BRAAKH! Meysha dipaksa bangun oleh suara gaduh dari ruang tengah apartmentnya, padahal ia baru saja bisa tidur setelah berhari-hari meratapi kenyataan bahwa setelah kejadian di Jalan hari itu telah merenggut Marvi. Sekarang jangankan memiliki, untuk bertemanpun terdengar mustahil, Marvi pasti sudah sangat membenci dirinya. Dengan tubuh lunglai tidak bertenaga, Meysha duduk bersila di atas tempat tidurnya, menunggu Louise menerobos masuk ke dalam kamarnya. BRUGH! Sesuai dengan dugaannya, pintu kamar dibuka dengan sangat kasar hingga membentur dinding. "Sial, kenapa bokap ngasih dia kartu akses ke apart gue sih." Gumam Meysha pelan sembari memijat keningnya yang terasa semakin pening saja. Louise terlihat sedang menahan amarahnya, kedua tangannya mengepal kuat, menatap Meysha seperti s

