PAB5

2065 Words
“Jam…” “Ya…” “Apa kedua orang tuamu tinggal di sini juga?” tanya Keysha duduk di sofa panjang setelah masuk ke apartemen milik Jamie. “Tidak! Mereka tinggal di mansionnya, kemarilah kita makan bersama,” ajak Jamie yang dianggukan oleh Keysha berjalan menghampiri Jamie. “Dia juru masakmu?” “Bukan. Aku sengaja memanggil chef untuk makan malam kita,” jawab Jamie seraya menuangkan wine pada gelas cristal di mana itu gelas Keysha. “Hmmm… maaf. Bolehkah aku minta oranges jus saja atau air putih biasa?” Jamie menyipitkan kedua matanya. ‘Ahhh wanita ini benar-benar sangat ketakutan rupanya,’ batin Jamie. “Hai, aku tidak akan macam-macam dengan mu. Aku sudah bilang padamu bukan?!” Keysha membuang nafas pelan. “Aku tau itu. Tapi bolehkan aku meminta apa yang tadi aku minta padamu?” ulang Keysha yang dianggukan Jamie—mengalah Ia malas berdebat dengan Keysha yang pada akhrianya wanita itu mengancamnya akan pulang seperti tadi. Keduanya berbincang hangat menikmati makan malam dengan menatap keindahan malam di Seattle di jendal besar Jamie dengan cerita cerita kecil yang membuat keduanya saling akrab. “Haahh… sudah pukul satu malam. Astaga kenapa aku sampai keenakan ngobrol denganmu jadi lupa waktu!” Keysha lekas berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya untuk pulang. “Woo pasti akan mencariku!” sambung Keysha lagi. “Tidak akan. Dia tidak akan mencarimu karena Woo tadi malam berangkat ke New York. "Sudah malam juga bukan sebaiknya kamu menginap di rumahku saja. Besok pagi biar aku mengantarkanmu ke kantor,” ujar Jamie pada Keysha. “Tidak. Mana bisa begitu Jam. Aku nggak mau menginap di rumah mu ini. "Aku takut. Ya sudah kalau begitu, biar aku pulang sendiri saja, bye…” “Apa kau tidak tahu tingkat kejahatan di sini pada malam hari, hmm? "Sudahlah lagian juga aku tidak mungkin berbuat yang tidak-tidak padamu. Sudahlah tidur di sini saja lagian juga apartemen Woo itu jauh dari sini,” ujar Jamie kembali. Keysha menghembuskan napas pelan nan pasrah. Ia pun sudah mengantuk dengan tubuh yang sangat lelah. Keysha pada akhirnya mengangguk setuju, Jamie yang berdiri tidak jauh darinya pun menunjukan kamar untuk Keysha menginap. “Ini kamarmu dan di sana ada baju untukmu ganti,” tunjuk Jamie pada walk in closet. Keysha berjalan menghampiri walk in closet. Ia pun terbelalak seketika di mana di dalam sana ada beberapa pakaian wanita berjajar rapih di mana di sampingnya pun terdapat pakaian formal dan sudah di pastikan kalau itu adalah milik Jamie.. “Apa kamar ini menyambung dengan kamarmu?” Jamie mengangguk membenarkan. “Apa itu pakaian kekasihmu Jam?” tanya Keysha. Kedua netranya kembali melihat beberapa pakaian yang sudah tertata rapih dari pakian tidur, pakaian bekerja hingga gaun mahal pun terdapat di sana lengkap dengan aksesorisnya. “Bukan! Aku tidak punya kekasih. Aku sudah menyiapkan semua ini setelah aku mengajakmu makan malam dan semua barang-barang ini aku beli tadi siang hanya untukmu,” jawab Jamie membuat Keysha lagi lagi terkejut. “Apa kau sudah merencanakan semua ini agar aku bisa menginap di rumahmu?” “Tidak juga. Hanya berjaga-jaga saja,” jawab Jamie santai. Keysha penasaran dengann laci yang di bawah pakaian piyamanya. Ia pun membukanya setelah meminta izin pada Jamie mempersilahkan. “Astagaaa… celana dalam? Bra? Ya Tuhan ini memang ukuranku. Apa kamu psikopat mengetahui ukuran dalaman dan juga braku hmm?” Jamie terkekeh melihat wanita di depannya itu terlihat marah. “Tidak. Aku hanya mengira-ngira saja. Syukurlah kalau itu sesuai dengan ukuranmu. "Kalau begitu aku keluar yah, aku mau istirahat tidur ngantuk!” ujar Jamie seraya membalikan tubuhnya. “Jam…” panggil Keysha seraya menghentikan pria itu. “Ya sayang… apa kamu mau bobo denganku di kamar sebelah hmm?” goda Jamie. Keysha membulatkan kedua matanya menatap Jamie penuh kesal. Bisa-bisanya pria itu selalu menggodanya. Keysha sama sekali nggak tertarik. Awalnya Jamie hanya ingin memastikan wanitanya itu sudah tidur atau belum. Namun saat ia menghampiri Keysha yang tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Jamie yang duduk di tepi tempat tidur tersebut ikut merebahkan tubuhnya yang lelah di samping Keysha dengan memeluk Keysha dengan erat. “Apa kamu sungguh tidak mengenalku Keys?” gumam Jamie seraya berbisik di telinga Keysha. “Apa kau lupa dengan semua kenangan kita?” sambung Jamie sembari mengecup rambut wangi Keysha bersamaan ia memejamkan kedua matanya. *** Hari berganti hari hingga keduanya tak terasa kini mulai akrab, ya meski keakraban mereka masih sering bersitegang karena sifat pemaksa Jamie yang membuat Keysha pun jengah menghadapi Jamie hingga harus selalu mengalah karena ancaman pria itu. Jamie si Ceo tampan Jam Enterprises setia menjemput dan mengantar Keysha pergi ke kantor dan juga pulang ke rumah. Pria itu sudah seperti pengawal pribadi Keysha sendiri, bahkan Pak Choi yang mengetahui akan hal itu kerap kali mempertawakan sikap Keysha yang sering uring-uringan karena sikap sahabat Woo itu pemaksa hingga selalu membatasi ruang geraknya. Jamie si Ceo tampan yang di segani banyak orang. Tetapi saat berada di depan Keysha, pria itu berubah menjadi pria m***m yang sering sekali menggoda Keysha. Bahkan sikap tidak sopanya itu sudah berani nyosor bibir merah muda Keysha tanpa permisi, itu yang kerap kali Keysha geram dan kesal pada Jamie. “Apa nona tidak lelah setelah makan malam bersama dengan Ceo tampan itu kini kembali bekerja sampai larut malam seperti ini?” tanya Pak Choi yang duduk di ruangan keluarga bersama dengan Keysha ikut membantu pekerjaan bosnya itu sampai selesai. “Kalau nggak di cicil dari sekarang mau kapan lagi Pak Choi? Sedangkan Jc dan juga Yhang di sana sudah menunggu kita. "Mereka sampai sekarang belum mendapatkan titik temu dari masalah yang sedang mereka hadapi dan mereka takut Woo mengetahui hal ini dan akan malah menjadi masalah besar!” ungkap Keysha yang sudah tahu akan sikap Woo. “Baiklah nona, saya akan membantu anda.” Keysha mengulum senyum. “Terima kasih Pak Choi.” *** Runtinitas setiap pagi Keysha selalu diantar jemput oleh pengawal tampan yang sudah setia menunggunya di bawah. Siapa lagi kalau Ceo gila nan m***m itu kalau bukan Jamie yang selalu menjemput Keysha. “Pagi sayang…” sapa Jamie setelah Keysha menghempaskan pantatnya di kursi empuk mobil mewah Jamie. “Hmm…” jawab Keysha dengan deheman, malas untuk berdebat dengan Jamie sepagi ini. “Astagaa pagi pagi sudah jutek banget sih, hmm?” “Bagaimana nggak jutek kalau kamu itu nggak ada kerjaan terus menjemputku sudah seperti supir pribadi saja!” keluh Keysha. “Aku sekarang berganti profesi jadi supir sekaligus pengawal setia kemana kamu pergi. Ya sudah jangan ceberut gitu, cantiknya ilang.” Keysha menghembuskan napas jengah, tidak terasa ia sudah berada di depan kantornya. Jamie membuka pintu samping bersamaan Keysha yang turun dari dalam mobil. “Oh ya makan siang nanti aku jemput!” “Ya…” jawab Keysha santai dan masuk ke dalam kantornya. Seperti biasa Keysha yang tidak ingin membuang waktu pun, lekas melanjutkan kembali pekerjaanya. Ia ingin cepat pergi ke LA menyusul teman-temannya dan membantu kedua temannya di sana. Keysha melirik jam yang terdapat di layar leptopnya yang sudah menujukan pukul dua belas kurang. Ia terlihat lelah tak henti terus menatap layar laptopnya dan mengabaikan berapa pesan masuk yang Keysha rasa tidak penting. ‘Sudah kopi hitam, masih saja tetap ngantuk. Ahh rasanya mataku sudah tidak kuat sebaiknya aku istirahatkan saja dulu dari pada harus di paksa seperti ini tidak akan selesai!’ batin Keysha seraya bangkit dari duduknya dan menghampiri sofa panjangnya. “Nona ini—“ “Simpan meja dulu saja Pak Choi. Saya ngantuk sekali, saya mau tidur nanti tolong bangunkan saya pukul satu yah,” pinta Keysha duduk di sofa panjang tersebut. “Apa nona tidak akan makan siang bersama dengan Tuan Jamie?” Keysha melambaikan tangannya seraya mengisyaratkan kata ‘Tidak’ ia sudah tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan Pak Choi dan lebih memilih lekas merebahkan tubuhnya di sofa panjang dan tidak lama Keysha langsung terlelah. Tidak lama Jamie tiba di kantor Keysha, ia menunggu di bawah seperti biasa dan mengirim pesan pada Keysha untuk lekas turun ke bawah. Namun beberapa pesan singkat tak kunjung di balas oleh Keysha hingga Jamie menelepone pun tetap sama, Keysha tidak menjawabnya. Ternyata wanita yang sejak tadi di tunggunnya itu tetidur di sofa panjang dengan posisi memeluk kedua kakinya. Jamie duduk di single sofa sembari melihat wajah lelah Keysha. “Tuan ini sudah pukul satu siang, sebaiknya tuan bangunkan saja Nona Keysha. "Dia tidak akan marah karena tadi meminta saya untuk membangunkannya,” ucap Pak Choi berdiri di samping Jamie. “Tidak sudah Pak Choi, biar dia bangun sendiri. Saya tidak tega untuk membangunkannya. "Saya baru lihat Keysha meminum kopi, bukannya selama ini dia selalu minum s**u kemasan besar itu yah?” tanya Jamie. “Nona memang tidak begitu suka kopi karena dia susah tidur bila meminum kopi. "Tetapi ini sudah dua gelas pagi dan siang tadi nona meminumnya, tetapi malah kini dia tertidur pulas,” jawab Pak Choi. Tidak lama Keysha menggeliatkan tubuhnya bersamaan dengan kedua matanya yang terbuka. Ia merenggangkan kedua kakinya yang terasa sakit karena sejak tadi di tekuk terlalu lama. Namun saat ia menggeliatkan tubuhnya ia melihat mantel tebal yang menyimutinya. Diliriknya ke samping kiri di mana ia menemukan banyak makanan yang di meja sofanya bersamaan di depannya terlihat jelas sepasang kaki seseorang. “Kamu sudah bangun rupanya. Duduklah makanlah pasti kamu lapar.” Jamie mengambilkan sendok untuk Keysha memakan makanan yang sudah ia pesan dari restoran untuk Keysha yang kini sudah duduk saling berhadapan. “Aku nggak begitu laper,” jawab Keysha seraya menilap mantel milik Jamie. “Sedikitlah. Pak Choi bilang kamu pagi nggak sarapan cuman minum kopi dan kopi lagi. "Dia juga bilang semalam kamu bergadang sampai nggak tidur. Kenapa? Apa pekerjaan ini terlalu berat hingga kamu nggak bisa istirahat?” “Hmmm bukan begitu, karena sejak dulu saja pekerjaanku memang sudah banyak. "Belum lagi kamu yang sering mengajakku ke sana kemari sesuka hatimu itu jadi banyak tak nggak selesai.” Lagi lagi Jamie memaksa untuk makan. Keysha pun mengambil sendok tersebut dan masukan makanan di depannya dan mengunyahnya dengan pelan. “Ya sudah kalau begitu habiskan. Nanti pulang aku jemput kamu dan aku nggak akan mengajakmu makan malam agar kamu bisa beristirahat di rumah,” ucap Jamie yang dianggukan oleh Keysha. Hati Keysha di dalam sana seolah berteriak kencang. *** Hari ini hari sabtu, Keysha libur bekerja. Rencananya hari ini ia mau pergi ke Edmound untuk bertemu dengan ibunya Jay Liem sang mantan tuanngan. Perjalanan yang cukup jauh Keysha tempuh itu tidak sia-sia karena Oma sudah menunggunya tepat di depan rumahnya setelah Keysha sampai di depan kediama rumah ibunya Jay Liem. “Sayangnya oma…” sapanya. Itulah ibu Jay Liem yang sudah begitu sayang pada Keysha hingga wajah wanita tua itu sedih saat mendengarkan Keysha dan Jay Liem tidak jadi menikah malah memutuskan untuk berpisah. “Oma…” sapa Keysha seraya memeluk oma nya seperti ibu kandungnya sendiri. Keysha sudah tidak punya ibu dan menganggap ibu Jay yang begitu baik dan perhatianya membuat Keysha begitu sayang dan dekat seperti ini. “Oma rindu kamu sayang…” “Yank juga rindu banget sama oma.” Keysha memeluk erat wanita paruh baya yang saat ini berusia lima puluh satu tahun itu dengan penuh sayang. Rasanya air mata Keysha tidak biasa ia bendung lagi, tetapi Keysha tidak ingin menangis di depan ibunya, Jay. Ya, walau Keysha tidak bisa menjadi menantu di keluarga Liem. Tetapi Oma nya itu akan selalu menyayangi Keysha seperti anaknya sendiri. Sebenarnya oma pun ingin sekali menanyakan kenapa mereka bisa memutuskan pertunanganya di mana hari pernikahan mereka sudah di tentukan. Seharusnya keduanya merencenakan konsep pernikahannya, bukan malah bubar jalan seperti ini. Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihanya. Keysha pun mengajak oma untuk pergi keluar, seperti rutinitas mereka bila bertemu. Keysha biasanya memanjakan oma untkuk pergi ke salon, shoping bersama hingga menonton film di bioskop yang selalu keduanya lakukan selama tujuh tahun itu. Keysha di seberang sana quality time dengan ibu nya Jay sementara Jamie di ujung sana geram karena saat ia menjemput Keysha untuk mengajaknya jalan-jalan. Wanita itu sudah tidak ada di Apartemen Woo dengan Peter pun lekas melacak keberadaan Keysha berada. “Jadi Keysha berada di Edmound? Rumah siapa?” tanya Jamie pada Peter. “Rumah keluarga Jay Liem mantan tunangan Nona Keysha,” jawab Peter. Jamie langsung mengepalkan kedua tangannya erat. “Nona Keysha sudah cukup lama sekali dekat dengan keluarg Jay Liem hingga ibu Jay Liem terlihat sayang pada Keysha,” sambung Peter lagi. “Siapkan private jat kita, sekarang juga kita ke Edmound.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD