Saat aku mengenal mas Jovan dia hanya pria biasa yang aku kira pelayan cafe, yang pada saat itu hidupku serasa hancur, kebohongan dari mantanku yang ternyata sudah beristri. aku menumpahkan kekesalanku pada pria tersebut yang aku kira semua sama. ya aku mabok berat sambil berbicara gak jelas, keluar cafe dengan jalan sempoyongan dan entah apa yang membuat mas Jovan mengikutiku saat aku ambruk di bangku taman kota, dan dia membawaku ke apartemen yang kini aku tempatin.
saat aku sadar murkanya mas Jovan dari pria yang tidak aku kenal memaki-maki tanpa ampun. hingga membuatku meringkuk ketakutan dan pasrah dengan apa yang akan terjadi padaku kedepan.
Aku di maki-maki sebagai perembuan bodoh dan gak tau malu. menangisi pria yang bodoh juga.
Dan aku hanya diam sambil menangis sesenggukan. sejak saat itu hari-hari ku terisi dengan mas Jovan, aku tidak tahu siapa dia, hingga 2 tahun berlalu dia melamarku dan menjadikan aku ratu dalam hidupnya.
Kini di dalam pesawat yang akan membawa hidupku kembali di ambang kehancuran. kesetiaan mas Jovan menguatkan hidupku dengan kekuasaan dan pengaruhnya, membungkam orang-orang yang berani menyentuh kehidupanku.
Sampai di sebuah rumah di atas sebuah bukit, indah dengan hamparan pantai di depan dan di belakang kawasan industri melebar asap membumbung milik Pratama Hills di bawah kekuasaan mas Jovan.
Mas Jovan langsung memanduku tentang semua letak area-area vital perusahaan dan perbelanjaan tradisional. karena dengan segera akan di bangun pusat-pusat perbelanjaan elit di tengah daerah ini.
Aku hanya memperhatikan saat suamiku berbicara makin terpana dan terpesona. dan aku hanya perempuan beruntung berada dalam hidupnya.
aku peluk tubuhnya dari belakang saat mas Jovan berdiri di balkon rumah baru kami yang menghadap ke pantai, semilir angin berhembus. bukan rumah baru rumah ini sudah lama di tempati mas jovan setiap ada kunjungan kerja kesini, dan yang membuatku takjub rumah ini di design sesuai dengan impianku. dulu mas Jovan memang pernah menanyakan rumah impianku saat kita akrab, kita tidak pacaran kita hanya dekat sebagai teman selama 2 tahun. dan siapa yang tahu aku dulu yang mahasiswa dari beasiswa berteman akrab dengan pewaris pratama hills. yang waktu itupun aku tak tahu siapa dia yang aku tahu hanya pelayan cafe di salah satu cafe tempat aku nongkrong.