"Haha, muka Kakak merah tuh." Firda pun mulai merebahkan diri dikasurnya itu. Mereka memang satu kamar, karna rumah kontrakannya yang tidak terlalu besar. Hanya ada satu kamar, yang berarti Ayah mereka tidur di ruang tamu.
Thella melemparkan salah satu bantal ke arah Firda karena adiknya it uterus menggoda hubungan dirinya dan Riza. Yang dilemparkan hanya terus terkikik kecil, terlebih saat melihat wajah Thella yang tampak memerah beneran. Hingga cewek itu pun gemas dan mulai menerjang Firda untuk mencubit pipinya yang tirus, seraya menggoda balik adiknya.
Kedua kakak beradik itu kini tertawa, tawa mereka memenuhi isi ruangan yang hanya disekat oleh triplek itu. Meski dalam kamar dengan pecahayaan temaram, demi upaya penghematan biaya listrik, serta tempat tidur yang tidak begitu empuk, keduanya tampak bahagia untuk menikmati malam malam seperti ini. Mengobrol serta bercanda tawa, hingga berakhir dengan keduanya tertidur karena kelelahan.
Kesederhanaan tidak menghalangi kebahagiaan mereka sama sekali, meski terkadang hidup terasa begitu sulit, tapi tidak terlalu menyedihkan jika mengingat rasa hangat yang menjalari perasaannya karena keharmonisan ini.
***
Motor Riza memasuki komplek perumahannya yang berada di bilangan Jakarta selatan, deretan rumah mewah berbaris rapi, seolah menjadi pemandangannya setiap kali melintasi jalanan ini. Rumah mewah yang setiap tahunnya berlomba lomba untuk dilakukan renovasi, agar terlihat semakin mewah dan tidak kalah dengan tetangga di kanan kiri. Riza sampai berdecak setiap kali melihat ada pembangunan untuk renovasi rumah di komplek ini saking seringnya, sebab jika ada satu rumah yang melakukan renovasi, sang tetangga segera merasa harus melakukan renovasi juga. Hal terus merambat hingga setiap rumah melakukan renovasi.
Begitu juga dengan rumahnya yang baru dilakukan renovasi di bagian gerbang beberapa bulan yang lalu, padahal Riza sudah mengatakan pada orang tuanya untuk tidak perlu melakukan renovasi apa pun mengingat keadaan rumahnya yang tidak ada kerusakan sama sekali. Pagar besi yang masih menjulang tinggi, dengan cat yang sama sekali tidak mengelupas, atau pun roda yang tidak berderit sama sekali. Gerbangnya masih sangat layak untuk digunakan, tapi Mamanya meminta untuk dilakukan renovasi lantaran sang tetangga sudah melakukannya terlebih dahulu.
Riza tidak pernah mengerti jalan pikiran ibu ibu sosialita di komplek ini, termasuk ibunya. Padahal, Mama sendiri jarang berada di rumah karena sibuk mengurus pergaulannya yang luas, dan menjalin relasi dengan orang orang besar di luar sana. Arisan, ngumpul dengan ibu ibu pejabat, atau sekadar mengikuti seminar pun dilakukan ibunya. Serta masih banyak hal lain lagi yang menjadi kesibukan ibunya hingga jarang ada waktu untuk di rumah, dan hanya berada di rumah beberapa hari sekali.
Riza memasuki garasi rumahnya, lalu menurunkan standar motor untuk memarkirkan motor tersebut. Dilihatnya hanya ada satu motor yang teraparkir di garasinya, yang merupakan motor yang kerap kali digunakan sang adik yang masih duduk di bangku SMP. Tentu saja adiknya tidak mengendarai motor, melainkan memiliki supir pribadi yang mengantarkannya sekolah atau ke tempat tempat yang ia inginkan.
Riza berjalan memasuki rumahnya yang terlalu besar hanya untuk dihuni satu keluarga yang mana hanya berjumlah empat orang. Belum lagi, penghuni rumah ini pun tergolong sangat jarang berada di rumah. Bahkan, ia sendiri lebih suka bermalam di rumah Dirgan, karena merasa tidak begitu betah berada di dalam rumahnya sendiri. Rumah ini, tidak terasa seperti rumah yang merupakan tempat pulang, yang memeberikan rasa aman dan nyaman. Tempat ini terlalu asing, dan hanya berisi kehampaan lantaran penghuninya yang jarang bertemu.
Diruang tamu sudah terlihat Nida, sang adik yang sedang menggonta-ganti saluran tv melalui remote yang dipegangnya. Gadis itu tampak berusaha keras mencari tayangan yang cukup menarik untuk ditontonnya. Namun, seolah tak menemukan apa yang dicari, Nida tetap menggonta ganti saluran tv, seolah hanya untuk olahraga jari. Suara yang baru terdengar dari saluran televisi itu, seketika hilang dan berganti dengan suara lain. Betapa Riza tahu bahwa adiknya memang kekurangan kerjaan.
= = = = = T B C = = = = =