Begitu berat, begitu hambar dan begitu menyakitkan. Itulah yang dirasakan Devano dan Meilani yang sedang bergandengan tangan menuju ke tempat di mana ijab kabul akan dilaksanakan.
Semua keluarga memasuki tempat acara, semua saling berbisik-bisik, mereka bingung kenapa yang menjadi pengantin malah Devano bukan Aryan, apalagi tamu undangan sangat banyak tentu saja rasa penasaran menguar di diri semuanya
Gemma berbisik pada penghulu, membuat penghulu ikut terkejut dengan apa yang terjadi, karena bukan Devano yang tertulis di catatan KUA melainkan Aryan. Dan pada akhirnya, setelah menempuh musyawarah dan perundingan, Devano dan Meylani menikah.
Hanya saja jatuhnya mereka masih menikah siri karena mereka belum mempunyai surat dari KUA, belum lagi Devano adalah seorang tentara yang tentu saja akan membutuhkan proses yang lebih berat untuk menikah, karena Devano juga harus memenuhi peraturan di dunia militer tentang pernikahan.
Semua orang yang tadinya bingung tidak berani bertanya-tanya, walaupun mereka bingung. Tapi mereka tetap melihat ijab kabul yang Meilani dan Devano lakukan. Dan dengan satu kali tarikan nafas, akhirnya Devano dan Meilani resmi menikah.
Tepat ketika mereka resmi menikah, Meylani terkulai tidak sadarkan diri. Hingga semuanya ikut terkejut. Dan pada akhirnya, para tamu dipersilakan untuk menikmati hidangan tanpa menyapa pengantin hingga acara itu bubar.
•••
Devano menatap wajah Melani lekat-lekat, sedari tadi Ia terus memberikan minyak angin di dekat hidung Meilani, agar Meylani sadarkan diri. Namun sayang, wanita yang kini menjadi istrinya masih belum membuka matanya, mungkin Melani terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.
Bagaimana tidak, pernikahan yang sudah ia impikan bersama Arian harus hilang dalam sekejap. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai. Padahal kemarin Aryan masih bersikap baik, Aryan masih menemaninya, mempersiapkan apa yang kurang di dalam pernikahan mereka.
Lalu bagaimana mungkin Aryan pergi begitu saja disaat tidak ada masalah sama sekali di antara mereka. Bukan hanya itu saja, ia juga harus mempersiapkan jawaban jika teman-temannya di kampus mempertanyakan semuanya.
Devano menatap wajah Meilani lekat-lekat, ia memegang dadanya yang terasa nyeri. Harusnya Nakesya yang berada di sampingnya. Tapi sekarang, ia malah menikahi wanita lain. Lalu, Bagaimana jika besok dia bertugas bertemu dengan Nakesya.
Sayangnya Devano tidak bisa menghindar karena Nakesya bertugas di klinik kemiliteran tempat Devano bertugas, otomatis mereka akan sering bertemu, lalu bagaimana mungkin Devano akan melupakan Nakesya.
Lamunan Devano buyar kalau melihat Meylanii mengejap, dan membuka matanya. Hingga Devano menghela nafas lega.
“Akhirnya kamu sadar,” ucap Devano, Melani hanya menoleh sekilas, kemudian memejamkan matanya lagi karena tubuhnya begitu lemas
“Tolong tinggalkan aku sendiri, Kak!” pinta Meilani, walaupun ia baru sadarkan diri. Tapi rasa sesak langsung menghantamnya. Rasanya, ia tidak sanggup lagi untuk menahan tangis. Namun dia juga enggan menangis di hadapan Devano. Devano mengangguk, kemudian ia turun dari ranjang, lalu keluar.
“Bagaimana keadaan Meilani?” tanya Gemma yang berdiri di depan pintu.
“Meylani sudah sadarkan diri Dad,” balas Devano.
“ Ayo temui Om Bara dan Om Alfian, mereka ingin berbicara denganmu,” Devano mengangguk.
Devano masuk ke ruang kerja sang ayah,di mana ada Bara dan Alfian di sana. Bara adalah ayah kandung Meilani, dan Alfian ayah tiri Meilani. Keduanya ingin berbicara dengan Devano, mereka ingin membicarakan langkah apa yang akan Devano ambil
“Om!” panggil Devano.
“Ayo duduk Devano, kita berbicara,” ucap Alfian Devano menggangguk, kemudian ia mendudukan dirinya di sebrang Devano dan Bara.
“Sekarang langkah apa yang akan kamu ambil, Devano. Apa kamu mau menceraikan Meilani setelah ini?” tanya Bara
Devano menghela nafas sebanyak-banyaknya, ia sudah menduga pertanyaan ini akan keluar dari mertuanya, ia menatap Bara dan Alfian secara bergantian.
“Om saya adalah seorang anak tertua di sini. Saya juga seorang Abdi negara, pantang untuk saya mengingkari janji saya. Walaupun memang pernikahan ini terpaksa. Tapi saya tidak akan pernah menceraikan Meylani. Saya sudah berjanji di hadapan Tuhan dan tidak akan pernah meninggalkan istri saya." Devano menghentikan sejenak ucapannya kemudian menghirup nafas sebanyak-banyaknya.
“Ya, ini berat untuk saya dan Meylani. Tapi saya tidak akan melepaskan Melani, dan akan berusaha untuk membina rumah tangga bersama putri Om.” Devano berucap dengan tegas dan lugas, tidak ada sedikitpun ragu di dalam ucapan Devano.
“Tapi om, saya ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin. Setelah ini, kami akan tinggal di rumah dinas yang sederhana. Saya minta maaf, saya tidak bisa memberikan hidup yang mewah untuk melayani sama seperti hidup Meylani sekarang. Karena kami tidak boleh terlalu mencolok, saya akan mendidik Meilani menjadi ibu Persit. Jadi mohon pengertiannya. Jika suatu saat Melani mengeluh atas sikap saya.” Lagi-lagi, Devano menjeda sejenak ucapannya.
“Om mungkin saya bisa membuat Melani hidup terus seperti sekarang, dipenuhi kemewahan
.Tapi saya ingin Melani dengan penuh kesederhanaan, apalagi Meylani harus memenuhi aturan sebagai ibu Persit!”! kata Devano.
Lagi-lagi Bara dan Alfian mengangguk. “Kami serahkan Meylani pada kamu. Tapi jika suatu saat kalian tidak bisa bertahan, atau kalian punya kesulitan. Hingga kau menyerah menghadapi Melani. Pulangkan dia baik-baik pada kami,kami sama sekali tidak akan menyalahkan kamu.” Bara menutup ucapannya dengan senyuman.
••••
Setelah berbincang-bincang dengan Alfian dan Bara, Devano kembali ke kamarnya di mana sedang ada Meilani Di sana. Ia membuka pintu saat Melani sedang melamun, ia tahu istrinya begitu terpukul karena pernikahan mereka dan karena kepergian Aryan.
Saat mendengar suara pintu terbuka, Meylani langsung menoleh ke arah pintu. Lalu, ia menghapus air matanya, hingga Devano pun langsung menghampiri Melani dan mendudukkan dirinya di sebelah istrinya.
Sebenarnya Devano pun ingin mengamuk dengan situasi ini. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Meylani karena yang salah adalah adiknya.
“ Bagaimana perasaan kamu? apa sudah merasa baikan?” tanya Devano Meylani menggeleng.
“Mana mungkin aku merasa baikkan,” jawabnya.
“Terima kasih sudah menyelamatkanku tadi. Jika tidak ada kakak, mungkin aku bisa malu. Aku akan pulang, kakak bisa mentalakku di depan ayahku sekarang!” kata Meilani, karena jujur saja Ia tidak mampu memikirkan hal apapun. Mana Mungkin ia hidup dengan lelaki yang tidak pernah ia cintai dan begitu asing untuknya.
“Meylani ada yang harus kamu tahu. Saya tidak pernah main-main dengan keputusan saya, ketika saya mengucap ijab kabul, maka kamu sudah menjadi istri saya.”
Wajah Melani begitu terkejut saat mendengar ucapan Devano. Tadi ia menyetujui saran Gemma untuk menikah Devano, karena ia pikir Devano akan kembali mentalaknya, apalagi mereka hanya menikah siri. Namun lihatlah, sekarang semuanya jauh dari dugaannya. Ternyata, Devano benar-benar ingin menjadikannya sebagai istri.
“Kenapa kakak ingin menjadikanku istri. Kita tidak perlu seperti ini. kakak juga memiliki kekasih dan aku juga tidak mungkin hidup dengan kakak. Lalu rumah tangga seperti apa yang akan kita jalani,” jawab Meilani.
Devano menghela nafas, kemudian menghembuskannya. Ia harus memberi pengertian pada Meylani. Apalagi umur mereka terpaut cukup jauh. “Saya seorang lelaki. Pantang bagi saya untuk mengingkari janji, ketika saya sudah mengikat kamu, maka tidak ada alasan untuk mundur. Satu yang saya tekankan, saya akan memperlakukan kamu dengan baik layaknya istri saya. Tapi satu juga yang saya peringatkan pada kamu, mungkin saya bisa memberikan apapun yang kamu mau sama seperti kehidupan kamu sekarang, bergelimbang harta. Tapi saya tidak akan melakukan itu. Saya ingin kita hidup sederhana, walaupun keluarga kita berkecukupan.”
Tiba-tiba tubuh Meylani melemah saat mendengar ucapan Devano. Bagaimana mungkin ia akan hidup sederhana, sedangkan hobinya saja berbelanja. Bagaimana mungkin ia akan hidup seperti orang biasa, sedangkan selama ini ia begitu dimanjakan oleh materi.Ia memang sakit hati karena kehilangan Aryan. Tapi bukan berarti ia ingin merasakan sakit lagi karena harus hidup sederhana.
“Kamu sudah menjadi istri saya. jadi, tidak ada alasan untuk menolak apa pun yang saya katakan, begitupun saya yang akan berusaha menjadi suami yang baik untuk kamu. Ayo kita persiapkan berkas-berkas untuk untuk pengajuan, dan kita akan menikah dengan cara militer." Setelah mengatakan itu, Devano pun bangkit dari duduknya, kemudian ia berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya
waktu menunjukkan pukul 9 malam,.Meilani terduduk di sofa, ia bingung harus melakukan apa. Tadi setelah pembicaraan dengan Devano, Meylani sudah berbicara panjang lebar bersama orang tuanya.
Awalnya Meylani kekeh ingin Devano mentalaknya, Karena ia merasa tidak sanggup untuk menjalani hidup seperti apa yang Devano katakatan. Tapi ternyata, orang tuanya juga setuju dengan Devano dan mengingatkan Meylani tentang apa yang akan terjadi kedepan jika Melani tiba-tiba ditalak lagi oleh Devano. Hingga mau tak mau, meylani sekarang menerima takdirnya sebagai seorang istri tentara, sebagai ibu Persit yang harus hidup dengan penuh kesederhanaan dan tidak terlalu mencolok.
Pintu terbuka, membuat Meylani tersadar. Sosok Devano masuk, ia menatap wajah Devano lekat-lekat. Ada rasa sesak yang menghampiri dadanya.
“Kenapa kamu belum tidur?” tanya Devano menyadarkan Meylani dari lamunannya. Meylani menggeleng.
“Aku harus tidur di mana?" tanya Meylani. Kecanggungan meliputi kedua orang itu.
“Kenapa kamu harus bertanya, Ya jelas kamu tidak di ranjang sama saya.”
”Kita tidur satu ranjang?” tanya Meylani
Devano tidak menjawab lagi, ia membaringkan tubuhnya di ranjang, disusul Meilani yang juga ikut berbaring hingga kini pasangan suami istri itu berbaring saling memunggungi
Meylani melihat ponselnya, kemudian ia membelai fotonya bersama foto Aryan. Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk matanya saat mengingat ini semua. Meylani menggigit selimut, kala tangisnya tidak bisa di bendung lagi. Ia ingin menjerit sekencang-kencangnya
“Aryan, Kenapa kau tega melakukan ini padaku!” Meylani membatin dengan hati yang luar biasa nyeri. Bukan pernikahan seperti ini yang ia inginkan. Ia berpacaran dengan Aryan udah 2 tahun dan keputusan ingin menikah pun sebenarnya dari Aryan. Tapi kenapa Aryan sekarang meninggalkannya.
Saat mendengar Meylani terisak, Devano menoleh. Sebenarnya Ia pun sedang tidak menentu, bayangannya dipenuhi oleh Nakesya, ia yakin Nakesya sedang menangis dan rasanya ia ingin keluar dari kamar ini. Lalu, berlari dan menghampiri Nakesya. Tapi sayangnya ia sudah berjanji, ia tidak akan pernah kembali lagi pada masa lalu.
“Saya akan mencari Aryan, kemanapun dia pergi dan membawanya ke hadapan kamu. Bukan untuk menyuruh kamu kembali pada dia, tapi untuk menyuruh dia minta maaf pada kamu. Karena sekarang kamu istri saya,” ucap Devano membuat Melani semakin terisak..