DIA GARZA

3069 Words
 waktu itu aku baru masuk sekolah menengah atas. Tidak mempunyai teman, aku bisa dibilang jutek. Tapi kalau udah kenal ya nyerocos terus. Pagi itu sangat cerah. Dan matahari rasanya tidak mau kalah dengan semangat anak yang bisa dibilang baru beranjak remaja. Hari itu tepat hari pertama aku MOS, hari pertama sihh belum dimacem macemin ya. Karena kita cuma perkenalan dan pembagian kelas. Aku mendapat kelas X-4. Teman-temanku sepertinya sudah saling mengenal. Hanya aku saja yang diam di pojok kelas sambil mendengarkan lagu dari adaband-surga cinta. tiba-tiba ada sosok laki-laki yang cukup tampan, ya sampe kakak kelas dan teman-teman ku saja pada menganguminnya. Tiba-tiba sosok itu datang ke ruang kelas dan memberikan instruksi di depan kelas. Saat itu aku tidak mendengarkan instruksinya. Karena terlalu asik mendengarkan musik yang terdengar dari earphone ku. Ada yang mengetuk meja-ku. Tok... tok... tok... sosok laki-laki yang tingginya 185cm, denga berat proposional bak model. Kulit putih dan rambut hitam. "Ehhh.. lu kok gak dengerin gue tadi. Lu tau gak besok disuruh bawa apa?". Kata kakak kelas itu. Sontak aku terkejut dan melepas earphone ku. Suasana seketika hening. Aku melihat kanan kiri ku yang ternyata menengok ke arahku. "Ehhh ngapain lu nengok kanan kiri.. gue didepan lu ini." Ucap kakak kelas tadi. "Maaf kak, saya gak tau kalo kelas udah mulai. Saya kira masih jam istirahat." Jawab ku. "... sini lu kedepan" ucap kakak kelas itu Kakak kelas itu adalah salah satu dari anggota OSIS di sekolah ku. Emang bisa dibilang dia cukup tampan lah bagi yang lain ya. Bagi aku mahh biasa aja. Kalo ditanya kesan pertama saat ketemu sama dia. Rasanya itu pengen nyumpel tuhh mulut kakak kelas pake kaos kaki. Bawel banget ya ampun. Cowo kok bawel dalem hati ku. "Ada apa kak?" Ucapku sopan "lu udah tau salah, bukannya minta maaf. Tapi malah songong sama gue" jawab kakak kelas itu dengan nada tinggi. dalem hati gua ngomong, ya ampun ini kakak kelas. Kan tadi gua udah minta maap. Kupingnya bolot atau gimana ini. "Emang tadi kakak gak denger, saya udah bilang maaf?" Tanyaku. " lu bukannya minta maaf, malah jawab aja" sengitnya "iya ma-aaaaff kaaa." Ucapku dengan suara di tekan. ada satu kakak kelas yang datang ke kelas ku dengan anggun kakak kelas itu mendekati laki-laki itu. Perempuan itu bernama "Berliana putri andara". Dengan suara di sok lembut, kak berlian biasa dipanggil. Mendekati laki-laki itu. " ada apaan nih? Ributnya sampe kelas sebelah" ucap kak berlian "ini kak, anak ini gak perhatiin gue nerangin dikelas tadi. Bukannya minta maaf maah songong" jawab laki-laki itu. Ya ampun, kapan drama ini berakhir, ucapku dalam hati. Kak berliana dengan membisikan sesuatu ditelinga kakak kelas itu, dan setelah itu aku dipersilakan duduk. Dalam hati, ya ampun akhirnya bisa duduk. hayati lelah dengan drama kakak kelas itu. Krrriiiingg.... kriiingg.... bel pulang sekolah kak berliana selaku ketua OSIS memberikan instruksi dan mengingatkan kembali apa saja yang akan dibawa kita besok. satu persatu murid keluar dari kelas, salah satu teman sekelasku menghampiriku. dia menepuk pundak-ku. "Ehhh rin, kenalin gua rico" sambil mengulurkan tangan. "Ohh hallo ko. Gua airin" sambil membalas jabatan tangannya. kami pun jalan berdua menyusuri lorong kelas. Dan saat aku jalan di lorong, tiba - tiba muncul lah sosok yang tidak diharapkan olehku. Iya siapa lagi kalo bukan kakak kelas yang tadi ngomel aja di depan kelas. Rico yang sedari tadi berada di sebelahku, menyapa kakak kelas ku itu sambil membungkukan badannya sebagai tanda hormatnya. Aku hanya tersenyum saja melihatnya dan sambil memasangkan earphone ku. Badanku berbalik seketika, akibat dari tarikan tangan kakak kelas ku itu. Tarikannya sangat kuat, jadi hampir saja aku memeluk tubuhnya. "Igghhh apaan sihh" kesalku "Lu gak sopan ya, ngeliat gue cuma senyum doang. Hormat dong. Kaya temen lu itu" ucap kakak kelas itu. "Ini udh diluar jam sekolah ya, lu kalo sama cewe sopan gak? Tarik tarik tangan gua. Sakit tau gak" ketus ku. "Lu emang gk sopan ya jadi orang,lu kenal siapa gua gak?" Tanya kakak kelas itu. Aku seketika diam, karena memang benar aku tidak mengenalnya. Saat dia memperkenalkan diri di kelas aku mendengarkan lagu. Yang aku ingat hanya lirik lagu saja. Aduuuhhhh gimana ya.. dalam hatiku. " kenal gak?" Tanya kakak kelas itu sambil mendekatkan dirinya padaku, membuat aku untuk mundur perlahan sampai Badanku menyentuh tembok. Aku tidak bisa lari dari hadapannya. Karena tubuhku dan kakak kelas itu hanya berjarak tiga puluh senti saja. Dengan keberanian diri, aku berkata "apaan sihh kak, jalan masih luas itu. Mepet mepet kek diangkot". Dalam hati aku takut berkata seperti itu, ricco yang tadi menemaniku, sudah pulang karena supirnya sudah menjemput. Kakak kelas itu langsung menarik tangan ku, dan dia berjalan cepat sambil menarik tanganku. Membuat aku berlari kecil untuk mengikuti arah kakinya. "Mau kemana sihh kak, lepasin tangan gua. Sakiiit" ucapku menahan sakit akibat tarikan tangannya. Kakak kelas itu menarik ku menuju parkiran, melewati lapangan, yang dilantai atas terlihat banyaknya teman teman kakak kelas itu dan juga anak kelas 3. Mereka semua melihatku yang sedang di tarik oleh kakak kelas itu. "Lu gak kenal kan siapa gua, konsekuensinya lu harus pulang bareng gua. Biar lu tau siapa gua." Ucapnya dengan nada perintah. "Ihhh anjuran darimana begitu, ogahhh mending gua naik angkot". Sambil menghentakan tanganku dan membuat genggaman tangan kakak kelas itu terlepas. akupun berjalan sambil memakai earphone ku kembali dan meninggalkan kakak kelas itu. Langkahnya terhenti ketika dia ingin mengejarku. Iya siapa lagi yang bisa menghentikan nya kecuali kak berliana. Dalam hati ohhh god, kenapa ada orang kek dia. Semoga besok dia gak berkeliaran di hadapanku. Kalo sampe ketemu lagi. Ya ampun berarti aku apes banget. KEESOKAN HARINYA ..... pukul 06.30 wib aku sudah di kelas, seperti biasa aku mendengarkan lagu dan membaca novel kesukaanku. Ricco yang baru datang langsung menghampiri meja-ku. "Rin, kemaren sorry ya gua pulang duluan soalnya supir gua udah jemput". Dengan nada memelas "it's okey" jawab ku sambil mengangkat jariku membentuk huruf O. "rin, kemaren emang kak Garza ngapain lu lagi?" Tanya nya. "Siapa? Kakak kelas yg kemaren? " tanya ku " iya.. dia namanya Aryand Garza Saputra dia murid populer di sekolah ini, dan dia itu anak IPA loh. Ohh iya, gosipnya sihh ya, kak Garza itu pacaran sama kak Berliana." Ucap ricco menjelaskan soal kak Garza. "Kak berliana? Kelas 3? Berarti dia pacaran sama anak kelas 3?" tanya ku dengan antusias. "iiiyaaapppsss... terus ya rin, kak garza itu baik orangnya. Dia walau ganteng, pinter, baik. Dia itu kan wakil ketua OSIS, dampingin kak Berliana" jelas ricco lagi. Dalam hati airin berkata, baik dari mana, galak banget kaya monster gitu. Ganteng apanya, biass aja. Masa sihh pinter. Kurang meyakinkan. Pikirannya terus berfikir mengenai ucapan ricco yang berbanding terbalik dengan realita yang dilihat airin. " kok lu tau banget keknya soal Garza itu?. Tau dari mana? Jangan jangan Hoax ? Tanyaku lagi. " tau lah, kan kakak gua itu temennya kak Garza, terus kak Garza itu hampir tiap hari main ke rumah gua juga." "ohhh gitu.." jawabku singkat. Tanpa ada tanda-tanda masuk, sosok yang dibicarakan muncul. Aku yang sedari tadi bercerita dengan ricco tiba-tiba terhenti. Karena dia menghampiri dengan tatapan yang sangat mematikan. "Eehhhh Airin Cantika Syahreza, sini ikut gue" perintahnya. aku yang dengan malas, langsung berdiri dan mengikuti kak Garza. "kenapa sih kak?" Tanya ku malas. "Lu udah tau siapa gua?" Tanyanya padaku "iya tau. Kakak wakil ketua OSIS, nmanya Aryand Garza Saputra, kakak kelas XI-IPA 1" jawabku malas " oke. Karena lu udah kenal sama gua, lu boleh kekelas" ucapnya sambil tersenyum dan mengacak acak rambutku. Sambil berjalan dalam hati berkata ya elaaaaahhhh manggil cuma pengen nanya tau dia apa gak. Gak penting banget coba. Ya ampun ada orang senarsis itu. Pengen gua tonjok rasanya. Sabar sabar ya allah... ada orang begitu nyebelinnya. Manggil cuma ngomong kek gitu. Dengan wajah yang kesal dan emosi, tidak sengaja airin menabrak kak berlian, sontak airin kaget dan refleks meminta maaf kepada kak berlian. "Ehhh.. maaf.." sambil menengok ke arah yang di tabrak. " ya ampun maaf kak, saya gak liat" ucapku lagi. "Iya gak papa lain kali hati hati ya" jawabnya sambil berjalan menghampiri soulmatenya. "ya ampun, kak berlian cantik banget, body nya bagus, kok mau ya sama si cowo alay itu" ocehku sendiri sambil melanjutkan jalan ke arah kelas. "woooyyyy... ngapain lu ngelamun?" tanya riccom sambil mengejutkanku "bangke lu ric.... " kaget ku sambil jitak kepala plontos ricco. "sakit rin... " sambil mengelus - elus kepala botaknya itu "Botak sihhh...hahahha" sambil tertawa  Awal masuk sekolah memang tidak diizinkan untuk laki - laki rambut harus botak, dan perempuan tidak diizinkan untuk memakai rok-span. tapi yang namanya jiwa muda kan, semakin dilarang semakin menjadi. hari ini adalah MOS ke dua. kita hanya diberikan permainan, makan, minta tanda tangan semua kakak OSIS. Airin yang malas untuk berkeliaran disekolah dan hanya memilih duduk di kursi ke empat deret ke 2 dari pintu masuk. Ricco teman yang baru dua hari ini bersama dengan Airin sudah berkeliaran mencari tanda tangan kakak - Kakak OSIS. Airin memang seperti itu, menurutnya itu tidak lah penting. menurutnya disekolah ya tujuannya belajar, bukan melakukan hal seperti itu. cuek memang, sikap cuek dan acuhnya tersebut yang membuat pribadinya menjadi kuat.  "Rin... kok lu gak keliling cari TTD kakak OSIS sih?" tanya Ricco sambil mengatur nafas yang sedari tadi sudah lari - larian mencari OSIS yang bersembunyi.  "males ahh gua, gak penting banget coba. buat apaan?" jawab ku malas sambil membaca buku tentang kepribadian.  "lu gak tau rin emang? kalau kita gak nyelesein TTD ini, kita dapet hukuman suruh lari lapangan 10 kali sambil ngalungin papan tulisan "saya pemalas" jelas Ricco Airin terkejut dan langsung menurunkan buku yang dari tadi menghalangi wajah manisnya tersebut "serius lu ric?"... tanya Airin terkejut "yeaaahhh kaga percaya lu. ini makanya dari tadi gua ngos-ngosan naik turun tangga, sambil nyari OSIS yang ngumpet. mana panas banget ya tuhan..." ngeluhnya "sampe kapan terakhir emang?"tanyaku "sampe hari akhir MOS lah, besok berarti..." jawab Ricco "ini gua aja tinggal wakil sama ketua OSIS aja yang beloman. capek gua, besok aja lanjutin" lanjut ricco sambil menenggak minuman dingin Airin memang sudah membuat tempat TTD OSIS, tapi dia enggan untuk bertemu dengan musuhnya itu. ya siapa lagi kalau bukan GARZA. kakak kelas yang menurutnya sok ganteng banget, galaknya ngalahin monster. Airin kemudian mengambil karton warna silver dan mengambil spidol warna emas dan hitam, kemudian Airin keluar kelas untuk mencari kakak OSIS dan meminta TTD nya. Airin sebenarnya malas untuk meminta TTD tersebut, tapi apa boleh buat. kalau ia tidak melakukannya hukumannya keliling lapangan sambil membawa papan, itu sangat memalukan sekali. "eehhhhh... rin, mau kemana lu?" tanya ricco sambil menyembur air yang disenggol oleh airin karena ia terburu buru "gua mau minta TTD OSIS, gua males kalo nanti keliling lapangan. ikut gtak lu" sambil berlari kecil meninggalkan tempat duduknya tadi. "ikut gua, tungguuuu.... " jawab ricco yang suaranya seperti teriak karena Airin sudah tidak terlihat di balik pintu kelasnya.  sudah tiga puluh  menit Airin sudah mendapatkan TTD kakak OSIS hanya tinggal lima orang lagi yang belum dimintai TTD olehnya. Sambil mengatur nafas karena berlarian, Airin membeli Softdrink di mesin minuman. dari belakang Ricco mengagetkan Airin. "gillaaa.... klu gua cari dari tadi kemana sihhh....?" sambil membungkukan badannya karena lelah berlarian mencari Airin "ini gua tinggal lima anak OSIS yang belom ketemu..." sambil mengambil minuman yang dibelinya.  "emang siapa aja?" tanya ricco sambil menyerobot minuman yang ada ditanganku "lu beli sendiri apa... itu punya gua kan" dengan nada sebel "yaelah.... pelit amat lu. tinggal dikit jugaan..." ucap ricco "itu bekas gua kan gila..." jawab ku kesal  "gak papa, gak rabies kan lu... " sambil tertawa menjitak pala plotosnya "emang gua anjeeng..." jawab ku kesal sambil melihat sekeliling lorong siapa tahu ada OSIS yang berkeliaran lagi "siapa lagi emang lu yang beloman?" tanya Ricco lagi. "tinggal Kak Berliana, Kak Ajun, Kak Garza, Kak Meldi sama kak Andin.." ucapku sambil melihat karton TTD "tadi gua liat kak Berliana di sit... " belum juga menyelesaikan ucapannya tiba - tiba Airin sudah kabur dari hadapannya.  Ricco berkata " beloman kelar ngomong, udah kabur aja tuhh bocah. larinya cepet banget lagi" dumel nya.  "Airinnnn...... Tunggu ...." Teriak Ricco Airin yang sudah melihat kak Ajun dilorong dekat kelas XI- IPS 3 itu menghampiri dengan gugup. "Arjuna Bhayangkara Ditiro" nama yang terpampang di baju sebelah kirinya. tapi yang lain biasa memanggilnya Ajun. Ajun teman seangkatan Kak Garza tapi ia berbeda jurusan, kak ajun di kelas XI- IPS 1. Airin sudah mencuri pandang dengan kak ajun sejak awal masuk, karena senyumnya yang manis, penampilannya yang maskulin dan juga terlihat sopan. Dengan gugup Airin menghampiri kak Ajun. "Kak Ajun, boleh minta TTD gak?" tanyaku gugup "emmm boleh gak ya?" ledek ajun "please kak, ya... nanti aku dihukum gimana?" pintaku memelas Kak Ajun meminta Airin untuk melakukan hal yang konyol, sehingga membuat mereka tertawa bersama. tanpa sadar ada sosok yang sedari tadi memperhatikan kita dari ruang kelas XI- IPA 2. tiba-tiba sosok itu menarik tangan airin dengan kuat.  "iihhhhh siapa sih....?" kesal ku Airin yang menatap punggung belakang laki-laki itu tahu kalau itu adalah kak GARZA, kakak kelas yang menurutnya menyebalkan. airin ditarik oleh GARZA ke Lab bahasa. tempat yang cukup sepi dan tidak ada satu orang yang melewati ruangan tersebut karena berada di lorong paling ujung.  "lu ngomong apaan sama si Ajun, sampe ketawa ketawa gitu?" tanya Garza "apaan sih kak... kepo banget, gua mau ngomong apaan. mau nangis sama kak Ajun suka suka gua.... " jawab ku kesal  "lu yaaa.... " kesal GARZA sambil mendekatkan tubuhnya ke airin "apaan lagi sihh kak, saya salah lagi?" sambil mendorong garza dan melangkah pergi baru dua langkah Airin berjalan, tangannya sudah di tarik dengan kuat oleh GARZA, sehingga membuat badannya tertarik kearahnya dan membuat Airin memeluk tubuh sixpack nya. Airin terdiam untuk beberapa menit akibat syok, tentunya sambil memeluk GARZA. GARZA yang juga menikmati pelukan dari Airin, membuat tangan GARZA refleks memeluk pinggang mungil Airin. dan seketika Airin tersadar dan mendorong GARZA kemudian meninggalkan ruangan tersebut dengan kesal.  Tubuhnya melemas, karena syok akibat yang dibuat oleh GARZA padanya. ini baru pertama kalinya Airin memeluk sosok laki - laki kecuali Ayahnya. kakinya seperti tidak memiliki tulang. Airin berjalan menyusuri lorong sambil berpengangan dengan tembok. GARZA yang juga mematung didalam Lab Bahasa tersebut seakan menyesali tindakan nya pada Airin.  "eeehhhh... ngapa lu rin?" tanya Ricco yang entah dari mana datangnya.  "gak papa, bantu gua ke kelas ya ric. gua lemes banget. mungkin karena belom makan." jawab ku Garza yang melihat Airin di pegang tangannya oleh Ricco membuat Garza geram. dan ingin menarik tangan Airin lagi. tapi niatnya diurungkan, karena kakinya seperti tidak bisa melangkah. tangannya mengepal karena kesal. DIKELAS... suasana kelas yang ramai, seketika hening karena kakak OSIS penanggung jawab kelas Airin datang. Sosok Tampan yang banyak digandrungi banyak wanita. ya, siapa lagi kalau bukan Aryand Garza Saputra. dengan kemeja panjang yang dilipat lengannya sampai siku, kancing baju yang dibuka sampai tiga baris. dan terlihat kulit putih. tinggi nya yang hampir sama dengan pintu kelas.  tangannya yang memegang papan jalan berwarna biru bening. menjelaskan kalau besok adalah hari terakhir dilakukan MOS ini, jadi semua siswa resmi memakai baju SMA dari sekolahnya dan jangan lupa menulis surat cinta dan bunga mawar, tidak lupa dengan cap bibir merah untuk yang perempuan dan yang laki-laki di minta untuk memberikan cap jempol.  Airin yang sedari tadi hanya menundukan kepalanya saja, tidak menghiraukan kehadiran dari GARZA. dia hanya menulis apa yang diminta untuk dilakukan besok.  Berliana kemudian menjelaskan kalau besok adalah pengumpulan TTD, dan bagi yang tidak selesai akan dihukum keliling lapangan dengan memakai papan tulisan "SAYA PEMALAS" sebanyak 10 kali. Garza yang memperhatikan Airin sedari tadi hanya melihatnya saja. tanpa sadar kalau berliana juga memperhatikan Garza dari tadi.  "za... ada yang mau ditambahin gak?" tanya berliana "......." Garza hanya terdiam, dan hanya memperhatikan Airin tanpa sadar semua mata tertuju pada Garza, terkecuali Airin yang hanya menunduk.  Berliana kemudian, memegang lengan Garza yang kekar itu. Garza terkejut, dan terbangun dari lamunannya itu. "Sorry... sorry... gua tadi ngelamun, soalnya pusing banget gua" ucap Garza ke berliana "Lu ada yang mau ditambahin lagi gak?" Ulang Berliana "gak... gak... cukup itu aja.." jawab Garza "oke semuanya... jangan lupa bawaanya besok ya, dan jangan lupa buat surat cinta dan bunga mawarnya ya. kasih ke kaka kelas yang menurut kalian paling berkesan. dan jangan lupa cap bibir untuk cewe dan cowo cap jempol ya.. oke... kalian boleh pulang. terima kasih " semua murid meninggalkan kelasnya masing - masing.. tinggal airin yang berada didalam kelas, Ricco yang sudah pulang dari tadi karena ada acara keluarga. Airin yang sedang sibuk memasukan buku ke dalam tasnya. kemudian setelah selesai ia pun beranjak bangun dari kursinya untik segera pulang. Tapi, baru juga ia berdiri, tiba - tiba sosok yang sangat ia kagumi muncul yaitu Ajun.  "Rin... Syukurlah masih dikelas, aku kira udah pulang. ini karton TTD kamu. udah aku mintain semua tanda tangan semua OSIS, kecuali GARZA. dia gak mau kalo bukan kamu sendiri yang minta katanya." ucap Ajun "ya ampun kak, baik banget sihh " mata airin berbinar binar "ya, kan seharusnya kamu udah selesai minta TTD hari ini, kalo kamu gak ditarik sama si Garza itu. emang tadi diajak GARZA kemana kamu?" tanya Ajun penasaran "ke Lab Bahasa kak, sambil jalan yukk kak" Ucap Airin sambil mengajak Ajun keluar kelas. Mereka berjalan keluar kelas bersama, dengan berbincang apa saja yang menarik, seperti film, lagu, atau musik yang mereka sukai. Airin semakin terpesona dengan sikap Ajun yang tidak seperti Garza yang sangat arogant. tanpa sadar, Garza melihat Airin dan Ajun yang tertawa bersama seperti terlihat begitu dekat sekali. membuat Garza geram. ingin sekali Garza menghampiri Airin. tapi diurungkan niatnya karena takut nanti Airin semakin membencinya.  Airin dan Ajun membuat janji untuk pergi nonton film bersama di akhir pekan nanti, film yang ditonton adalah film horor. tak lama setelah mereka berbincang, Airin di jemput oleh Sosok Laki- laki tampan mengenakan kaos putih dan jaket kulit hitam dengan Helm Full Face. Tubuhnya yang tinggi membuat laki-laki itu gagah mengenakan motor gede. laki - laki itu bernama Alex Reyhan Syahreza. adik dari Airin yang masih sekolah menengah pertama. tubuhnya yang bongsor membuat yang lain menyangka kalau Airin sedang dijemput dengan pacarnya. Garza melihat Airin dijemput oleh laki - laki tersebut. Garza semakin geram karena airin memeluk erat pinggang laki - laki itu. karena bentuk motor Alex yang menukik. jadi mengharuskan Airin memeluk Alex dengan erat.  Dalam hati Garza mengucap serapah, jika esok tiba. dia akan membuat Airin tersiksa. Garza pun tidak mengetahui kenapa ia begitu membenci jika Airin dekat dengan Laki- laki lain. Seperti ia akan meninju laki-laki tersebut dengan bogeman tangannya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD