Chapter 3

1052 Words
“Kau membunuhnya?” Pertanyaan yang Youra dapatkan setelah duduk di kursi, ia tidak peduli dengan Choi Hyun yang terus menatapnya ia bahkan lebih sibuk menyantap ramyeon yang baru saja ia buat. perutnya begitu lapar sekali, sepulang dari tempat Daeyon ia langsung terlelap dan terbangun di saat perutnya minta diisi, Choi Hyun pagi ini terlihat santai dan membaca koran dan berita dengan judul besar membuatnya tertarik. TERJADI PEMBUNUHAN KEJI. Di sana tertera sebuah tulisan jika mayat itu dalam kondisi tubuh tidak utuh, pelaku belum di ketahui tetapi Choi Hyun tau jika itu adalah Daeyon dan yang membunuhnya pasti wanita di depannya ini. tidak ada jawaban dari Youra menbuat Choi Hyun melemparkan koran di tangannya persis mengenai kepala wanita itu, Youra mendesis. “Agh!! Kau tidak bisa melihat ku menikmati makanan ku hu! Aku sungguh lapar, seharusnya kau berterimakasih jika aku tidak membiarkannya begitu saja.” “Ya aku berucap banyak Terimakasih bodoh, tapi kau membuat diri mu di cari polisi tolol.” Youra sudah tidak berselerah lagi, ia meminum air minumnya dengan tandas. “Jangan memandangku sebodoh itu tuan Choi Hyun, ku persingkat saja. Malam itu ia bersama Ong anggota dari musuh berbuyutan. Sih t***l itu mencuri berkas kita untuk menjatuhkan kita dengan imbalan ia bisa bergabung di kelompok mereka. Penghiantan, kau tau aku membenci hal itu. Aku membunuh Daeyon dengan sarung tangan yang aku pakai kemarin malam hal itu tentu tidak meninggalkan jejak jari ku disana sampai disini aku tidak terlalu bodoh sepeti apa yang kau pikirkan tuan Choi, tetapi aku memberikan semua barang yang kupakai untuk membunuh Daeyon kepada Ong yang saat itu dia tengah pingsan bahkan aku memberikan potongan tubuh Daeyon padanya, tetapi di berita itu mereka tidak menemukan pelastik yang berisi potongan sih b******k itu, disini dapat kita simpulkan jika Ong membawanya.” jelas Youra santai, Choi Hyun menghela nafas. ia sudah gregetan sejak awal, ia tau Youra tidak akan sebodoh itu tapi tidak salahnya memastikan jika tugas wanita itu lakukan bersih tanpa jejak sama sekali. Ia seakan mendapatkan serangan jantung di pagi hari, “Kau tidak pernah sebodoh itu Youra, aku bangga melihat didikan ku pada mu.” “Cih.” Youra berdecak dengan Choi Hyun yang terkekeh.—- Sekolah hari ini libur musim dingin, membuat beberapa murid memilih melakukan kegiatan mereka termasuk ketiga remaja yang berkumpul di ruangan tepatnya sebuah kamar salah satu dari mereka. “Jee bagaimana wanita psikopat itu akan datang lagi saat kita melakukan kejahatan dengan Bora, sungguh ia mengerihkan.” “Dasar bodoh! Mana mungkin ia akan mengawasi kita, lagi pula wanita psikopat itu tidak tau kita melakukannya dimana. Ahh sungguh ingin ku lenyapkan sih Perempun gila itu ah.” siswi bernama Jee itu menggepalkan tangannya yang menekan luka di tangannya membuatnya meringgis, luka yang di tinggal Youra untuknya begitu dalam. “Kau tidak apa-apa Jee? Sepertinya luka mu cukup dalam.” teman satu nya memberi tahu saat ia melihat lengan temannya itu. “Sepertinya begitu, Hara, Sania.. kita harus menuntaskan ini sebelum wanita psikopat itu kembali.” ujarnya dengan mengebuh, ia tidak bisa membiarkan Bora musuh nya itu terus berada di sekitarnya. Hara gadis itu terlihat menyelimuti tubuhnya. “Aku masih takut saat ia menggatakan jika ia ingin membunuh kita, dan kau tau akhir-akhir pembubunan terjadi ahh tubuh ku merinding mendengarnya.” Sania nepuk kepala temannya itu. “Bodoh, jika kau tak ingin yasudah biar aku sama Jee saja.” “Ikh jangan dong, Yaya aku ikut.” ketiganya kembali merencanakan sesuatu, memastikan jika mereka tidak bertemu dengan Youra wanita psikopat yang baru saja mereka bicarakan.— Hari ini tidak ada kegiatan yang begitu sibuk, Choi Hyun baru saja pergi meninggalkannya. Kini Youra menikamti hari nya dengan melatih dirinya dan menancapkan pisau di bagian beberapa tubuh di boneka kayu yang telah di sediahkan. Hal ini selalu Youra lakukan saat ada waktu senggang, mata sekelam malam miliknya itu memandang fokus kearah lawan nya yang tidak berkutik ia terus melakukannya beberapa kali. “Wahhh kau semakin hebat.” Youra menoleh dan mendapatkan teman nya yang berdiri di depan pintu ruang latihan mereka, Youra terkekeh dan meletakan pisaunya dan beristirahat sejenak. “Kau seperti karet yang terus menempel bahkan memberikan pesan sampah yang tidak berguna.” ujar Youra seraya meneguk air minumnya. “Dan kau mengabaikan pesan sampah ku, dasar b******n sekali.” Song Ji-Soo adalah wanita yang selalu lengket dengannya, menggingat di tim mereka hanya mereka berdua lah wanita selebihnya pria. Tentu Youra dan Ji-Soo berbeda, wanita itu bermain begitu lembut bahkan lawannya tidak mengetahui jika kaktus menancap di punggung wanita itu. “Bagaiman malam pertama mu dengan Jong? Apa permainan begitu bertahan lama?” Youra memancing, menggingat Ji-Soo juga adalah seorang wanita hiper-s*x wajah dan tingkahnya begitu berbeda. Banyak yang salah mengira jika Ji-Soo adalah anak kalem yang begitu polos, terbukti semua lawannya jatuh kedalam pisaunya. “Parah, ia hanya bertahan sampai tiga ronde saja. Aku begitu merindukan mantan ku. Ah sialan.” Youra hanya terkekeh, mereka cukup dekat dan akrab tetapi Youra tetap tidak mempercayai Ji-Soo begitu saja karena ia tau kapan pun seseorang akan berkhianat. “Permainan mu saja yang begitu berlebihan, kau terlalu agresif nona Ji-Soo “Sialan!!! Jangan menjatuhkan harga diriku, jika kau saja sok jual mahal.” “Bukan kah itu suatu hal yang bagus? Lagi pula, kau terlalu merendah.” olok Youra dengan kekehan. “Yakkk!!!” teriak Ji-Soo membuat Youra tertawa puas mengira Ji-Soo dan pergi begitu saja, dia senang bermain dengan wanita itu bahkan Youra pastikan ia begitu kesal Youra mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman, ia bisa melihat beberapa anggota yang lain melakukan kesibukan masing-masing. Kini ia mendapatkan Han yang tengah melakukan tugasnya untuk mengajari anak baru yang bergabung dengan mereka. Youra bisa melihat di antara mereka ada yang hampir pingsan malakukan pemanasan seperti pus-up. “Haa bodoh sekali.” ujarnya membuat Han menoleh, wajah pria itu dingin seperti biasanya. “Hei kau!!” teriak Youra kepada salah satu dari mereka yang Youra lihat hampir pingsan itu, anak remaja itu menoleh dan hendak bangkit sebelum tubuhnya jatuh kebelakang dan pria remaja itu pingsan. Youra berdecak, membiarkan Han menghampiri. “Tidak berguna sekali kalian, ahhh merepotkan.” Youra meninggalkan mereka begitu saja dan wanita itu memilih pergi dari tempat markas mereka. Salju tetap turun, mendesah kesal ia mulai melangkah perahan. di persimpangan ia kembali bertemu ke pada tiga gadis yang kemari ia lempar dengan batu. “Ah kalian.” Ketiga nya mundur, Youra mengernyit. “Ternyata sih bodoh itu tidak melakukan tugasnya.” lirih Youra, wanita itu hendak maju sebelum dari mereka langsung menarik temannya dan lari meninggalkan Youra yang terbengong. “Aku baru saja ingin menyapa.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD