Ini hari bahagia kan?

1419 Words
"Bang, makanannya enak-enak ya.. Rara gak bisa berhenti," "Iya dek Rara, nih makan lagi yang banyak..." "Abang gak akan makan? Sekalian Rara suapin ya," Pria itu hanya menganggukkan kepala pertanda setuju. "Waduh kurang nih bang, kita tambah lagi ya makanannya." Pamitnya sambil beranjak diri dari tempat ia duduki. "Dek Rara, gak usah pakai nasi udah lumayan kenyang. Kita makan lauk sama sayurnya aja.." "Okey bang, saya siap laksanakan perintah." Jawabnya seraya mengangkat tangan seperti hormat pada bendera ketika upacara. Baru saja Rara ingin melangkah kan kembali kakinya menuju stan makanan harus terhenti karena mendengar suara keras dari sang Bunda. "Astaga?! Virgo, Libra, kalian bisa gak sih jadi pengantin yang normal." Seru Bunda Firly mendekat, "Aduh, makanan buat tamu kok malah kalian makan sih?" "Emang gak boleh makan Bunda?" "kok gak boleh makan, Bund?" tanya kedua tersangka ini hampir berbarengan. "Bunda gak masalah kalian mau makan sebanyak apa, terserah. Tapi, ini kan lagi acara nikahan kalian loh... Masa prasmanan dimakan sama kalian yang jadi penganten, ahh bukan itu intinya. Dari tadi kalian bisa gak anteng dulu di plaminan buat nyambut tamu jangan mikirin makan dulu." Omel Bunda Firly, ia tak habis pikir dengan jalannya fikiran anaknya dan mantunya ini. "Sayang Bund, kapan lagi bisa makan enak dan banyak porsinya, gratis pula... Iyakan bang?" Jawab Libra dengan santai dan meminta dukungan diakhir kaliamatnya pada Virgo selaku suami sahnya empat jam yang lalu. Mendengar jawaban sang anak sosok yang di panggil bunda tadi mendenguskan nafasnya secara kasar, masih mencoba mati-matian untuk tidak meledak-ledak emosinya di acara ini. Yah,, setidaknya ia masih waras untuk tidak bertingkah dengan mempermalukan diri sendiri. Sering kali Firly berpikir dosa apa yang ia lakukan sehingga anak bungsunya bisa seperti ini, atau apakah saat mengidam ia ada tingkah gak wajar sehingga dapat anaknya yang kelewat... Ahh, untuk mendeskrisikannya saja sulit sepertinya. "Bunda, mau ikut makan? ini enak loh Bund," Tanya Virgo memecah lamunan Firly. 'Ku harap kelak cucuku normal, tidak seperti ibu dan ayahnya.' do'a Firly dalam hati sambil melihat pasangan baru itu yang sedang kembali lahap dengan makanannya. Flashback on 2 minggu yang lalu Pagi itu di rumah keluarga Virgo, seluruh anggota sudah mulai sibuk kesana-sini mempersiapkan semua yang di butuhkan dan berkumpul setelah selesai di meja makan. Karena mereka yakin tuan rumah belum menyiapkan jamuan untuk mereka yang datang dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan. "Nadin, Farel, Abang kalian di mana?" yang di tanya menggelangkan kepala sebagai jawaban. "Jangan bilang dia pergi ke kantor karena lupa." Seru Ira mulai panik. "Ya udah sih Mah, nanti susul aja di kantornya kan searah. Kalau perlu nanti Nadin sama Farel liat dia ada gak di apart." Usul Steven yang diangguki semuanya. Setelah selesai makan Ira dan Steven menuju kantor Virgo, sedangkan Farel juga Nadin memeriksa apart abang mereka. "Maaf bu Ira, semalam pak Virgo mengirim pesan pada saya sedang ada acara keluarga sehingga gak kerja hari ini. Jadi, beliau belum datang kesini dari tadi." jawab sekertaris Virgo di kantor. Farel dan Nadin yang sudah kembali dari apart Abang mereka pun memberi jawaban yang tidak memuaskan. " Pah, Apa mungkin dia ingin lari dari tanggung jawab?" "Nggak mungkin lah Mah," sangkal Steven. "Terus dia ke mana? di rumah nggak ada, di kantor, nggak ada di apartemen juga nggak ada, lalu dia ke mana?" "Atau sudah di rumah Libra?" Ucap asal Nadin. " Gak mungkin lah kamu nih Nadin ada-ada aja. masa iya dia duluan ke rumah Libra, mau ngapain?" 'Hana dul set! Niga neomu joha ottoke ottoke~ niga neomu yeppeo ottoke ottoke~ narang manna bollae eotteohke saenggakhae? janmal malgo malhae jeohdago jeohdago~ Disaat semua bimbang memikirkan dimana Virgo berada tepat saat waktu yang sama ringtone hp Nadine berbunyi, pertanda panggilan masuk. dan yang lebih mengejutkan ialah itu berasal dari Virgo yang mereka cari. " Astaga! Abang lu lagi dimana? "..." "Hah?! Apa? kita udah nyari lu kesana kemari lu masih di situ?" "..." "Ihh sebel gue, niat mau lamaran gak sih?" "..." "Ya udah kita mulai barengannya dari kantor. buruan udah keburu siang ini." "..." "Iya, iya, bawel.. cepetan!" "Kenapa kak Nad?" "Abang baru selesai mandi, jadi masih dirumah." "Lah kok bisa?" Tanya heran Steven "Ketiduran di dalam kamar mandi." mendengar penjelasan makin membuat mereka heran, kesal, dan miris dalam satu waktu. Flashback off ***** Selepas acara usai, semua anggota keluarga terdekat mulai beristirahat di aula hanya untuk bersenda gurau, berbincang-bincang hangat dari mulai topik yang ringan sampai yang berat, tentang perihal bisnis-bisnis mereka, atau kondisi politik dalam dan luar negri. Namun sayangnya harus terhenti saat suara biang onar akan kelakuan sengkleknya bergema. "Selamat malam dan selamat datang, untuk para keluarga semuanya. Saya selaku pengantin baru tadi siang ingin memberitahukan kepada seluruh keluarga bahwasanya saya beserta istri saya akan berniat pindah dari rumah baru besok sore. saya dan istri saya akan saya bawa dimana rumah itu akan menjadi tempat berkembang biaknya anak dan cucu kami. terima kasih sudah mau berkumpul di sini sebelumnya, sekian dan terima kasih.." Virgo mematikan mesin pengeras suara dan menyimpannya keatas meja kecil terdekat dari ia berdiri, dan langsung duduk di sofa samping istrinya. "Serah lu dah bang, bodo amat. penting juga engga ngumumin kek gitu. Hahh, moga ponakan gue lebih waras dari ibu bapaknya dah." Seru Nadin adik Virgo sekaligus anak kedua dari pasangan Ira dan Steven. "Ohhh kalau itu lu tenang aja Nadin, pasti waras dan berakhlak tidak semacam dengan Ountynya yang kekurangan akhlak, hehhhe..." "Ck, sialan..." "Emang mau tinggal dimana?" Nah,, kalau ini si bungsu Farel, yang masih dilahirkan dari pasutri Steven dan Ira. "Ngapa lu, Rel kereta? Takut kangen gue? Tenang nanti gua kasih alamatnya lengkap. Jaga-jaga kalau nanti lu kangen berat bisa main kerumah." "Kalau boleh jujur bang, berharap kalau lu bakal tinggal di surga itupun kalau amal lu cukup kalau di neraka juga nggak apa-apalah... yang penting nggak liat lu ada di rumah juga udah cukup, capek gue lihat lu tekanan batin." Sahut Farel membalas ucapan abangnya. "Yah,,, mati dong bang Igonya." Nah, sang istri sudah mulai nimbrung. Sontak para orang tua yang tadinya enggan mendengarkan mulai tertarik dengar walau sekilas-kilas saja. " Iya mati lu kira bakal masih bisa hidup," saut Nadin. "Siap-siap aja lu jadi janda muda." "Janda ya..." Gumam Libra lirih, "Kenapa lu Ra? kagak terima jadi janda?" tanya Nadin, ia penasaran dengan apa yang di jawab temen sekaligus sahabatnya ini. "Hmm gak apa-apa deh," "Ehh, kok ngomong sembarangan. emang katamu enak apa jadi janda di usia muda?" Bantah Bunda yang heran dengan jawaban putrinya. "Tahu lu, asal ngomong aja sih Ra." Seru Alvin ikut protes. -> ini yang ditanya bakal jadi janda siapa, yang protesnya siapa "Bukannya nggak terima, bukan. Rara sih senang-senang aja jadi janda muda. Apalagi jadi janda kaya karena Bang Igo kan kaya, uangnya bisa dipakai untuk operasi plastik Habis itu cari suami baru kaya oppa-oppa Korea gitu." Semua orang yang mendengar hanya bisa mentap iba kearah Virgo. 'Kasihan sekali dikau..' ucap bathin mereka. "Sebenarnya kalian nikah begini tuh seneng gak sih? kalian kan ya nikah karena kecelakaan kemarin tuh." Kevin sepupu yang juga sahabat merangkap asisten saat sedang bekerja pada Virgo mulai mengeluarkan suara. "Normalnya ya adalah rasa-rasa tertekan." "Ini kok kaya sesi wawan cara sih?" gumam Virgo yang masih terdengar orang-orang yang ada di sekitar. "Udah sih bang, tinggal jawab aja ribet banget segala protes." Sahut Farel. "Yah senenglah, Rara kalau jajan gak akan dibatasi lagi oleh Bang Vin juga bunda. Soalnya Bang Igo itu gak pernah pelit sama gue." "Giliran adik kandung pelit bener." desis Nadin sedangkan Farel selaku adik Virgo juga hanya memutar bola malasnya, jika di bilang iri jelas tapi sebenarnya gak sampai benci kok. Pelit disini maksud mereka akan tetap dikasih TAPI, harus dengar dulu serentetan wejangan bagaikan pidato tentang hidup itu harus HEMAT. Noh, dah capshlock jelaskan maksudnya? "Yah seneng-seneng aja sih." Jawab Virgo. "kan gue nikah sama dek Rara, nanti tidur ada yang nemenin, makan ada yang ngambilin, pulang kerja ada yang ngurusin-" "Ehh bang Igo, Rara harus banget kaya gitu?" ucap Rara menyela jawaban Virgo, Virgo hanya melirik lalu tersenyum singkat sebelum melanjutkan lagi ucapannya. "Dan ada temen buat bikin anaknya.." "Ihh, bang Igo. Rarakan masih kecil," "Bentar-bentar Bang, lu mau punya anak berapa emangnya?" Tanya Farel. Virgo dan Libra saling tatap dulu sebentar sebelum menjawab. "Sepuluh dong..." Jawab keduanya kompak. "Astaga!" teriak sebagian dari mereka, "Hey, yang benar aja..." Ucap Nadin sedikit naik oktaf pada nada bicaranya. "Kalian gila," desis Farel. "Kalian memang sudah berjodoh sejak embrio." Tanggapan Kevin seraya menggeleng takjub yang di buat-buat. Dan kedua tersangkanya hanya tersenyum kecil mendengar respon kedua keluarga mereka.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD