JEMPOL SIALAN

1360 Words

Bentayga putih melaju kencang menembus pagi. Lalu lintas masih lengang, rintik hujan kembali menyapa, langit berselimutkan awan kelabu. Entah apakah kebetulan, atau semesta sengaja ‘mengejek’ perasaannya. Tangannya mencengkeram setir terlalu kuat, buku-bukunya memutih. Di lampu merah, ia tak bisa diam. Telapak tangannya menepuk-nepuk setir, kakinya sigap, tak sabar menunggu lampu berganti hijau. Pikirannya masih berputar. Apa Anne baik-baik saja? Kenapa harus ke rumah orangtuanya tiba-tiba? Apa Anne marah? Sakit hati? Atau sekadar butuh lari sejenak? Tapi apa masalahnya? Ben menggigit bibir, memukul pelan setir. “Gue ngapain sih?” Ia mencoba mencentang daftar yang kasat mata. ‘Jemur handuk setelah mandi subuh? Sudah. Baju koko dan sarung? Masih gue pake. Baju kotor masuk ke keranja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD