BIUSNYA HABIS

2101 Words

Bentayga putih itu akhirnya berhenti di depan rumah bergaya japandi, ban berdecit pelan di jalanan paving yang masih basah karena rintik hujan yang awet sejak subuh tadi. Begitu pintu terbuka, udara lingkungan yang akrab menyapa, sementara Emi bersama Dimas dan Amir sigap menyambut. Weekend biasanya mereka hanya datang jika dibutuhkan, tak standby sejak subuh, seperti di hari-hari kerja. “Ya Allah, Bang Ben…” lirih Emi begitu melihat majikannya yang masih duduk di jok mobil dengan kaki terbalut perban. “Kok ngga dirawat di rumah sakit aja, Bang?” “Ngga perlu, Mbok,” jawab Ben. “Ngga mau juga. Istirahat di rumah aja.” Emi menghela napas pelan, lalu mundur beberapa langkah agar putranya bisa leluasa membatu Ben turun dari mobil dan duduk di kursi roda yang dipegangi Amir. “Pelan-pelan, B

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD