Vania pov
Sejak pertemuanku dan mas Satya kemarin aku sangat bahagia hari hari kulalui dengan riang gembira meskipun hanya sehari menghabiskan waktu dengan mas Satya tapi itu sudah cukup buatku aku harus lebih bersabar lagi menunggu mas Satya.
Sebulan kemudian
Tak terasa sebulan tlah berlalu mas Satya selalu menepati janjinya untuk mengunjungiku tiap seminggu sekali dia selalu meluangkan waktunya untukku dan aku menyesuaikan jadwal mas Satya jika akan berkunjung aku akan ajukan off ku.Seperti hari ini aku sudah menunggunya di apartemen mas Satya karena sejak itu mas Satya menyuruhku menempati apartemennya agar saat dia berkunjung dia bisa langsung melihatku.Tapi aku kesepian kalo hanya sendirian di tempat ini aku juga takut jadi aku disini jika mas Satya akan pulang saja kemarin malam aku beranikan tidur sendiri karena hari ini mas Satya akan tiba pagi sekali dengan penerbangan paling awal.
Aku bangun pagi dengan perasaan sangat bahagia aku pun membersihkan diri dengan segala macam perawatan yang sudah disediakan mas Satya di kamar mandi aku harus tampil cantik dan wangi karena mas Satya akan datang.Selesai mandi aku pilih dress yang juga sudah disiapkan mas Satya khusus disini buatku entah sejak kapan tapi lemari mas Satya dipenuhi dress yang cantik dan indah yang tentu harganya sangat mahal dan juga berbagai peralatan make up yang sangat lengkap aku memoles wajahku dengan dengan riasan yang ringan karena memang aku tak terlalu suka dandan ku balut tubuhku dengan dress warna biru muda selutut tanpa lengan setelah aku liat tampilanku di pantulan cermin "perfect" aku tersenyum sendiri sambil melihat tampilanku di kaca ternyata aku juga bisa cantik pujiku dalam hati.
Vania pov end
Setengah jam kemudian 7.15 wib
Satya tiba di apartemen dengan wajah yang segar ia langsung membuka pintu apartemen mencari cari pujaan hatinya tanpa memanggil ia langsung masuk ke kamar tapi wanita pujaannya itu tak ada di kamar setelah meletakkan tas Satya menuju dapur ternyata Vania sedang menyiapkan makanan di meja makan.
"Hai sayang" tangan Satya memeluk tubuh Vania dari belakang mencium aroma tubuh yang sangat ia rindukan
"hmm...wangi banget sayang" Satya membalikkan tubuh Vania dan mencium bibir ranum Vania melumat lembut bibirnya yang sekarang menjadi candunya sejak sebulan lalu mereka saling mengungkapkan perasaan masing masing.
"Mas kok gk ngabarin dulu kalo dah nyampe".
" Gak papa sayang emang sengaja aku pingin langsung pulang tanpa ngabarin kamu" sambil enggan melepaskan pelukan.
" Kangen banget sama kamu cantik banget hari ini wangi dah pinter ya sekarang kalo mau nyambut aku udah fresh wangi cantik lagi".
" Udah ntar aja kangen kangenannya kita makan dulu yuk mas kan biasanya nggak suka masakan di pesawat jadi aku udah siapin sarapan buat kita".
" Iya sayang kamu udah makin tau kebiasaanku makasih ya sayang".
Kami makan sambil ngobrol ringan, selesai makan mas Satya mengajakku jalan jalan ke mall dia selalu memanjakanku saat berkunjung menemuiku aku sangat bahagia punya mas Satya
"Kamu pingin beli apa sayang bilang aja apapun yang kamu minta aku akan beliin ".
"Nggak mas aku nggak pingin apa apa mas Satya udah banyak beliin aku tanpa aku minta sayang kan kalo masih banyak tapi beli lagi".
"Itu yang bikin kamu beda sama cewek cewek sekarang padahal cewek suka banget shopping beli perhiasan tas tapi kamu sama sekali nggak pernah minta apapun dari mas".
" Udah mas kita deket kayak gini mas ada buat aku aja udah bahagia banget,mas bisa terima aku aja udah seneng banget mas apalagi aku cuma cewek biasa dari desa tapi mas memperlakukan aku dengan sangat istimewa" sambil berkaca kaca aku menatap mas Satya aku sungguh bahagia bersamamu mas.
Setelah puas jalan jalan kami keluar dari mall dan sekarang berada di sebuah restoran untuk makan siang.Satya begitu memanjakan Vania dengan kemewahan tapi Vania merasa ini berlebihan tak jarang Vania menolak tapi Satya selalu kekeh karena cuma bisa seminggu sekali menemani Vania wajar jika ingin memanjakan Vania.
......................
Waktu berjalan begitu cepat tak terasa hubungan Satya sudah berjalan 6 bulan seperti biasa seminggu sekali Satya berkunjung menemui Vania selama ini masih lancar belum ada masalah.
Satya pov
Semakin kesini aku semakin sayang dengan Vania aku takut jika Vania tahu tentang statusku bahwa aku sudah menikah dia pasti akan kecewa dan pasti meninggalkanku aku nggak mau itu terjadi.Sebenarnya papa juga sudah mendesak agar aku bisa segera punya anak dengan Vivi tapi sampai sekarang aku belum pernah melakukan kewajibanku sebagai suami.Saat kedua orang tua ku berkunjung kami pura pura tidur sekamar agar tidak curiga tapi di dalam kamar aku tidur di sofa dan tidak pernah menyentuh Vivi.
Malam ini aku melamun di balkon kamar sambil menyesap whiskey tak terasa hampir satu botol aku habiskan kepalaku mulai pusing aku juga sudah sedikit sempoyongan hari banyak banget pekerjaan di hotel sekaligus aku sangat merindukan Vania tapi karena pekerjaan yang akhir akhir ini menyita waktu aku belum sempat mengunjungi Vania minggu ini hanya menghubunginya lewat video call.
Aku berjalan keluar kamar ingin mengambil air putih di dapur tapi karena kepalaku sangat pusing aku hampir saja terjatuh.Vivi yang baru pulang dari keluar bersama teman temannya melihatku berjalan sempoyongan dia menghampiriku dan memapahku ke kamar.Antara sadar dan tidak karena pengaruh alkohol saat di membaringkan tubuhku di atas kasur aku tak sengaja menariknya tepat dia jatuh diatas tubuhku aku seperti melihat Vania yang sangat aku rindukan tak menunggu lama aku mencium Vivi dengan cepat.Mencium bibir Vivi dengan kasar dan membabi buta aku lucuti pakaian Vivi dengan menarik kemejanya asal hingga kancingnya jatuh berserakan sungguh yang kulihat adalah Vania tanpa banyak bicara aku mencumbui tubuh mulus putih milik Vivi saat akan memasukinya terlihat Vivi sedikit takut dia mendorong pelan dadaku tapi karena nafsu yang sudah di ubun ubun aku kembali mencium bibir Vivi mencoba menenangkan karena mungkin ini pertama kali bagi Vivi.Dengan sekali hentakan aku memasuki Vivi, ia menjerit kesakitan seperti ada yang merobek di dalam aku memperlambat tempo gerakan sampai aku mencapai pelepasanku akhirnya aku ambruk di sebelah Vivi setelah itu aku tak sadarkan diri.
Satya pov end