Part 15

1207 Words
Jennie tiba di apartemen dengan cepat setelah dari toko kain tadi bersama Jaden, Gadis itu langsung menerobos masuk ke dalam kamar Joshua dan menghampiri pria itu yang sedang berbaring di tempat tidurnya.   " Kenapa kau melakukan hal itu puasaku? Apa salahnya kalau aku dekat dengan seorang pria? " Ucap Jennie membuat Joshua menatapnya heran.   " Kau ini bicara apa? " Tanyanya sambil beranjak dari tempat tidur kemudian berjalan keluar kamar.   Jennie tetap mengikuti Joshua yang berhenti di dapur untuk mengambil air minum.   " Awalnya aku curiga dengan sikap mu selama ini tapi aku selalu berpikir ini hanyalah pikiran bodoh yang tidak harus ku percaya, tapi setelah Arnold memberitahuku semuanya sekarang aku paham, Tidak seperti itu cara balas dendam padaku, Aku mengatur hubunganmu dengan Sena karena aku tahu dia bukan gadis yang baik, Tapi kau tidak berhak mengaturku dekat dengan pria lain.!! "   Joshua cukup terkejut mendengarnya, ia berpikir Jennie tidak akan mengetahui soal kebenaran itu dan ternyata tidak.   " Aku berhak melakukannya, Kau ingat mama berpesan padaku untuk menjagamu dan hal itu sebagian dari tugasku dalam menjagamu.!! " Balas Joshua tak mau kalah.   " Tapi kau sangat keterlaluan, apa jangan-jangan Eric pun kau yang menggagalkannya dekat dengan ku.?   " Iya, aku melakukan semuanya karena aku tidak ingin kau salah memilih pria menjadi pasanganmu, aku tahu kau ini tidak pintar dalam memilih dan bagaimana jika suatu saat pria itu hanya menyakiti mu saja. "   " Kalau sikapmu terus seperti itu sampai kapan aku bisa memiliki pacar? Memangnya kau saja yang bisa, Aku juga ingin memilikinya.!!"   " Aku memperbolehkan nya asalkan pria itu datang padaku langsung dan bicara padaku, Aku ingin melihat apakah dia layak untukmu atau tidak. "   " Memangnya kau papa, sedangkan papa dan mama saja tidak akan melarang ku, kenapa aku harus melaporkan semuanya padamu. "   " Karena aku saudaramu. " Sahut Joshua tegas.   " Aku membencimu.! " Jennie berlari meninggalkan dapur dan memasuki kamarnya dengan kesal.   Joshua meletakkan gelas yang ia pegang dan ikut kesal oleh sikap keras kepala Jennie barusan, Hari ini Joshua merasa sangat sensitif hingga membuatnya ingin terus marah. Ia melirik pintu kamar Jennie dengan sayu kemudian memasuki kamarnya.                                                 ♤   Jennie menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil marah-marah, ia menatap pintu kamarnya dengan tatapan tajam.   " Joshua bodoh, Membuatku kesal saja. " Ucap Jennie sambil melipat kedua tangannya.   Pandangan Jennie tertuju pada bingkai foto yang tertera di atas meja kamar, Ia meraih bingkai itu dan menatap foto yang terpampang jelas di sana. Foto yang menampilkan dirinya dan Joshua dari waktu ke waktu membuat kenangan lama kembali hadir, ketika mereka kecil mereka tidak pernah terpisah dan saling mengasihi satu sama lain, Hingga akhirnya mereka bertengkar hebat hanya karena urusan Cinta masing-masing.   Jennie kembali meletakkan bingkai itu dan menatap keluar jendela kamarnya, Bulan nampak bersinar sangat terang dan beberapa Bintang yang nampak menghiasi langit malam itu. Beberapa waktu lagi musim akan berganti ke musim dingin, Cuaca di luar pun sudah sangat dingin bahkan dinginnya sampai ke dalam kamar sehingga membuat Jennie segera mengganti meningkatkan suhu penghangat di kamarnya agar dia tidak terserang flu.   " Dari pada pusing memikirkan Joshua si bodoh itu lebih baik aku segera membuat pola jas yang akan ku buat. " Jennie segera mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat pola dan kain yang di belinya bersama Jaden tadi.   " Jaden.. " Gumam Jennie terlihat memikirkan sesuatu.   " Kenapa pria itu selalu membuatku tenang setiap memikirkannya, Bahkan ketika aku bertengkar dengan Joshua dan mulai memikirkan nya perasaan sebal ku jadi hilang. Aku tidak mungkin jatuh Cinta padanya kan.? " Gumam Jennie melirik dirinya pada cermin besar yang ada di dalam kamarnya.                                                 ★     Pagi keesokan harinya, Baik Jennie dan Joshua tidak saling menegur satu sama lain bahkan Jennie berangkat ke kampus lebih awal begitu pun dengan Joshua yang pulang pergi sendirian tanpa mengajak Jennie. Karena proyek yang di kerjakan oleh Jennie sudah hampir memasuki tenggat waktu ia pun lebih menghabiskan waktunya di kampus bahkan pernah sekali dia tidak pulang ke rumah agar dapat mengejar ketinggalannya.   Seperti hari ini Ia tidak pulang karena ingin fokus menjahit, Di ruangan desain kini hanya tinggal dia seorang, Petugas keamanan pun memberikan kunci cadangan padanya jika sewaktu-waktu dia pulang ke rumah, Malam ini Jennie mengerjakan tugasnya dengan di temani minuman bersoda dan satu hamburger sebagai menu makan malamnya.   " Aku membutuhkan Jaden untuk mencobanya sebelum aku menjahit keseluruhan jas ini. " Gumam Jennie setelah menyelesaikannya sedikit.   " Apa sebaiknya aku menghubunginya saja. " Ucap Jennie segera meraih ponselnya dan menghubungi pria itu.   Beberapa saat kemudian panggilan Jennie terhubung, Jaden menjawabnya sedikit bingung kemudian Jennie menanyakan keberadaan nya saat ini.   " Aku ada di kampus, baru mau pulang, kenapa.? " Tanya Jaden.   " Bisa ke ruang desain sebentar? Aku membutuhkan bantuan mu. " Pinta Jennie dengan sangat.   " Baiklah aku segera ke sana." Jawab Jaden sukses membuat Jennie tersenyum kegirangan   Setelah Jennie mengakhiri panggilannya, Ia pun lanjut menghabiskan makan malamnya dan membersihkan bekasnya sebelum Jaden tiba. Ponselnya tiba-tiba berdering membuat gadis itu segera mengecek pesan yang baru saja masuk.   " Kau di mana? Cepat pulang atau ku laporkan pada orang tua kita. !!!" Tulis Joshua pada pesan tersebut.   " Aku sudah besar dan tidak perlu di atur seperti anak kecil lagi. " Ucap Jennie segera menonaktifkan ponselnya agar Joshua tidak menghubungi nya lagi.                                                  ♔     Karena khawatir, Joshua terpaksa harus ke kampus untuk mengecek keadaan Jennie sekaligus membawa makanan kesukaan Jennie untuk menu makan malamnya, Sebelumnya Joshua sudah di beritahu oleh Edith kalau Jennie ada di ruang desain fakultas seni untuk menyelesaikan pakaiannya, dan Joshua pun segera ke tempat itu seorang diri.   Setibanya di ruangan itu, Joshua kembali di kejutkan dengan seorang pria yang tengah mengobrol dengan Jennie, Keduanya terlihat sangat bahagia dan saat Jennie mengenakan jas buatannya pada pria itu Joshua merasa kesal, Ketika dirinya hendak masuk ke dalam sana ia tiba-tiba teringat dengan ucapan Jennie tentang larangan mengatur urusan pribadi nya lagi, Joshua mendengus sebal dan meletakkan kotak makanan yang di bawanya di depan pintu.   " Ada apa denganku? Kenapa aku jadi kesal seperti ini melihat mereka berdua. " ucap Joshua sembari meninggalkan tempat itu.   Di dalam sana Jennie merasa ada seseorang yang melewati ruangan desain sehingga membuatnya segera mengecek keluar, Saat Jennie membuka pintu ia tak melihat ada siapapun di luar hingga kedua matanya menangkap sesuatu yang tergeletak di depan pintu yang membuat Jennie langsung mengecek isinya.   " Ini kan makanan kesukaanku? Apa Joshua barusan datang ke sini.? " Ucap Jennie kembali melirik kesana-kemari.   " Ada apa? " Sahut Jaden di dalam sana.   " Seseorang meninggalkan makanan kesukaan ku di luar, Aku tidak tahu siapa sepertinya ini memang untukku. " Balas Jennie yang kembali menghampiri Jaden.   " Ngomong-ngomong soal jas ini, Aku yakin kau akan mendapat nilai terbaik, Jas ini sangat keren dan terkesan maskulin. " Gumam Jaden yang terus terpesona dengan jas yang setengah jadi buatan Jennie itu.   " Dan aku mungkin akan mendapat nilai plus karena memiliki model yang tampan seperti mu. " lanjut Jennie seketika membuat Jaden melongo kebingungan.   " Ah.. Maksud ku, Kau sangat cocok memakai jas itu dan aku yakin dosen ku pasti akan memberikan nilai plus. " sambung Jennie setelah sadar akan ucapannya barusan.   Jaden hanya manggut-manggut mengerti dan melepas jas itu agar Jennie dapat melanjutkannya, Selagi Jennie sibuk menjahit Jaden ingin sedikit lebih lama di tempat itu agar Jennie tidak merasa kesepian.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD