bc

Sandiwara Pacar Bohongan

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
opposites attract
campus
like
intro-logo
Blurb

Netra Leander mengira alasan Mike Damien menembaknya karena pria itu menyukainya tanpa ia tahu jika dirinya adalah bahan taruhan dari pria julukan "Most Wanted" itu.

Kini Netra tahu alasan Jagad Gain Kaysen, membenci dirinya. Si Pria Es tapi idamankan oleh banyak gadis di sekolah.

Putusnya hubungan Netra dan Mike membawa Netra dekat dengan Jagad bahkan terlibat kejadian yang mengakibatkan mereka melakukan kontrak pacaran.

chap-preview
Free preview
1. Menjadi Taruhan Sang Playboy
Senyum terbit dari beberapa anak remaja pria yang tengah men-scroll akun sosial media seorang siswi yang baru saja masuk ke sekolah mereka. “Wah. Gue pikir, hoax yang bilang dia cantik,” seru Mike, anak remaja dengan potongan rambut Bowl Cut with Side-Swept Bangs, dengan telinga yang tengah memakai anting. “Kan, gue bilang juga apa, Mike. Dengar-dengar dia anak tunggal salah satu sponsor sekolah kita,” timpal Tessa salah satu dari kumpulan remaja tersebut. “Wah. Serbuk berlian dong,” timpal yang lain sambil tertawa. “Namanya saja Netra Leander.” “Gue yakin, lu nggak bakalan bis jadiin dia pacar lu, Mike,” ucap Kevin dengan setengah menantang Mike. “Lu, nantangin gue, Vin?” “Enggak juga sih. Hanya saja, dia terlihat susah untuk didekatin, secara dia berasal dari sendok berlian, lu dari sendok emas,” ejek Kevin. Lagi-lagi diikuti oleh suara tawa. “Wah, benar-benar, lu, ya. Nantangin gue. Tidak ada gadis di sekolah kita yang tidak bertekuk lutut ama gue,” ucap Mike dengan nada meremehkan. “Beneran? Gimana kalau gue tantangin, lu buat jadiin si Netra tuh kekasih lu dalam satu minggu?” Tessa menantang Mike. “Apa untungnya gue, kalau dia jadi pacar gue?” Mike tidak ingin rugi jika hanya di tantang dengan hal sepeleh. “Hm. Satu juta dari kita-kita. Gimana?” Kevin ikut menimpal. “Boleh, siapa takut. Nggak perlu satu minggu, tiga hari tuh cewek udah jadi pacar gue,” tegas Mike penuh percaya diri. “Wooahhhh …” Suara pun kembali menggema. Ditengah gelak tawa keempat anak remaja ada satu anak remaja yang tidak ikut tertawa. Ia cukup asik dengan buku bacaannya. Kacamata yang tengah bertengger di hidung, dengan potongan rambut comma hair menyempurnakan pahatan Sang Maha Kuasa. Ia memilih fokus membaca buku daripada ikut memperhatikan foto gadis-gadis di sosial media. “Termasuk, Jagad?” Mike bertanya sambil melihat ke arah pria yang baru saja disebut namanya. “Tidak. Aku tidak ikut dengan kegilaan kalian,” jawabnya sarkastik. Walaupun mendapatkan jawaban seperti itu, teman-teman Jagad tidak mengambil pusing karena teman mereka sedingin kulkas dan sebeku kutup utara. “Hei, ayolah, Jagad. Apa buku lebih penting dari gadis-gadis yang bisa dijadikan gebetan?” tanya Mike mengundang tawa dari teman-temannya. “Iya.” Jagad menjawab dengan dingin sambil membaca kembali bukunya. “Ouh. Kau dingin sekali, Ja,” komentar Tessa. “Lu harusnya ikutan bareng kita-kita, nyari gebetan baru daripada lu mikirin gadis tukang selingkuh itu.” Kalimat terakhir yang diucapkan membuatnya mendapatkan pukulan punggung dari para temannya. Raut wajah Jagad sedikit berubah, menjadi lebih dingin. Rahangnya sedikit mengeras. Mereka semua tahu jika membahas mengenai mantan pacar Jagad, pria itu akan jauh lebih dingin. “Sorry. Mulutku kurang terkontrol,” ucapnya sambil mengatupkan mulut dengan keras. “Kecuali, Jagad. Lu semua ikutan taruhan,” seru Mike, semua menganggukan kepalanya. “Gue pasti dapatin dia,” tambahnya. “Sebaiknya kau berhenti melakukan hal seperti itu, Mike. Para gadis-gadis itu bukan jadi bahan taruhanmu,” ucap Jagad sambil menutup bukunya. Raut wajahnya berubah menjadi semakin serius. Jagad berbeda dari keempat teman-temannya, dia adalah salah satu siswa dengan banyak prestasi walaupun dia salah satu anggota dari pria yang paling diinginkan para gadis. Semua yang tadinya riuh berubah hening saat Jagad mulai membuka suara dan menutup buku. Mereka tahu jika pria itu akan berbicara dengan sangat tidak berperasaan. “Dia mulai lagi,” bisik Tessa pada Kevin. Kevin menutup mulut Tessa agar tidak membuka suara, temannya satu itu sedikit berbeda karena mulutnya yang ceplas-ceplos walaupun seorang pria. “Ya, kita masih muda, Gad. Lagian apa salahnya jika kita main-main, toh, nggak ngajak mereka ke ranjang kok.” Mike begitu mudah berkata seakan hal itu bukan beban untuknya. “Mike!” Semua memekik karena kalimat terakhir Mike. Mereka memang suka berganti-ganti gebetan tetapi tidak akan pernah membuat para gadis berakhir di ranjang. Mereka tahu etika, sopan dan santun serta menghormati Ibu mereka. “Kenapa? Apa yang gue bilang benar ‘kok.” Jagad beranjak dari tempat duduknya. “Pokoknya, gue nggak ikutan,” tegas Jagad. Ia melangkah pergi tetapi langkah berhenti, berbalik belakang dan kembali berkata, “Bagaimana dengan Alena? Kau akan memutuskannya, ‘kan?” Mike menatap netra Jagad. “Huh. Iya, aku akan memutuskannya. Tenang saja, aku tidak akan berpacaran dengannya kemudian berpacaran dengan orang lain di saat yang bersamaan.” “Ini sudah kesekian kalinya.” Jagad mencoba mengingatkan Mike mengenai perilakunya. Setelah mendapatkan jawaban dari Mike, Jagad segera keluar dari ruang band. Semua kembali bernapas dengan lega. “Astaga, aku tidak percaya di geng kita terdapat pria yang sedingin itu,” celetuk Tessa. “Jantungku hampir berhenti karena dia seperti itu,” tambahnya. Di luar, seorang gadis memeluk Jagad. “Dia ada di ruang band?” “Ya. Dia ada tapi dia ingin putus denganmu,” ucap Jagad membuat gadis di hadapannya melepaskan pelukan. Ada raut kesedihan di wajahnya. Dia Alena, bukan adik Jagad tetapi sahabatnya dari kecil. “Lagi?” Hanya satu yang dikeluarkan oleh Alena, seakan telah mendapatkan jawaban mengapa dia harus putus dengan Mike. “Ya. Lagi,” jawab Jagad dengan singkat. Raut wajahnya yang sejak tadi dingin kini berubah saat berada di hadapan Alena. Alena tidak lebih dari sahabat kecilnya, walaupun banyak yang mengatakan jika mereka adalah sepasang kekasih karena kedekatan mereka. “Jangan pasang wajah seperti itu. Seharusnya kau tidak mau jika diajak balikan,” protes Jagad. “Itu—” “Karena cinta? Kau selalu saja seperti itu, alasan kuno.” Jagad memotong perkataan Alena. Pipi yang dikembungkan oleh Alena membuat Jagad mengacak rambut gadis di hdapannya itu. “Sebaiknya kembali ke kelas saja, tidak perlu pergi menemuinya untuk menyakinkan perkataanku,” tambahnya. “Boleh aku tahu siapa–” “Tidak perlu kau tahu, sebaiknya segera kembali ke kelas. Jangan membuatku mengulang perkataanku, Al.” Suara Jagad sedikit meninggi memotong perkataan Alena yang ingin tahu siapa gadis yang akan menjadi target Mike. Alena tidak punya keberanian jika Jagad telah meninggikan suaranya. “Baiklah.” Saat Alena telah kembali ke kelas, Mike keluar. “Kau selalu saja seperti itu, tidak mengizinkanku menjelaskan padanya,” gerutu Mike. “Jika kau tidak ingin kubuat babak belur, sebaiknya tidak kau lakukan,” ucap Jagad membuat Mike tersenyum. Ucapan Jagad sangat serius tetapi respon dari lawan bicaranya cukup santai, seakan menganggap hal yang diucapkan Jagad tidak terlalu membuatnya terganggu. “Tenanglah, seperti biasa. Hanya taruhan, kau sudah melihatnya berkali-kali ‘kan?” Tidak menjawab, Jagad memiliki beranjak pergi meninggalkan Mike yang tengah menyandarkan tubuhnya di dingin. Apakah semudah itu mempermainkan hati seseorang, bagi Mike begitu mudah menjadikan gadis-gadis itu sebagai korban taruhan, dan sahabatnya menjadi sebuah pelampiasan. Bodohnya, kenapa ada yang mau menerima pria yang telah terkenal playboy.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook