"Kak, Aku aja." Shania sedikit kaget saat ia hendak membawakan piring-piring kotor bekas mereka makan tadi. Karena, di rumahnya memang sedang ada acara kecil-kecil an. Yaitu, acara tujuh bulanan dirinya. Hanya pengajian, selamatan bersama dengan anak-anak panti. "Gapapa? Tadi kamu habis cuci juga." Ujar Shania tidak enak. Pria tampan dalam balutan kemeja Koko putih itu mengulum senyum manis. "Gapapa,. Udah biasa kalau di rumah ada acara." Jawabnya. Shania mengangguk, lalu membiarkan Afdhal mengambil alih piring di tangannya. Ia memandangi kepergian adik iparnya yang menuju dapur. Dan dia merasa beruntung memiliki adik iparnya Se- pengertian Afdhal. Lalu, sejak usia kehamilan nya memasuki enam bulan juga dia terlalu dekat dengan Afdhal. Pernah sekali waktu, dia ingin di ajak jalan-j

