Sebenarnya Jono bukan lelaki yang cengeng. Sekalipun ia lemah gemulai.
Ia biasa bekerja seorang diri menjaga toko. Apalagi jika Nazla belanja.
Semua urusan toko ia handle sendiri.
Hanya hari ini hujan turun sangat lah deras. Bangunan toko Nazla ini sejak dibeli dulu, belum pernah renovasi total. Hanya renovasi kecil-kecilan. Susahnya kalau hujan begini, bocor di mana-mana.
Padahal ia sedang memikirkan Echa.
"Waduh si mungil bawa payung gak ya? Eike lupa ini sudah musim hujan. Eke khawatir tubuhnya makin menyusut kena air hujan."
Tiba-tiba ia merasakan tetesan mengenai wajahnya.
"Eh ini air kencing siapa dari atas."
Kepalanya mendongak.
"Hello hewan pengerat dan berkumis panjang, yey pipis gak kira-kira ya! Sadar diri dong yey itu numpang gratis di toko Nanaz. Kok berani sih kasih
