Part 04

1490 Words
DOR!! DOR!! DOR!! Suara tembakan yang saling bersahutan membuat Stevant mau tidak mau ikut dalam pertempuran itu. Mata Stevant tetap fokus kedepan melihat pergerakan musuh. Banyak laki-laki yang berjubah hitam yang sedang mengitari Arabelle. Yang siap untuk menembakkan pistolnya ke Arah Arabelle. “Kau datang juga Leo,” ucap Arabelle dengan tetap tersenyum melihat Leo yang mendekat kepadanya tanpa ada perasaan takut sama sekali dimata Arabelle. Padahal dia sekarang sedang dalam situasi yang sangat menegangkan. “Saya bertaruh dengan nyawa saya Nona,” ucap Leo dengan tetap waspada ke arah musuh yang ada di depannya saat ini. “Ok…! permainan dimulai Leo,” ucap Arabelle “Siap Nona,” jawab Leo. Arabelle mengeluarkan dua pistolnya yang langsung menembak dengan membabi buta ke arah musuh. Kecepatan tangan dan tubuhnya membuat musuh terkecoh. DOR!! DOR!! DOR!! Musuh pada berjatuhan terkena tembakan yang membabi buta Arabelle, dengan tetap memperlihatkan senyum di wajahnya. Seperti seorang psikopat yang haus akan darah. Leo cuma menggelengkan kepalanya melihat wanita yang ia kagumi itu dengan tetap fokus menembak ke arah musuh sampai musuh berjatuhan di depannya. “Nona awas,” teriak Leo kepada Arabelle. Ia melihat ada musuh yang ingin menendang Arabelle dari belakang mendekati Arabelle. Arabelle yang melihat pergerakan musuh yang mendekatinya berbalik arah dan menghajarnya tanpa ampun dan untuk menuntaskannya, Arabelle menginjak wajah salah satu lelaki berjubah itu sampai tak bernyawa lagi. "Kau bernyali juga Nona Wijaya, dengan menghabisi anak buah ku. Ternyata kau tak bisa dianggap remeh juga,” ucap sang ketua berjubah hitam. “Hahahaha, kau terlalu banyak membual Tuan. Cepat kita selesaikan pertarungan kita, sebelum kesabaran ku habis dan aku sendiri yang akan membunuhmu,” ucap Arabelle dengan sinis Pertarungan sengit pun terjadi antara Arabelle dengan ketua laki-laki berjubah. Mereka berdua saling baku hantam satu sama lain sampai laki-laki berjubah tumbang. BUK!! Arabelle menarik kerah ketua berjubah hingga berdiri dari posisi terlentangnya kemudian menghajarnya tanpa ampun sampai dia tergeletak tak berdaya. Dikeluarkannya tembakan dari balik gaunnya dan menghunuskan tembakan tepat ke arah kepala laki-laki berjubah yang sudah tak sadarkan diri. DOR!!! Arabelle mengakhiri pertarungannya dengan senyuman puas di wajahnya. Leo menatap Arabelle dengan tatapan kagum. “Terima kasih Leo bantuanya,” ucap Arabelle dengan tersenyum tulus. “Sama-sama Nona,” ucap Leo sopan. Arabelle berjalan meninggalkan Leo menuju mobilnya, tanpa ia sadari ada sepasang mata yang masih menatapnya dari jauh. Leo menghampiri Stevant yang masih berdiri dengan diam sambil tetap memperhatikan kepergian Arabelle. “Wanita yang misterius,” batin Stevant. “Sorry Stev, sudah mengikutsertakan dalam acara baku tembak kali ini,” ucap Leo penuh penyesalan pada Stevant. Karena membawa-bawa Stevant dalam sebuah medan yang bahaya akan keselamatannya. “Tenang saja Leo, aku senang malahan bisa membantu. Dalam dunia kita pertarungan seperti ini sudah biasa,” Stevant berbicara dengan penuh kesungguhan. Stevan dan Leo berjalan beriringan menuju mobil mereka. Tanpa ada salah satu yang berbicara dalam mobil. Setelah memasuki mobil, Leo menjalankan mobilnya menuju Apartemen Stevant. Stevant masih tetap diam memikirkan wanita yang sudah mencuri hatinya. Wanita yang mampu membuat seorang Stevant tidak bisa berhenti memikirkannya. Meskipun itu cuma sebentar. “Leo, boleh aku bertanya sesuatu padamu?” ucap Stevant sambil menatap tajam pada sahabatnya itu. “Ingin tanya apa, Stev?” ucap Leo dengan santai. “Siapa perempuan itu, kenapa kau terlihat takut berhadapan dengannya. Padahal setauku kau tak pernah takut dengan siapapun?” ucap Stevant penuh selidik. “Dia bernama Arabelle, di dunia hitam ia sangat disegani. Semua mafia bertekuk lutut padanya. Siapa yang berani berkhianat, dengan tangannya sendiri ia akan membunuhnya. pembunuh berdarah dingin. Di dunia Mafia, ia berjuluk Black Angel. tidak banyak orang yang mengetahuinya. Aku mengenalnya saat ia menyelamatkan nyawa ku dari musuh ayahku yang saat itu ingin membunuh ku. Sejak saat itu, aku berhutang nyawa pada Nona Arabelle. Meskipun Nona Arabelle sudah menganggapku temannya sendiri, tapi rasa hormat ku padanya tidak bisa kupungkiri,” tutur Leo Stevant semakin mengagumi sosok Arabelle. Stevant cuma berharap, semoga takdir membawanya bertemu lagi dengan Arabelle. **** Setelah sampai di Apartemen. Arabelle langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan tetap memikirkan kejadian yang tadi ia alami. Menerka-nerka, siapa yang sebenarnya berencana ingin membunuhnya. Arabelle mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kaki tangannya Ken. “Hallo Ken,” “Iya Nona,” “Ada tugas untukmu,” “Siap Nona...” “Lacak siapa saja yang sekarang berurusan dengan Wijaya Corporation dan yang menyimpan dendam dengan keluarga Wijaya corporation. Aku tunggu dalam 15 menit laporan harus sudah ada,” perintah Arabelle “Siap laksanakan Nona,” Arabelle menutup panggilannya sambil menunggu laporan dari Ken, Arabelle menyibukkan dirinya untuk melihat email yang masuk di Macbooknya. Tak harus menunggu lama Arabelle mendapat email dari Ken yang berisikan data-data perusahan rivalnya, dan beberapa orang yang berencana ingin membunuhnya. Arabelle berjalan menuju balkon Apartemennya, menghirup udara malam kota Milan. Sambil melihat keindahan kota Milan di malam hari. Hal yang paling sering Arabelle lakukan jika sedang banyak pikiran. Menjadi satu-satunya pewaris Wijaya corporation membuat Arabelle mempunyai banyak musuh. Tiba-tiba ponsel Arabelle bergetar setelah melihat siapa yang menelponnya malam-malam, Arabelle menyunggingkan senyum. “Iya Kian...” “Kamu tadi kemana saja Arabelle, pamitnya ke toilet tapi tidak balik-balik. Kebiasaan kalo diajak pesta selalu suka kabur, dasar menyebalkan.” Arabelle menahan tawa mendengar sahabatnya ngomel di telepon. “Arabelle, dengerin aku ngomong gak?” Teriak Kiandra. Arabelle mendengar Kiandra marah-marah tak tahan untuk tertawa. “Hahahahaha....Kian...marah-marah terus,cepet tua kamu” Arabelle menggoda Kiandra, Arabelle tau kalo sahabatnya itu tak akan bisa marah lama-lama dengannya. “Aku tak mau tau, besok kamu harus traktir aku belanja sepuasnya. Itu perintah,” ucap Kiandra ketus. “Baik tuan Putri.....sudah kaya masih aja minta dibayarin belanjaannya,” goda Arabelle. “Bodoh amat,” ucap Kiandra cuek sambil mematikan panggilannya. Arabelle cuma bisa menggelengkan kepalanya.Arabelle masuk kembali ke dalam Apartemennya dan menuju dapur untuk membuat makanan, karena tiba-tiba ia merasa lapar. “Syukurlah masih ada bahan untuk membuat pasta yang masih bisa dimasak.” Arabelle tak menunggu lama untuk mengolah pastanya. Setelah menunggu 15 menit, pastanya matang siap untuk dinikmati. Arabelle mengambil piring untuk menaruh pastanya yang sudah matang. Setelah siap, Arabelle membawa pastanya ke meja makan untuk segera dinikmati. “Hemmm Lezat.” Arabelle memakan pastanya dengan lahap sampai habis tak tersisa, setelah selesai makan, Arabelle langsung membereskan piring bekas ia makan dan setelah itu Arabelle masuk ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih belum selesai. Arabelle sudah terbiasa untuk hidup mandiri, meskipun Arabelle terlahir menjadi anak tunggal dan bergelimang harta, Arabelle tak pernah merepotkan siapapun. Seperti sekarang yang ia lakukan. Arabelle menikmati proses yang diberikan tuhan untuknya, meskipun kadang Arabelle juga sering melakukan kesalahan. Arabelle masuk ke ruang kerjanya dan memulai lagi pekerjaan yang telah ia tinggalkan. Memeriksa semua dokumen perusahaannya dengan sangat teliti. Arabelle sedikit ada kecurigaan melihat laporan keuangan yang dikirim dari cabang perusahaannya yang di Madrid, setelah ia pelajari dengan teliti, Arabelle menemukan penggelapan uang perusahaan sebesar 300 Milyar. Saat pemenangan Tender yang ada di Madrid, yang langsung masuk ke rekening pribadi sang kepala cabang. “Ternyata ada yang mau main-main dengan ku.” Gumam Arabelle sambil tersenyum . Arabelle memainkan Macbooknya.dan membobol rekening sang kepala cabang untuk ia pindahin uang sebesar 300 Milyar itu ke rekening perusahaannya. “Selesai,” ucap Arabelle tersenyum puas dan menutup Macbooknya. Setelah memeriksa keseluruhan berkas, Arabelle bergegas untuk menuju kamar tidurnya untuk beristirahat. Merilekskan tubuhnya yang hari ini sudah benar-benar terforsir.tak menunggu lama setelah arabelle merebahkan tubuhnya. Arabelle sudah mengarungi lautan mimpi. **** Stevant masih belum bisa tidur karena memikirkan Arabelle.Sosok wanita yang saat ini mengisi hati Stevant. Mungkin terlihat konyol jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi memang seperti itu yang dirasakan seorang Stevant sekarang. Perasaan aneh yang menyelinap di hatinya. Sosok Arabelle yang membuat Stevant hampir gila memikirkannya. Stevant menelpon Martin, Asisten pribadinya. Tanpa menunggu lama panggilannya tersambung. “ Hallo Boss...” “ Martin cari Info wanita bernama Arabelle sekarang,aku kasih waktu 10 menit.data-datanya sudah harus aku terima.”ucap stevant dengan nada datar dan dingin. “ Baik Boss...laksanakan” Stevant pun memutus panggilan telepon. Stevant berdiri di depan balkon Apartemennya sambil meminum wine sambil menunggu informasi dari Martin. Kaki tangannya yang sekaligus menjadi Asisten pribadinya. Ponsel Stevant bergetar,setelah melihat siapa yang menelpon nya Stevant langsung mengangkat panggilan itu yang tak lain dari Martin. “Iya Martin gimana? Apa yang kamu dapat,” ucap Stevant dengan sedikit menuntut. “Maaf Boss data atas nama Arabelle tidak dapat ditembus oleh sistem. Sampai anak buah saya yang Ahli IT juga tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa Boss,” ucap Martin dengan rasa takut. “ ya sudah kalo gitu Martin.lanjutkan pekerjaanmu.” “ Baik Boss...Selamat Malam..”ucap martin dengan rasa hormat. Stevant pun menutup panggilannya. “Wanita yang sangat Misterius,” batin stevant. "Harus bagaimana lagi aku harus mencari informasi tentang Arabelle, tak mungkin tanya kepada Leo. Bisa-bisa Leo mengolok-olok ku karena mencari tahu tentang Arabelle," ucap Stevant. Stevant pusing memikirkan cara untuk mencari tahu tentang Arabelle.sampai anak buahnya semua dikerahkan untuk mencari informasi tentang arabelle pun tidak ada yang bisa mendapatkan informasi sama sekali. ** Perasaan yang tumbuh tanpa diminta.... Desiran manis memasuki relung hati ku... Membuatku tak berdaya akan rasa ini... Rasa yang tak pernah aku rasakan selama ini.. Apakah aku jatuh cinta padanya... Sosok wanita yang sangat misterius... Yang memporak porandakan fikiran ku... Semoga takdir membawaku bertemu dengannya lagi.... { Stevant Abraham Adelard }
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD