Chapter 1

1042 Words
Pagi itu cuaca begitu tidak mendukung teringat musim dingin baru saja mulai, salju sudah turun sedari malam kemarin membuatnya terus mempererat mantel hitam nya. Ia tidak bisa berjalan lebih jauh lagi kini ia memilih untuk mampir ke kafe yang tidak jauh darinya, suara lonceng berbunyi bola matanya bisa menatap beberap orang yang mampir. Ia memilih duduk di ujung berdekatan dengan jendela dengan pesanan secangkir teh yang memgumpal, kafe ini begitu nyaman rasanya kantuk mulai menerjangnya menggingat sejak kemarin ia tidak tidur sama sekali. Ia melirik sekilas ke jam di pergelangan tangannya, ada sekitar satu jam sebelum pertemuannya dengan yang lain. Ia baru saja melakukan misi berbahaya dan kini hanya tinggal tunggu kabar baik atau buruknya. Selagi menikamti waktunya ia melirik sekitar dan di tengah kafe itu terdapat empat remaja yang tengah tertawa tepatnya menertawakan teman mereka. tentu hal itu tidak membuatnya peduli, Ia menikamti teh hangatnya dan detingan ponselnya membuatnya segera meraih benda pipih itu. Youra-Ah semuanya sudah beres, tidak ada jejak yang tertinggal dan barang bukti sudah di singkirkan. Kapan kau kembali? —— pesan itu membuat Youra mendengus dan membiarkan nya begitu saja tanpa ada balasan. Setelah puas menikamti waktu mengeteh yang sudah atau hampir tidak pernah ia lakukan itu, ia perlahan beranjak dengan beberapa anak remaja yang ia lihat. Youra bisa melihat mereka yang juga mulai meranjak, Youra tidak peduli ia lebih memilih ke toilet sejenak sebelum benar-benar pergi. "Apa kau tidak mau menyampaikan pesan ku pada Yeoun oppa, dasar adik ipar tidak berguna. Lihat saja akan aku pastikan Yeoun oppa tidak lagi melihat mu." "Kau benar Jee, lebih baik kita singkirkan saja dia. benalu sepertinya sungguh tidak pantas untuk hidup, dan apa kau tau dia lebih cantik dengan luka sayatan di wajah Ugh aku sunggu membenci wajah itu." ujar teman nya. "Aghhh." teriakannya terdengar melengking saat dari ketiga nya menjambak rambutnya hingga rontok, bahkan membenturkan kepala itu ke dinding. Youra yang baru saja melewati gang sempit itu hanya melirik, bola mata Youra bertemu dengan mata milik anak sma yang tengah tersiksa itu. Sepertinya anak gadis itu salah memilin pertolongan, bahkan Youra hanya melewatinya dan mengabaikannya begitu saja. "Bodoh." Youra mengeluarkan ponselnya yang berdering, nama Choi Hyun terpapang di layar ponselnya yang membuatnya segera mengangkat. "Hallo." "Kau dimana bodoh! Disaat di butuhkan kau menghilang." Youra menelelengkan kepalanya. "Apa yang membuat bos menggerutu di sapaan panggilan pertama, hu?." "Jangan banyak bicara, kemari lah cepat. Aku membutuh bantuan mu, mereka bodoh sekali. Ahhh." Youra tertawa. "Kau depresi sekali, baiklah aku akan segera kesa——" "Aghhhhhhhhh." Jeritan itu membuat Youra menoleh, bahkan wanita itu hanya dua puluh meter dari tempat kejadian. ketiga siswa tadi baru saja menginjak lengan teman nya. Youra terlihat ingin mengabaikan tetapi dia risih, akhirnya Youra menundukkan tubuhnya mengambil sesuatu di samping kakinya, tangannya bermain melepaskan benda itu dan menangkapnya kegiatan itu ia lakukan selama beberapa menit dan dengan gensit nya ia melempar benda keras itu persis mengenai salah satu dari tiga itu ternyata Youra melempar kan batu ke lengan kanan seseorang yang tengah menginjak tangan temannya. Tentu hal itu membuat mereka menoleh kepada Youra, helahan nafas Youra benci berurusan dengan anak sma. "Apa kau yang melakukannya hu!." teriak mereka membuat Youra tersenyum samar, Youra berjalan mendekat menghampiri mereka. "Manja, bodoh, Murahan" eja Youra. "Apa yang kalian lakukan? Menyiksa teman? Membully teman? Ah atau membunuh teman? Apa kalian berniat melakukan salah satu atau ketiganya?" "Anda siapa? Jangan mengatur kami, kami hanya bersenang-senang.Pergi lah jika tidak ingin mati." ujar siswi itu seraya tertawa, hal itu membuat Youra menipiskan bibirnya dan tertawa sekencang nya membuat siapa saja yang mendengarnya merinding terbukti satu dari ketiganya mundur. "Kalian ingin membunuh ku?" tanya Youra yang perlahan mulai dekat, Youra bisa melihat kaki siswi itu masih berada di atas lengan putih yang kini memerah. Youra tersenyum kecil dan menendang kaki itu persis di tulang keringnya, membuat lawan nya menjerit. "Kau ingin membunuh ku?" tanya Youra kedua kalinya, ketiganya mundur. Youra tidak ingin bermain kasar, wanita itu hanya memegang lengan siswi itu dan menekannya pada sesuatu yang begitu tajam. "Ahh." darah segar mulai merembas keluar membasahi kulit putihnya melihat hal itu sisi dari Youra yang lain bangkit, sepertinya ia akan bermain sebentar. Benda tajam itu Youra putar membuat ngiluh yang luar biasa, tawa yang menakutkan kini terlihat jelas untuk ketiga nya. kedua temannya yang terlihat ingin kabur Youra tahan dengan terjangan kaki yang melesat ke kepala keduanya. "Ahh sudah lama aku tidak memakai pertahan beladiri ku, aku lebih sering main dengan pisau." ujar Youra dengan kekehan. "Pe—-sii-kopat." ujar temannya yang lain, Youra hanya tertawa, lagi ia kembali bermain dengan benda tumpul yang ia bawa kemana-mana apa lagi kalau bukan pisau dapur yang sengaja tidak ia asah. "Akan aku pastikan ini infeksi." ujarnya pelan, sebelum ia melakukan hal yang lebih jauh ponselnya kembali berdering. "Sialan!." Ia segera menggangkatnya dan kembali ada umpatan dari Choi Hyun, sepertinya Youra tidak ada waktu untuk bermain. "Maaf aku tidak bisa bermain dengan kalian, tapi aku senang bisa bertemu kalian. Kapan-kapan kita ketemu lagi, ya?." tidak ada jawaban, Youra hanya mendengus kecewa lalu ia pergi meninggalkan keempatnya dengan keadaan hening. Sebelum menjauh Youra berteriak, "AKAN AKU PASTIKAN KALIAN MATI, SELAMAT BERTEMU KEMBALI. Ahh satu hal BUAT KAU YANG BODOH! PASTIKAN MEREKA TIDAK HIDUP UNTUK BESOK. sungguh aku tidak suka dengan cara mereka bernafas." kekeh Youra di ujung kalimatnya dan pergi menjauh.— Terlihat Youra yang baru saja memasuki ruangan dimana Choi Hyun berada, wanita itu terlihat santai memasuki nya tidak melihat Choi Hyun yang terus mengumpat bahkan melempar bola merah kearah Youra hal itu membuat nya gensit segera menangkap sebelum mendarat ke keningnya. "Apa yang membuat mu kacau hu? Bukannya semuanya sudah beres bahkan aku menyelesaikan tugas ku sebelum sepuluh menit waktu terakhir." "Bukan hal itu yang ingin ku bahas, tapi si bodoh Daeyon itu sudah membuat buktinya bercecer. Kau tau bukan tugas mu apa, jika kau tidak melakukannya dengan baik kemungkinan aku akan turun tangan." Youra mengganguk, "Tenang lah, akan aku pastikan semunya untuk mu bos." "Bagus, lakukan lah." Choi Hyun meranjak meninggalkan Youra yang mendengus, berpikir permainan apa yang akan ia lakukan nanti? Youra menatap jemari nya tersenyum kecil. "Ah, tadi aku bermain belum selesai akan kah aku lanjutkan bersama Daeyon." kekeh nya, ia akan menuntaskan apa yang belum tertuntas. ____
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD