih. Sungguh Woo sangat mencinta wanita yang kini memeluknya. Dia penyemangat hidup Woo di mana semua orang membencinya. Dia wanita hidup Woo yang memberikan kasih sayang di mana sejak kecil Woo tidak pernah mendapatkan kasih sayang. Dia wanita hidup Woo yang sudah membuat keluarga Woo yang dingin dan tidak akur pun kni menjadi hangat. “Kenapa kamu membawa dia? Bukannya kamu sudah berjanji?” Woo menarik napas sejenak. “Maafkan aku, De. Terpaksa. Aku kasihan melihat dia seperti orang gila tidak mendapatkanmu di mana-mana. "Semua pegawainya ia marahi habis-habisan saat melakukan sedikit saja masalah yang ahh tidak merugikan perusahan,” tutur Woo. “Jadi kamu mengajaknya ke sini?” Woo mengangguk. “Kenapa kamu jadi so sweet seperti ini padaku hmm? Bukannya kamu membenciku?” Kaysha melepaskan pelukannya. “Aku minta maaf. Aku salah, aku egois padamu. Aku tidak berpikir sejauh itu kamu melindungiku Woo,” ucap Kaysha tulus. Woo tersenyum lebar, ia pun menarik lengan Kaysha dan membawanya ke dalam pelukan. “Sssstt… sudahlah kita lupakan ya. Ini salah paham,” jawab Woo. Woo menatap ke depan dengan senyuman senang. ‘Terima kasih Ray dan terima kasih Yhang kalian berdua sudah mengembalikan adiku seperti dulu lagi,’ gumam Woo dalam hati. *** Merasa diabaikan oleh pengusaha kaya itu, pada akhrinya Jc pamit undur diri dan tidak bisa lama-lama bergabung dengan mereka. Jc mengatakan ia sudah ada janji semalam ini akan bertemu dengan kekasihnya yang bernama Brian di sebuah club ternama di Los Angeles ini. Yhang pun hanya tersenyum miring karena ia mengenal bagaimana kedua wanita di depannya ini. Jika ada waktu senggang seperti ini, Jc sering menghabiskan dengan pergi shoping ke salon dan ke club malam dan juga balapan liar bersama dengan Kaysha dan jauh berbeda dengan Kaysha yang lebih suka diam di library dari pada pergi keluar untuk menghabisakan uang. Meski suka balapan liar di luaran sana, namun itu hanya semata-mata melepas jenuh dan Kaysha lebih senang tidur seharian dari pada pergi hingga lupa makan. Jamie dan Woo pun tidak lama pergi ke kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri sementara Kaysha berjalan ke luar menghampiri Pak Song, Pak Choi dan juga Kai yang masih mengobrol di balkon. “Kenapa Nona Yank tidak ikut pergi dengan Nona Jc?” “Ikut kemana?” “Bukannya tadi Nona Jc bilang ada janji dengan pria?” sahut Kai. “Ahh aku tidak mendengarkan dia mau pergi kemana?” “Sepertinya Nona Jc bete kali karena sedari tadi tidak mendapatkan tanggapan dari Mr Grey,” timpal Kai sedari tadi memperhatikan tingkah satu nona nya yang jauh berbeda. “Apa sedari tadi kamu memperhatikan Nona Jc yang terlihat tengah mendekati Mr Grey?” tanya Pak Choi yang dianggukan Kai asisten pribadi Yhang yang masih muda. “Tidak mungkin Mr Grey jatuh hati pada Nona Jc sekali pun Nona Jc cantik, seksi dan sangat menarik. Tapi Mr Grey sudah menjatuhkan hatinya pada Nona Yank,” ujar Pak Choi yang langsung mendapatkan pelototan dari Kaysha. Bila berbicara dengan para asistenya seperti ini, mereka sudah seperti teman dan suka ceplas-ceplos bila berbicara. Namun bila sudah berada di tempat kerja dan di jam kerja mereka kembali professional. Bila berkumpul seperti ini pun mereka lebih akrabnya memanggil Kaysha dengan panggilan Nona Yank. Tak lama Yhang menyusul dan ikut mengobrol dengan kelima orang yang nampak asik mengobrol hingga terdengar suara tertawa paling keras Kai. “Sahabatmu itu pasti pergi ke club malam lagi bersama dengan pacarnya?” Yhang berdiri di samping Kaysha dan membicarakan prihal Jc. “Tuan Yhank bukannya sudah tak asing lagi dengan kelakuan Nona Jc? Bukannya anda sendiri pernah memergokinya?” sahut Pak Choi. Kai pun ikut mengangguk. “Kalau diibaratkan, Nona Jc itu mirip sekali dengan kebiasaan Tuan Woo yang gemar one night stand. Dan Nona Yank sama seperti Tuan Yhang, di mana keduanya sama-sama betah di rumah. "Yang satunya hoby masak dan satunya lagi hoby tidur,” sahut Pak Choi dengan cengiran. Kaysha sama sekali tidak tersinggung, dirinya memang lebih suka tidur dari pada harus berpergi-pergian. Tapi yang di katakana oleh Pak Choi itu memang kenyataan, kalau Yhang Yhank couple memang betah di rumah ketimbang berada di luaran. Pak Song merasa keberatan dengan pernyataan Choi. “Tolong di larat Choi. Tuan saya sudah sangat lama ini tidak pernah melakukan hal seperti itu lagi. "Tuan saya sudah lama tidak pernah bersama dengan wanita jallang lagi,” bela Pak Song tidak terima karena dirinya tau saat ini tuan muda nya itu sudah tidak seperti dulu lagi. Woo kali ini sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Yhang mengangguk setuju, karena ia pun tau kalau sahabatnya itu kini bisa jauh dari hal yang seperti itu. “Ya kamu benar Pak Song. Saya juga mengetahui hal itu,” jawab Yhang sembari meneguk beernya. “Sejak kapan Yhang, Woo sudah tidak gemar dengan wanita jallang lagi?” tanya Kaysha heran karena ia tidak pernah tau dengan kehidupan Woo. “Tepatnya saat kamu pernah memergokinya tenga bercinta dengan sekretarisnya di kantor,” jawab Yhang membuat ketiga asistennya tertawa sarkas. Kejadian itu sudah cukup lama. Lalu kenapa Kaysha tidak mengetahui akan hal itu? Ternyata kini Woo sudah banyak berubah banyak dari apa yang ia kira. “Kamu jahat ini kenapa nggak pernah cerita padaku.” Kaysha merebut kaleng beer milik Yhang. “Salahnya sendiri kamu itu sibuk dengan pacarmu itu,” balas Yhang. "Oh ya. Ngomong-ngomong kenapa Nona Jc tidak punya sekretaris?” tanya Kai penasaran. "Sekretarisnya tidak betah bekerja dengan Nona Jc, sudah banyak sekretaris yang Nona Jc pecat,” jawab Pak Choi. "Kenapa tak kau saja jadi sekretarsi dan asistenya Nona Jc saja?" tanya Yhang. "Jika begitu saya lebih baik menjadi asistenya Tuan Woo saja, Saya tidak tahan dengan ocehanya Non Jc, Tuan?" ucap Pak Choi. "Ooohh jadi Pak Choi pun tak betah menjadi sekretarisku juga?" ujar Kaysha menatap tajam pada Pak Choi yang mengatakan hal seperti itu. Pak Choi telupa bila sedari tadi ia mengobrol dengan bosnya yang tak lain Kaysha. Ia menundukan wajahnya melihat wajah bosnya yang terlihat murka padanya. "Bukan gituh nona. Jika saya harus milik memang inginya kembali pada Tuan Woo atau Nona Yank, lah begitu maksud saya." Semua orang pun mempertawakan Pak Choi yang tak sengaja keceplosan berbicara seperti itu. “Jadi aku ini sama dengan Jc iya? Dan kamu nggak betah?” seru Kaysha. “Eng—enggak nona. Saya betah kok, ampun nona. Saya salah bicara."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD