"Selamat ya, Khalif. Shania " Harlan menyalami keduanya secara bergantian. "Makasih, pak. Makasih juga sudah datang " ujar Khalif, dengan sopan dan ramah. "Makasih, Om " ucap Shania. Harlan hanya mengangguk sambil terus tersenyum. "Saya fikir kamu masih sendiri, enggak tau nya sudah punya calon " "Haha.. iya, memang selama ini lebih fokus ke ngumpulin dulu. Setelah udah mampu baru deh " "Hahaha.. saya suka anak muda seperti kamu. Tidak suka bertele - tele tidak jelas. Pacaran gak jelas juntrungan nya. Hanya buang - buang waktu " ujar Harlan. Di samping nya Raya hanya bisa mendengus malas sendiri. Awal nya ia tidak ingin datang, tapi Papanya memaksa. Dan disini lah ia sekarang. Menatap pengantin baru yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan kebahagian mereka. Raya tidak tau,

