Empat hari berlalu setelah pertempuran hebat melawan kelompok Ale.
Nurdin masih menantikan pembalasan dendam atas kekalahan Zay dan Rick. Kemarahan Nurdin membuat para penduduk rumah limas ketakutan.
Aura membunuhnya semakin terlihat, beberapa orang telah mati setelah menjadi pelampiasan amarahnya.
"Aku sudah menunggu selama empat hari, belum ada satu pun petunjuk siapa yang telah mengalahkan Rick dan Zay. Sekarang aku ingin kalian yang ada disini membantuku menemukan seseorang yang tidak pernah kalian lihat sebelumnya, jika kalian melihatnya beritahu aku." Kata Nurdin kepada penduduk rumah Limas.
Penduduk rumah Limas yang ketakutan langsung menuruti perintah Nurdin dan segera mencari informasi.
"Kenapa kau begitu yakin Nurdin, kalau orang buangan itu yang mengalahkan Rick dan Zay?" Tanya seseorang Pecong kelompok lain.
"Sebutkan satu orang penduduk sini yang mempunyai kekuatan untuk mengalahkan mereka berdua sekaligus?" Ujar Nurdin.
Semua orang seketekita diam dan tak bisa menjawab.
"Ya maksudku, bisa saja Ale dan kelompoknya. Mereka juga terbilang orang-orang kuat daerah sini." Balasnya lagi.
"Ale dan kelompoknya tak mungkin berani, karena Rick dan Zay adalah anak buahku." Bantah Nurdin.
"Tapi..."
"Apa kau meremehkanku!!!!!!! Sepertinya kau ingin ku bunuh Awe." Bentak Nurdin sambil berdiri dari tempat duduknya.
Awe adalah salah satu Pecong Wanita terkuat disana yang lumayan dihormati oleh Nurdin.
Tanpa berlama-lama Nurdin langsung menyerang Awe. Namun masih dapat ditangkis oleh Awe.
"Tunggu Nurdin, kenapa kau ini." Tanya Awe.
"Kedua anak buahku baru saja terbunuh, dan kau malah meremehkanku!!!. Aku akan membunuhmu sekarang juga!!!!." Ujar Nurdin.
"Sepertinya kali ini kau tidak bisa dicegah ya? Baiklah aku akan meladenimu." Jawab Awe dengan berani.
Sebelum Nurdin dan Awe saling menyerang. Ateng menghentikan pertarungan dengan sebuah obrolan yang menarik perhatian mereka berdua.
"Apa kalian sudah lupa apa yang sudah lama kita nanti di Ulu World ini?" Tanya ateng dengan serius.
Nurdin dan Awe seketika menoleh dan mendekati Ateng.
"Apa maksudmu tua bangka?" Tanya Nurdin.
"Ya apa maksud dari perkataanmu?" Tambah Awe.
"Dulu para pendahulu kita pernah menceritakan tentang sebuah batu mutlak yang biasa disebut Aksara. batu tersebut bertuliskan hal-hal mutlak yang akan terjadi di masa depan. Sebelum hilang, batu aksara tersebut terdiri dari tujuh buah batu." Jelas Ateng.
"Ya aku memang pernah mendengar tentang itu, tapi apa maksudnya dengan hilang??." Tanya Nurdin.
"Maksudku, Aksaranya sekarang sudah lenyap. lenyap entah kemana. Tapi salah satu pendahulu kita yang melegenda Suhao telah mempelajari salah satu dari ketujuh Aksara itu." Jelas Ateng.
Nurdin, Awe, dan Anggotanya fokus mendengarkan.
"Isi dari Aksara yang dipelajari oleh Suhao itu, kalian juga pasti sudah pernah mendengarnya." Ujar Ateng.
"Yaaa, tentu saja semua yang ada di Ulu World sudah mengetahuinya. Jika dalam rentang waktu lewat dari 20 tahun ada Enam orang buangan yang berhasil melewati beberapa wilayah hingga titik Akhir, berarti mereka adalah orang-orang yang akan menyelamatkan dunia." Jelas Awe.
"Sudah dua puluh tahun ini belum ada orang buangan yang dapat melewati Antu banyu penjaga titik 0 di Ampera Portal. Dan kini Ada orang buangan yang bisa sampai sini dan bahkan mengalahkan Rick dan Zay." Jelas Ateng.
"Omong kosong, Orang yang akan menyelamatkan dunia tertulis diaksara jumlahnya enam orang. dan kemarin kau bilang hanya ada satu orang yang makan di warungmu....!!!!! apa kau menyembunyikan sesuatu Ateng, sepertinya kau berbicara banyak kepada orang buangan itu. Kau pasti tau dimana dia sekarang." Bentak Nurdin.
"Aku benar-benar tidak tahu, aku hanya memberikan makanan yang dipesannya, setelah makan dia langsung pergi." Jawab Ateng cemas.
"Jangan sampai Nurdin tahu kalau Gio dan teman-temannya ada di tempat kelompok Ale. Mereka pasti menang dan sedang terluka parah. Aku tidak ingin Gio dan temannya terbunuh oleh Nurdin, karena aku yakin mereka adalah kelompok yang akan menyelamatkan dunia ini." Kata Ateng dalam hati.
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berbohong pada ku ateng." Ancam Nurdin.
"Bagaimana jika benar, ada 6 orang buangan yang datang empat hari yang lalu? Dan mampu sampai ke wilayah rumah limar ini.?" Tanya Awe.
"Aku akan mengujinya dengan kekuatan penuhku. Jika mereka mati, berarti mereka bukan orang yang dimaksud Aksara itu. Jika aku yang mati mereka bisa meneruskan apa yang harus dilakukan." Tegas Nurdin.