Tidak Ada Cinta

1763 Words
Setelah tawaran menikah nya di terima oleh Kandil. Malam nya Dika langsung menelfon ibu nya. Dan mengatakan kalau ia sudah siap menikah. Juga sudah memilih calon nya sendiri. Lalu tidak perlu menunggu lama, lusa malam kedua orang tua Dika langsung memutuskan untuk melamar sang wanita pilihan Dika. Membuat media langsung gempar seketika. Karena, beberapa video story' yang sengaja di ambil oleh adik-adik nya Dika dan juga saudara-saudara kandung Kandil. Akun gosip di sosial media langsung merepostnya detik itu juga. Kedua orang tua Dika dan Kandil duduk bersama di ruang tamu. Mengobrol dengan akrab, karena ternyata Pak Wildan Hutama adalah teman satu asrama nya Pak Lukman, yaitu Bapak nya Dika. Ketika mereka mengikuti pekan olah raga daerah dulu saat SMA. Jadi, keduanya sudah saling kenal dan tidak terlalu canggung. Belum lagi mereka punya hobi yang sama. Duduk bersama membicarakan tanggal dan hari pernikahan putra putri mereka berdua. Sedangkan yang akan menikah memilih untuk mengasingkan diri mereka ke teras depan rumah. Duduk berdua di dalam ayunan dengan di temani oleh Teh hangat yang di bawakan oleh Kandil. Keduanya hanya diam. Dika tau ia harus memulai berbicara lebih dulu. Tapi, ia tidak melakukan nya. Malah ikut diam memandangi sekitar rumah kedua orang tua Kandil yang memang luas. Bahkan, lebih luas dari rumah kedua orang tua nya. Kandil juga terlihat tidak dalam mood baik. Karena, sejak mereka datang lebih banyak diam. Kecuali saat lamaran tadi. Itu pun, Kandil hanya menjawab iya sambil mengangguk. Sepertinya wanita itu mulai merasa menyesal sekarang. Lalu suara notif masuk bertubi-tubi ke hp nya Dika. Membuat pandangan Kandil yang tadi memandang termenung ke kolam ikan hias milik Papanya menjadi beralih ke samping nya. Pada Dika yang terlihat tidak memperdulikan nya. Pria itu malah asik memandangi ikan yang masih terbangun di malam hari. Malah sibuk wara Wiri di sana. "Kamu tidak mau melihat nya?". Tanya Kandil membuka suara. "Apa?" Tanya Dika tidak mengerti. Kandil melirik pada hp yang ada di saku celana Dika. Membuat Dika ikut menoleh dan kemudian mengindikkan bahu nya tidak peduli. "Gak penting". Jawab Dika datar. Kandil mengangguk saja, kembali ia menyesap teh hangat nya. Sesekali melirik pria di samping nya yang duduk tampak santai dan juga seolah tidak ada masalah sama sekali dengan apa yang sedang terjadi saat ini. "Kenapa kamu mengajak ku menikah?" Tanya Kandil lagi setelah mereka terdiam kembali hampir lima menit. Dika menoleh padanya, lagi-lagi pria itu menatap nya dengan lama dan juga begitu lekat. Lalu kemudian beralih kedepan, seperti memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan nya. "Ibu minta aku untuk menikah. Karena, menurut beliau. Di umur ku yang hampir kepala tiga. Ibu ingin aku menikah.". "Maksud.. ka.. mu ?". Tanya Kandil mulai merasa cemas sekarang. "Karena permintaan ibu ku". "Bukan karena kamu mencintaiku?". Tanya Kandil semakin gelisah. Bahkan ia sudah menahan tangisannya saat ini. Dan dengan tanpa bersalah, pria itu menggelengkan kepalanya. Membuat hati Kandil langsung mencolos seketika. Apa-apaan ini?. Jadi, Dika tidak mencintai nya?. Dan, ia akan menikah dengan pria yang sama sekali tidak mencintainya?. Bagaimana bisa ini terjadi?. Mata Kandil bergerak gelisah, ada air mata yang siap jatuh jika wanita itu berkedip sekali saja. Membuat Dika yang melihat nya menjadi cemas. "Kenapa ingin menikah, padahal tidak mencintai ?". Tanya Kandil dengan hati hampa. Pernikahan ini tanpa cinta. Baik dirinya atau pun Dika. Lalu apa alasan mereka menikah?. Hanya karena permintaan atau desakkan ibunya Dika.?. "Aku mulai stress karena ibu terus mendesak ku untuk menikah. Dan, juga tidak tega jika terus saja membuat beliau mencemas kan ku". Jawabnya dengan gampang. "Dan kamu melibatkan ku?!". Kata Kandil dengan nada marah. Dika terkejut, ia tidak menyangka kalau wanita itu akan marah. "Dulu, waktu kamu minta aku untuk jadi pacar kamu, alasan nya apa?". Dika terdiam, menelan ludah nya sendiri. Matanya masih menatap mata Kandil yang kini sudah meneteskan air bening di sana. "Karena aku ingin". Jawab Dika lagi dengan begitu gampang dan tanpa merasa bersalah sama sekali. Kandil langsung memejamkan kedua matanya dengan kuat. Menekan habis perasaan kecewa nya sekarang. Ia sudah benar-benar salah melangkah saat ini. Nyatanya sejak dulu, sebelas tahun yang lalu bahkan sekarang. Dika tidak mencintai nya. Pria itu hanya melakukan nya karena ingin dan desakkan orang tua. Oh Tuhan... Apa yang harus ia lakukan sekarang?. Ini semua sudah di luar rencana nya. Sudah bukan lagi keinginan nya. Menikah tanpa ada yang mencintai, ini bukan cerita romance yang ada di novel-novel atau drama-drama di tv. Bagaimana bisa ini terjadi?. Kepalanya langsung berdenyut dalam seketika. Kenapa ia bisa sangat bodoh sekarang?. Apa yang ia fikirkan saat menerima begitu saja lamaran pria itu?. Ha..!. Semua karena Steven!. Kekasih nya yang sangat ia cintai ternyata seorang b******n. Pria b******k yang ternyata diam-diam selingkuh di belakang nya. Bahkan, tidur dengan wanita lain. "Kamu sendiri, kenapa menerima lamaran ku?". Tanya Dika kini. Ia juga sebenarnya penasaran. Kandil dengan sangat mudah mau menerima ajakkan nya untuk menikah. Bahkan, hanya memberikan syarat yang sangat mudah. Sedangkan Kandil langsung menghembuskan napas kasarnya. Ia mengusap air matanya. Dan langsung membuang mukanya kedepan. "Patah hati". Jawab Kandil dengan nada datar. Dika langsung tersentak. Menatap tidak percaya pada wanita di samping nya. Tapi kemudian ia memilih diam. Teringat kalau Kandil punya pacar. Mungkin si pacar selingkuh, jadi Kandil menjadikan nya sebagai pelarian. Ia mengerti. Dan hanya bisa menyunggingkan senyum nya saja. *** Setelah malam lamaran resmi seminggu yang lalu. Dan sekarang nyaris sebulan. Dika dan Kandil tidak pernah lagi bertemu. Bahkan untuk saling berkomunikasi saja tidak. Dika sangat di sibukkan dengan banyak nya pekerjaan. Juga, menghindari para wartawan yang terus mengerja berita tentang pernikahan nya yang di umumkan secara mendadak dan tidak resmi tentu nya. Bahkan sahabat-sahabatnya sendiri tau dari akun gosip. Dari story' w******p adik-adik nya Dika. Membuat mereka langsung menyidang pria itu esok hari nya. Tapi pria itu sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Ia hanya meminta mereka untuk bicara pada wartawan. Mengkonfirmasi berita yang sedang beredar kencang tentang pernikahan nya. Sedangkan ia memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan nya. Begitu juga dengan Kandil. Wanita itu berbeda. Fikiran nya selalu saja kacau setelah ia mengetahui alasan Dika menikahi nya. Ia benar-benar tidak habis fikir, mengapa dirinya bisa dengan mudah terjebak dengan emosi nya sendiri?. Membuatnya menjadi orang bodoh. Ia sudah bisa membayangkan, bagaimana kehidupan pernikahan nya nanti. Cklek Brak!. Kandil terkejut dengan pintu ruangan nya yang di buka kasar dari luar. Dan langsung membuatnya lebih kesal lagi saat melihat siapa yang masuk. "Ada apa?". Tanya Kandil malas. Pria tampan berparas indo itu langsung melongo tidak percaya dengan pertanyaan itu yang di lontarkan secara enteng. "Ada apa? Bisa kamu bertanya seperti itu?!. Seharusnya aku yang nanya?!". Marah Steven menerobos ke arah nya. Kandil menghela napas lelah, ia memijit kening nya sebentar. Karena, mulai merasa kepalanya sakit sekarang. "Stev, aku lagi gak mau di ganggu. Bisa kamu pergi?!". "Kandil!!" Bentak Steven marah. Membuat Kandil menjadi emosi dan ikut marah. "Kamu mau nya apa sih?! Hah!. Kamu gak mikirin aku? Tiba-tiba lihat berita kamu akan menikah dengan Dika anak band yang namanya sudah tidak terkenal lagi!!. Mau kamu apa?!. Kamu anggap aku apa selama ini?!!. Hubungan kita dua tahun ini untuk apa Kandil!!?". Marah Steven dengan muka memerah dan menahan tangis. Kandil menghembuskan napas kasarnya. Kemudia mengatup keras mulutnya mendengar semua kemarahan sang Kekasih, ah. Tepat nya sekarang mantan kekasih nya. "Sudah?" Tanya Kandil dengan nada jengah. Membuat Steven mengeraskan rahang nya. Menatap penuh emosi pada Kandil yang seolah sedang mempermainkan nya sekarang. "Kandil, aku mencintai mu. Sangat mencintai mu!. Kenapa kamu melakukan ini pada ku? Apa salah ku?". Tanya Steven. "Kamu mau tau jawaban nya?". Tanya Kandil malas. Steven mengangguk. Kandil dengan marah langsung menarik laci mejanya dan mengeluarkan beberapa foto Steven sedang bersama perempuan lain. Terlihat sangat mesra, bahkan saling berciuman di sebuah sofa yang ia tidak tau dimana. Dan Steven langsung terkejut melihat nya. Ia langsung menatap Kandil dengan tatapan salah tingkah. "Sayang, jangan bilang kamu percaya dengan foto-foto ini?. Ini rekayasa sayang. Kamu tau kan, aku dan Elsa hanya bersahabat. Kami bersahabat sejak kecil. Kamu tau hubungan kami seperti apa". Jelas Steven berusaha membuat Kandil mengerti. Kandil langsung terkekeh pelan mendengar nya. Bahkan, sampai tertawa sendiri. "Sahabat? Hanya sahabat?. Aku baru tau kalau hubungan sahabat juga sampai melakukan seks? b******a di atas ranjang.?". "Kandil, ak-". Ucapan Steven terhenti ketika Kandil Sudan mengangkat tangan untuk Steven berhenti. Karena, ia tidak mau mendengar alasan apapun. Ia tidak akan mempercayai Steven. Ia sudah melihat nya sendiri dengan mata kepalanya. Bagaimana, Steven meniduri Elsa yang katanya hanya sebatas sahabat. Dan itu menghancurkan perasaan nya. "Stev, apapun alasan mu. Aku akan tetap menikah dengan pria lain. Bukan kamu!". Katanya dengan nada dingin. Dan saat Steven hendak bersuara. Seseorang mengetuk pintu ruangan Kandil yang terbuka. Membuat keduanya menoleh, dan Kandil langsung terkejut sekaligus lega melihat Dika di sana. "Sorry, aku ada janji dengan calon suami ku. Kami, harus melakukan fitting baju pengantin". Kata Kandil, yang langsung mengambil tas nya. Lalu berjalan melewati Steven begitu saja. Ia mendekati Dika, menyelipkan satu tangan nya di bahu Dika. Lalu memberikan satu kecupan di pipi pria itu. Langsung membuat Dika terkejut. Namun, Kandil sedang tidak memperdulikan keterkejutan itu. Ia langsung menyelipkan tangan ke lengan Dika dan mengajak nya pergi dari sana. Tanpa memperdulikan Steven yang memandang mereka dengan penuh amarah. *** "Itu mantan, kamu?". Kandil mengangguk malas, tanpa menoleh pada Dika yang sedang menyetir. Dan kemudian suasana dalam mobil yang akan membawanya entah kemana terjadi kesunyian. Dika memilih diam saja. Seolah tau kalau Kandil sedang dalam mood buruk. "Kamu datang mau apa tadi?" Tanya Kandil. Dika menoleh sebentar padanya. Kemudian kembali fokus pada jalan. "Ibu minta aku ngajak kamu makan siang berdua". Jawab Dika jujur. Kandil langsung menoleh. Dan, kemudian menghela napas kasarnya. Jika saja Ibu nya Dika tidak meminta. Mungkin, mereka akan bertemu lagi di hari pernikahan. Bahkan untuk urusan pernikahan mereka, pria itu seolah tidak memperdulikan nya. Menyerahkan semua pada ibu nya. Membuat nya kesal, dan ingin sekali membatalkan pernikahan itu. Jika saja undangan belum di sebar. "Aku jadi ragu untuk menikah dengan kamu sekarang". Kata Kandil lelah. Dika menoleh lagi sebentar pada Kandil. Kemudian kembali kedepan. "Sorry, tapi sudah tidak ada lagi jalan untuk kamu keluar". Kata Dika dengan nada datar. Kandil mengatup erat rahang nya. Menoleh tajam pada pria yang kini bahkan tidak lagi balas menatap nya. Pria itu sungguh menyebalkan. Membuatnya kesal bukan main. Ia tidak mengerti mengapa banyak wanita yang tergila-gila padanya. Mengapa banyak orang yang ngefans berat pada pria itu. Dika!. Manusia dingin, kaku, tidak punya perasaan, egois, dan juga membosan kan!. Wajah tampan nya kini sudah tertutupi dengan semua sifat itu. Membuat nya elfeil saat itu juga. Manusia satu ini adalah manusia yang patut ia jauhi. Ckckck... Dika Dika... Kandil mulai nyesal kayak nya.. heheh..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD