Clasic Club, Edmound.
Keysha pergi bersama keempat teman dekat Jay Liem ke club Malam.
Keysha yang akrab dengan keempat temannya Jay Liem itu pun sedikit mengobrol dengan memesan beer dan minuman alcohol tinggi lainnya.
“Tumben kamu minum vodka hmm?”
“Sedang ingin saja,” jawab Keysha sembari menyesap vodka yang berada di gelasnya.
“Sudah jangan kebanyakan seperti ini. Aku nggak mau nanti oma marah-marah sama aku,” sambung Samantha.
“Astaga segelas juga ini masih awet samt,” keluh Keysha.
Entah setan apa yang lewat, hingga Keysha yang di kutuk tidak bisa minuman keras itu pun kini dengan berani Keysha menegaknya.
Keempat temannya Jay itu sudah tahu kalau Keysha nggak bisa minum-minuman keras seperti itu karena pastinya wanita itu pasti akan bersalah dengan perutanya dan akan membuat wanita itu terbaring di rumah sakit bila tidak bisa menahan rasa sakit yang terus menyiksa perutanya.
“Oh ya, aku pergi dulu ke toilet yah sebentar,” kata Keysha.”
“Ya sudah aku temeni kamu ke toilet, kamu sudah mabuk seperti itu Keys,” bujuk Juni.
“Tidak usahlah. Aku baik-baik saja, aku masih sadar sesadarnya.
"Tenang saja,” tolak Keysha bersaman dengan Keysha yang langsung pergi sendiri ke arah toilet.
“Astagaaa ini toilet atau apa? Kenapa anteriannya panjang sekali?” gumam Keysha di dalam hati mengeluh.
Drt…
‘20 New Message’
Keysha men-scroll ke bawah di mana hanya satu nama yang ia buka pesan dari seseorang.
Nama ‘Jamie’ yang tertera di layar tersebut membuat Keysha tersenyum mengejek pada dirinya sendiri saat mengingat sudah sepuluh hari ini pria itu selalu membuat diirnya kesal dan seperti tahanan yang harus mengikuti setiap langkah kaki pria tersebut.
Drt…
Jamie calling…
“Ya hallo boss gila. Apa hari ini kamu juga masih mencariku dan akan membuatku kesal lagi hmm?” tanya Keysha telihat wajahnya mulai memerah dan mabuk.
Jamie yang terfokus di layar laptopnya itu pun tertekekeh mendengarkan perkataan Keysha yang bisa bicara sopan kini—
“Aku sangat membencimu Jamie. Kau pria yang selalu menganturku, memintaku untuk ke sana kemari tanpa aku sukai.
"Kau pemaksa dan kau pria msum yang selalu menciumku tanpa seizing ku,” sambung Keysha kembali.
“Kamu kenapa Keys hmm? Kamu sedang di mana? Kenapa rame sekali.
"Apa kamu sedang di club semalam ini hmm? Apa kamu mabuk?” cecar Jamie seraya berdiri dari duduknya.
“Astagaa kenapa terdengarnya kamu seperti ayahku saja hmm? Kenapa kamu cerewet seperti itu?” keluh Keysha lagi.
“Sudahlah aku mau apa-apa pun bukan urusanmu Jamie Grey! Aku membencimu!”
“Kamu ini sedang di mana Keysha?” tanya Jamie mulai cemas.
“Toilet wanita.”
Jamie mengeryit kening dalam. “Toilet wanita, sedang apa hmm?”
“Ya aku sedang mengantri untuk masuk ke toilet. Lalu mau apa lagi aku ke toilet.
"Apa aku harus menjelaskan aku ke toilet mau apa? haaaish dasar pria gila!”
“Kamu di club malam mana Keysha?” tanya Jamie lagi membuat Keysha kesal di seberang sana.
Tuttt… tutt… tutt…
Panggilan telephone pun begitu saja Keysha akhiri karena Jamie lebih cerewet dari pada Woo.
‘Cih. Kenapa juga kamu harus tahu aku di mana? memangnya kamu itu siapa yang terung mengikuti kemana aku pergi!”
“Hufffthhh…”
Keysha membuang napas dalam kembali merasakan tertekan selama sepuluh hari ini tinggal di Seattle.
Jamie di seberang sana jelas panik. Ia pun lekas menghubungi Peter dan meminta Peter mencari keberadaan Keysha yang kemungkin besar wanita itu sedang berada di dalam club malam.
Tidak butuh lama Jamie pun kini mengetahui posisi Keysha hingga ia langsung pergi untuk menjemput Keysha untuk bersamanya.
Jamie melangkahkan masuk ke dalam club malam tersebut dan mencari keberadaan Keysha yang terakhir kali berada di toilet.
Namun apa yang Jamie lihat di depan matanya?
Ia pun geram karena wanitanya itu terlihat sedang di ganggu oleh dua orang p****************g.
Jamie mencengkeram tangan si pria yang memegang tubuh Keysha.
Juni yang melihat Keysha di ganggu oleh dua orang pun ia lekas menghampirinya.
“Lepaskan tanganmu dari wanitaku! Atau aku—“
“Cih! kau ini siapa hmm?” seru si pria.
“Aku kekasihnya. Jadi lepaskan tanganmu atau aku akan mematahkan tanganmu!”
Keysha langsung mendorong tubuh pria satunya yang mencoba memeluknya.
“Peter tolong kamu urus mereka,” pinta Jamie yang dianggukan oleh Peter.
Jamie menghembuskan napas pelan menatap wanitanya yang mabuk seperti ini.
“Kamu datang juga ke sini?” kata Keysha dengan sasah payah berdiri dengan tegak meski banyangnya di depannya terasa terus beputar.
“Kamu banyak minum seperti Keys.” Jamie memegang tubuh Keysha.
“Kamu nggak papah kan Keys? Kamu mabuk seperti ini karena tadi kamu banyak minum,” gumam Juni sembari melirik ke arah pria yang memegang tubuh Keysha.
“Aku nggak apa kok Jun Kata siapa aku mabuk,” jawab Keysha seraya tersenyum lebar.
“Maaf anda siapa?” tanya Juni bertanya pada pria jelas sama sekali tidak dikenalnya.
“Aku Jamie pacarnya Keysha,” tegas Jamie.
Keysha langsung melirik dengan wajah yang mengeryit dalam.
“Sejak kapan kita berpacaran hmm?” Jamie tersenyum menatap wajah Keysha yang terlihat merah karena mabuk.
“Ya sudah kalau begitu aku kita pulang,” ajak Jamie seraya merangkul bahu Keysha agar keluar dari club sialan ini.
“Pulang ke mana? Dia harus pulang ke rumah oma,” ujar Juni menarik lengan Keysha.
“Maaf dude. Dia pacarku dan aku harus membawa dia bersamaku dan besok pagi aku akan mengantarkan dia ke rumah oma!” tegas Jamie tidak ingin di bantah oleh pria di depanya itu.
Juni begitu saja membiarkan Keysha di bawa oleh seseorang yang sama sekali ia nggak mengenalnya.
“Kenapa lagi hmm?”
“Aku nggak kuat Jam—“
“Nggak kuat apa?”
Uwek…
Keysha memuntahkan isi perutnya bersamaan dengan Jamie yang mengusap punggung Keysha.
“Apa kamu minum banyak hingga muntah seperti ini?”
“Ya…”
“Kenapa?”
“Karena aku sangat membencimu Jamie Grey!” jawab Keysha.
Brug!
Tubuh Keysha jatuh bersamaan Jamie menopang tubuh Keysha yang tidak sadarkan diri gara-gara minuman keras.
Bukannya marah atau kesal melihat wanitanya ini ambuk karena membencinya, tetapi Jamie malah tersenyum kecil melihat betapa lucu nya tingkah Keysha yang menggemaskan.
Jamie pun menggendong Keysha ala bridal untuk keluar dari club malam dan meninggalkan club malam tersebut di mana Jamie kembali ke hotel bersama dengan seorang wanita yang mengatakan kalau dia sahabat baik Keysha.
Setelah ketiganya tiba di sebuah hotel. Jamie yang menggendong Keysha dan di sampingnya wanita bernama Samantha pun masuk ke dalam kamar tersebut.
Keysha muntah kembali hingga kedua pakaian mereka bau terkena muntahan Keysha.
“Biar aku yang menggantikannya,” pinta Samantha pada Jamie yang memberikan sebuah kaos putih polos dengan ukuran besar.
“Aku tidak percaya dengan perkataan anda yang mengatakan kalau anda adalah pacar Keysha,” sambung Samantha yang sedari tadi di dalam mobil terus mengintrogasi Jamie.
Jamie menghembuskan napas pelan.
“Terserah nona tidak percaya pada saya, karena itu tidak penting juga untuk saya.
“Saya mengenal betul siapa Keysha. Dia tidak semudah itu jatuh cinta pada pria lain.
"Saat bersama dengan Jay pun, temanku itu pun butuh satu tahu berjuang mendapatkan hatinya.
"Lalu ini?”tanya Samantha heran karena dalam waktu enam bulan ini Keysha membuka hati dan jatuh cinta pada pria tampan di depanya itu rasanya impossible.
Jamie menghempaskan tubuhnya di sofa panjang.
‘Sesusah itu kan meluluhkan hati Black Rose?’ batin Jamie.
“Tapi aku percaya kalau kamu orang baik dan tidak akan berbuat hal yang aneh-aneh pada sahabatku ini,” sambung Samantha.
“Aku tidak mungkin menyakiti dia. Apa lagi berbuat yang tidak tidak padanya. Aku sangat mencintainya lebih dari apapun,” ucap Jamie.
“Baiklah. Aku pegang perkataanmu. Kalau kau bohong dan berbuat hal yang aneh-aneh pada sahabatku.
"Aku akan mengejarmu dan membunuhmu,” ancam Samantha berlalu pergi meninggalkan Jamie dan Keysha di dalam kamar tersebut.
Jamie hanya menghembuskan napas dalam. Ia pun berjalan ke arah Keysha yang tertidur di atas tempat tidur berukurang king size itu bersamaan Jamie merebahkan tubuhnya dan memeluk Keysha.