Thella adalah seorang siswa di SMA Brilian Harapan, sekolah menengah swasta yang cukup terkenal di lingkungannya, yang biasanya dihuni oleh kaum-kaum menengah ke atas. Namun, keadaan finanasial keluarganya tergolong tidak stabil karena beberapa faktor, hal yang membuatnya memasuki sekolah tersebut dan bertahan sejauh ini adalah karena beasiswa penuh yang didapatkannya saat kelulusan SMP.
Saat ini, Thella tinggal bersama ayah dan adiknya. Ibunya sudah tiada sejak ia berumur tujuh tahun. Ayahnya bekerja sebagai operator produksi di salah satu industri. Upah setiap bulannya sebagian besar dialokasikan untuk biaya pengobatan Firda, adiknya yang menderita penyakit menyedihkan sejak kecil.
Thella sangat menyayangi adiknya itu, karena sedari kecil Firda sudah menderita gagal ginjal. Biaya pengobatan yang tidak sedikit jumlahnya, setiap kali melakukan cuci darah, agar Firda tetap bisa melanjutkan hidupnya, selagi menunggu donor ginjal yang cocok untuknya.
Beruntungnya Thella mempunyai sahabat seperti Dirgan dan Riza yang sangat setia dengan Thella dan mewarnai hari-hari Thella dengan canda tawa.
Riza adalah teman sedari SMP nya, dan dari SMP pula sebenarnya Thella memendam perasaannya dengan Riza. Namun karna sikap Riza yang sangat tertutup membuat Thella tak percaya diri akan perasaannya, padahal sudah lama sekali mereka kenal.
Angin berhembus melewati jendela kamar Thella. Saat ini, ia tengah berdiri menghadap jendela, menatap hamparan jalan di luar rumah kontrakannya dengan tatapan kosong. Jalanan g**g yang ramai dilalui pengendara bermotor, serta anak-anak yang berlarian untuk bermain.
Anak-anak rambutnya beterbangan saat angin kembali bertiup dengan intensitas yang lebih kencang. Thella merasakan hawa dingin di kulitnya, lalu ia memandang ke arah langit. Rupanya, mendung masih menggelayut, sisa dari hujan yang mengguyur sepanjang sore hingga malam ini. Masih ada kemungkinan hujan akan turun lagi dan membasahi bumi untuk semalaman ini. Thella menyukai hawa dingin yang merasuk ke kulitnya ini, terasa sejuk dan menggoda.
Cuaca mendung membuatnya tergoda untuk bersenandung, menyanyikan salah satu lagu favoritnya. Suara Thella mengalun indah, memenuhi setiap sudut kamarnya. Ia suka bernyanyi, tapi jelas tidak profesional. Sebatas menyukai untuk melepaskan penat. Untuk itu juga lah ia sering menghabiskan waktu dengan teman temannya sambil bernyanyi, dengan Dirgan yang bisa memainkan gitar sehingga ia bisa bernyanyi sambil diiringi oleh permainan cowok itu.
“I love you but it's not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you're still in my dream
And I can't stand to wait 'till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence”
prokk prokk prokk... Suara tepukan membuyarkan nyanyian Thella, gadis itu menoleh, mendapati Firda tengah berdiri di ambang pintu yang ternyata mendengarkannya menyanyi sejak tadi. Dilihatnya Firda berjalan menghampirinya, masuk ke dalam kamar, lalu bergabung untuk duduk di sebelah Thella.
Firda tersenyum sejenak saat sampai di sebelah Thella, lalu ia ikut memandangi ke arah luar seperti Thella, memperhatikan hamparan jalanan g**g dengan tembok yang penuh dengan coretan. Hari yang hujan membuat para penghuni rumah di lingkungannya lebih memilih berdiam diri di rumah masing masing, alih alih biasanya mereka ramai mewarnai jalanan. Dari mulai anak kecil yang berlarian dengan mainannya, entah sepeda, skuter, gundu, layangan, dan masih banyak permainan lainnya. Atau bapak bapak yang gemar memenuhi warung kopi sepulang kerja. Ada juga satu rumah yang berisi sebagai tempat pengajian ibu ibu yang tidak pernah sepi dari perkumpulan ibu ibu yang menggelarkan acara kerohanian itu.
Singkatnya, lingkungan ini benar benar ramai jika hari tidak hujan. Terlebih ini malam hari, jika saja hujan itu terjadi di siang hari, mungkin akan tetap ramai oleh anak anak yang gemar main mandi hujan. Meloncat girang sambil tertawa bersama sama temannya, meski saat pulang ke rumah nanti akan di omeli oleh orang tua masing masing, tapi mereka tetap melakukan hal tersebut dengan penuh suka cita.
Hal hal yang Firda bayangkan di atas, jelas saja tidak mungkin bisa dilakukan cewek itu yang memiliki penyakit menyedihkan, yang membuatnya menjadi remaja lemah tidak berguna. Jangankan mandi hujan, tidak melakukan apa pun saja Firda kerap kali merasa kelelahan hingga berakhir dengan demam tinggi dan batuk tak berkesudahan. Firda muak sekali dengan penyakitnya ini, yang membuatnya tidak bebas untuk melakukan hal apa pun. Yang membuatnya harus terkekang dalam aktivitas yang terbatas, demi kondisinya agar baik baik saja.
= = = = = T B C = = = = =