Malam memeluk Seminyak. Embusan angin laut yang kian sejuk menyusup melewati tirai linen. Sementara kafe di bawah terus sibuk, teras villa lantai dua disulap menjadi ruang makan sederhana. Sebuah meja kayu yang dilapisi taplak linen polos dihiasi vas kaca bulat—dengan beberapa kuntum bunga kecil yang menyita perhatian—dan lilin elektrik bersinar lembut. Di atasnya tersaji seafood pasta, sepanci kecil one-pot seafood stew, dan dua gelas es kelapa jeruk. Setelah makan malam yang ditemani denting sendok garpu dan deru ombak, Ben mengangkat kedua kaki, duduk bersila di sofa rotan dengan gitar akustik di pangkuannya. Jemarinya memetik senar, mendentingkan irama yang akrab di telinga siapa pun pecinta musik pop pada era awal 2000-an. 🎵 Hey there, Delilah, what’s it like in New York City… 🎵 An

