bc

Artsat

book_age18+
149
FOLLOW
1K
READ
adventure
possessive
mate
brave
drama
twisted
sweet
ambitious
magical world
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

PERINGATAN!! (21+ Untuk Beberapa Adegan dan Bahasa)

Bangsa Szabolcs adalah bangsa yang terkenal dengan kekuatan cahaya pendar mereka. Kekuatan magis yang tidak dapat di pergunakan oleh sembarang orang, yang memiliki banyak jenis fungsi tergantung cahayanya.

Satu pendaran yang terkenal dengan pendaran terkuat, Yaitu… Pendaran hitam! Pendaran yang mampu menjadi tameng sekaligus menjadi pembunuh mematikan. Tetapi… ternyata bukan hanya pendaran itu yang harus di waspadai, pendaran merah pun adalah salah satu yang sangat jarang terlihat. Pendaran yang hampir sama dengan kekuatan dari keturunan Hydrangea, musuh dari bangsa Szabolcs sendiri.

Adhair adalah salah satu pemilik cahaya berpendar hitam itu, ia harus melindungi beberapa orang lainnya yang merupakan teman seperjalanannya dalam tugas mengantarkan mutiara merah. Mutiara yang sangat berharga bagi beberapa bangsa.

Dalam perjalanan panjang ini, apakah Adhair akan memikirkan tentang perasaan cinta yang tumbuh di antara dia dan salah satu wanita yang ada di dalam kelompok itu?

Bagaimana jika ternyata salah satu teman seperjalanannya adalah keturunan Hydrangea?

Akankah Hydrangea datang untuk mengalahkan bangsa Szabolcs dalam ajang pembalasan dendam?

chap-preview
Free preview
This Love so Sick
Suara pedang saling berbenturan mengisi waktu fajar yang amat indah, seorang pemuda mengenakan jubah hitam panjang telah berhasil membunuh lima orang prajurit dengan gagahnya, kemudian seutas tali hitam jatuh dari genggaman tangan, memberi tanda bahwa ialah yang telah membunuh kelima prajurit kerajaan besar itu. Mata hitam tajamnya menatap puncak istana yang lebih tinggi dibandingkan dengan pohon-pohon yang mengelilinginya, angin berhembus pelan ketika ia beranjak pergi dari tempat. “Dari mana saja kau?” Tanya seorang wanita yang membawa keranjang berisi buah apel di tangannya, pemuda itu tidak menjawab dan hanya merebut keranjang tersebut seraya berjalan meninggalkan wanita berambut pirang yang membatu melihat sikapnya. “Jangan katakan bahwa kau menghadapi para prajurit itu!” Tebak wanita tersebut yang telah berhasil menyamakan langkahnya dengan sang pemuda. Pemuda tersebut hanya tersenyum samar membuat sang wanita kembali menghentikan langkahnya. “Kau melakukannya?!” Teriak wanita itu dengan sangat kencang. Pemuda tadi berbalik menatapnya dengan sebuah senyuman menyeringai dan melangkah mundur, tetap menjauh dari wanita yang tengah tersulut emosi di hadapannya kini. “Bukankah kita dilarang untuk menghadapi atau melawan mereka? Adhair!” Pemuda tampan itu berhenti ketika sang wanita meneriakinya, dan mengingatkan suatu peraturan padanya. Ia kemudian melangkah mendekati sang wanita dan berbisik padanya dengan nada suara yang sangat rendah yang membuat bulu kuduk wanita itu berdiri. “Siapa yang mengatakan hal itu?” Wanita itu terdiam menatap lurus kearah depan tanpa ekspresi, keranjang apel yang tadi sempat direbutnya, ia kembalikan ketangan wanita itu. Angin berhembus mengiringi kepergian Adhair dari hadapan, untuk sesaat ia terdiam tanpa suara dan pergerakan apapun. Wanita itu hanya menghembuskan nafsnya, seolah hanya itulah yang bisa ia lakukan.   “Apa yang kau lakukan disini Bona?” Beberapa orang yang berjalan melewati hutan tersebut menemukan wanita itu yang terdiam berdiri dengan air mata yang mengalir, ia menangis tanpa melepaskan keranjang yang ia pegang di tangannya. Mata salah satu wanita yang melihat itu menyipit ketika ia menyadari adanya pendaran hitam yang mengelilingi dan mengunci tubuh Bona, sehingga wanita itu tidak dapat bergerak. Ia pun segera menarik pendaran itu menggunakan tangannya, dan seketika Bona jatuh tidak sadarkan diri setelah terlepas dari pendaran tadi. Pemuda berambut silver segera mengangkatnya dari atas tanah. Pendaran adalah keahlian yang dimiliki oleh beberapa orang kuat di desa itu, desa yang di sebut dengan desa keturunan Szabolcs. Pendaran memiliki bermacam-macam fungsi, tergantung pada warna apa yang terlihat saat pendaran itu menyala atau di aktifkan. “Siapa yang melakukan ini?” Tanya wanita yang memiliki rambut berwarna merah pada wanita yang menarik pendaran tadi. Sang wanita hanya menggelengkan kepalanya, kemudian ia terdiam dengan mata yang menyipit memikirkan siapa saja yang mungkin melakukan hal tersebut. Dan ketika ia sudah mengetahui siapa kemungkinannya, ia bergumam. “Kurasa Aku tahu siapa yang melakukan ini padanya!” Ucapnya dengan wajah serius, ia berlari meninggalkan orang-orang itu tanpa penjelasan apapun. Wanita itu terus berlari meskipun beberapa pohon besar telah ia tabrak karena amarah yang meluap di dalam dirinya, cukup lama ia berlari sampai akhirnya ia mendekati sebuah kabut pekat didepan sana, langkahnya mulai memelan dan berhenti untuk sejenak. Tanah kering yang tadi ia injak kini beralih menjadi lumpur basah, suhu udara mulai menjadi dingin dan nafasnya terengah karena berlari sebelumnya. Ia mulai kembali melangkah masuk.   Saat langkah wanita itu sudah semakin dalam, ia mendengar sebuah suara. “Kenapa kau kemari?” Usra itu bertanya padanya, sebuah suara yang berasal dari belakangnya. Wanita itu menghentikan langkah dan berbalik menatap Adhair yang sudah berdiri dihadapannya. Wanita tersebut mengepalkan tangannya dan langsung melayangkan sebuah pukulan keras kearah wajah Adhair, namun lelaki itu berhasil menangkisnya dan memelintir tangan sang wanita kebelakang membuatnya meringis. “Terlalu dini untuk kau dapat melawanku, Maddalene!” bisik Adhair padanya, Maddalene mencoba memberontak dengan menarik-narik tangannya. Namun genggaman tangan Adhair sangat kencang hingga wanita bernama Maddalene itu tidak dapat merasakan darah mengalir ke pergelangan tangannya. Maddalene menggeram, ia berusaha sekuat tenaganya untuk melepaskan diri dari cengraman Adhair. “Kenapa kau lakukan itu pada Bona?!” Maddalene bertanya seraya berteriak, dan tetap berusaha melepaskan tangannya dari lelaki yang kuat itu. Adhair terkekeh, “Dia mengganggu urusanku, kau tahu kan jika aku tidak suka diganggu?” Jawabnya. Kemudian ia mendorong Maddalene hingga wanita itu tersungkur keatas tanah. Maddalene berbalik dan menatap Adhair yang menatap dingin padanya dengan rahang yang mengeras menandakan adanya amarah di sana. Maddalene meringis pelan seraya menggenggam tangannya yang sakit akibat remasan kuat dari teman nya itu, “Dan aku tidak akan segan untuk menghancurkanmu, jika kau mencampuri urusanku!” Ucapan yang di keluarkan dari mulut Adhair itu terdengar seperti sebuah ancaman yang kuat bagi Maddalene. Wanita itu menundukkan wajahnya dan meremas tangan kanannya lebih kuat lagi sehingga rasa sakit yang ia rasakan tadi semakin bertambah. Maddalene berdiri dari jatuhnya dengan perlahan di hadapan Adhair dengan wajah yang masih tertunduk hingga rambut panjangnya terurai ke bawah dan menutupi separuh wajah cantiknya. “Sampai kapan kau akan seperti ini Adhair? Sampai kapan kau akan mengejar nya?!” Maddalene berteriak kearah pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu. Maddalene dengan berani menarik kerah Adhair hingga lelaki itu mendekat padanya, dan kemudian ia mendorongnya kebelakang dengan sangat kencang hingga Adhair mundur beberapa langkah. Tenaga yang di miliki Maddalene cukup keras untuk membuat lelaki gagah seperti Adhair terdorong, atau mungkin karena Adhair sengaja tidak menahan dirinya, agar Maddalene dapat melampiaskan amarah padanya. Adhair merasa semakin emosi ketika wanita itu mendorongnya, ia geram dan mencekik Maddalene dengan kencang. Kaki wanita itu terangkat dari atas tanah, dan tangan Maddalene berulang kali memukul-mukul tangan Adhair, meminta agar lelaki itu untuk melepaskannya. Cekikkan itu pun perlahan terlepas ketika Adhair sadar dari amarahnya dan melihat Maddalene yang sudah terbatuk-batuk di cengkraman tangannya. Maddalene terjatuh ke atas tanah dengan tubuh yang lemah, menghirup udara sebanyak mungkin karena ia merasa kekurangan pasokan udara sebelumnya. Udara dingin dan kabut yang ada di sekitar tempat itu semakin menjadikan suasana terasa canggung, Adhair menyadari kesalahan yang baru saja ia lakukan pada wanita di hadapannya. “Maddalene!” Tiba-tiba sebuah teriakan terdengar memecah keheningan diantara mereka berdua. Pemuda berambut dark silver berlari menghampiri Maddalene dan menatap Adhair sangat tajam. “Apa yang kau lakukan padanya?” Tanyanya dengan nada yang menantang pada Adhair. Adhair tidak menjawab pertanyaan dari pemuda itu, ia hanya berbalik untuk membelakangi keduanya. Seakan ia tidak ingin membahas apapun bersama mereka berdua dan memilih untuk tidak berbicara. To be continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.8K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook