2. Kehidupan baru

1161 Words
“Si-siapa kau?” tanya Suzy dengan tergagap. “Aku dewa kematian yang akan menuntun dirimu menuju jembatan kematian. Dan aku juga akan menimbang amal selama kau hidup di dunia,” ujar Dewa itu. “A-apa? A-aku sudah mati?” “Ya, kau sudah dinyatakan mati jika ikut bersamaku menuju timbangan amal.” “Jika aku tidak mau?” “Di sini kau tidak bisa menolak maupun menawar denganku.” “Tu-tuan … aku masih ingin hidup, jangan biarkan aku mati dengan rasa menyesal dan kecewa seperti ini.” “Itu urusanmu, kenapa kau begitu ceroboh saat sedang berjalan.” “Aku melihat mobil kekasihku saat itu, dan tanpa sadar aku berjalan menuju ke jalan raya.” “Aku tidak peduli, cepat ikut aku!” tegas Dewa Kematian. Suzy melangkah mengikuti Dewa yang mengenakan jubah hitam dengan membawa sebuah sabit di tangannya. Sampai akhirnya mereka tiba di depan timbangan yang cukup besar. Dewa itu menyuruh Suzy berdiri pada sebuah batu yang tertera namanya di sana. Secara otomatis timbangan itu mulai bekerja. Di sana tertera angka kebaikan dan keburukan yang pernah Suzy lakukan saat di dunia. “Ternyata kau orang yang baik selama hidup, baiklah … aku akan memberikan sebuah kesempatan.” Mendengar ucapan Dewa kematian itu, Suzy bernapas lega. Ia mengucap syukur karena masih memiliki kesempatan untuk kembali ke dunianya. Namun, tiba-tiba saja Dewa kematian menjelaskan jika penawaran yang diberikan kali ini akan berbeda dari pikiran Suzy. “Jangan membuat aku menunggu, Tuan. Bisakah kau mengirim aku kembali ke tubuh yang ada di dunia sana?” tanya Suzy yang tidak sabar lagi. “Kau bisa kembali ke dunia manusia, akan tetapi … kau akan tinggal di sebuah tubuh yang tidak kau ketahui.” “Apa? Lalu bagaimana dengan tubuhku yang ada di sana?” “Tergantung bagaimana kau akan menjalani kehidupan setelah ini. kau bisa memilih untuk tetap berada di sana, atau kembali ke tubuh asli yang entah bagaimana keadaannya saat ini.” “Aku memilih untuk kembali ke tubuh asliku.” “Baiklah … kau bisa berjalan ke depan, dan masuk ke dalam wilayah hukuman.” “Apa! Hei! Kau mengatakan jika aku memiliki kesempatan.” “Ternyata kau sedikit bodoh. Kesempatan yang aku berikan untuk tinggal di dalam tubuh orang lain.” “Baiklah aku setuju, cepat berikan aku kehidupan itu!” ucap Suzy tanpa berpikir lagi. “Dasar manusia!” Dewa itu menjentikkan jarinya hingga membuat batu yang sedang diinjak oleh Suzy memiliki lubang. Dan akhirnya Suzy terjatuh di dalam lubang itu hingga roh-nya mendarat di sebuah tubuh manusia lain. Suzy mencoba membuka matanya perlahan, ia merasa jika tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga. Seseorang juga sedang menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan kencang. “Ehm.” Perlahan, mata Suzy terbuka dan ia melihat sosok pria tampan sedang bersedih dengan memeluk tubuhnya. Pria tampan itu terus menerus memanggil nama Liu An, sedangkan Suzy tidak merasa mengenal nama itu. “Ka-kau hidup?” tanya pria di hadapannya. “I-iya … siapa kau?” tanya Suzy. “Kau yang siapa?” tanya pria itu kembali. “A-aku … aku siapa?” “Bodoh … apa racun itu membuat dirimu menjadi hilang ingatan?” tanya Pria itu sekali lagi. “Akh! Kenapa tubuhku sangat sakit? Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Suzy. “Kau! Kau itu Putri Liu An, adik kembarku. Dan kau anak Raja dan Ratu di Dragon Empire!” jelas pria yang mengaku sebagai kakak. Suzy terlihat bingung, ia masih mencerna semua ini. Di dalam kepala Suzy, kini bercampur aduk dengan pemilik tubuh yang sesungguhnya. Dan sampai saat ini, Suzy belum menyebutkan namanya pada siapapun di sana. “Hai! Kau yakin tidak mengenal diriku?” tanya pria itu sekali lagi. Suzy menggelengkan kepalanya, ia merasa mengenal … tetapi … entah siapa nama pria itu. Seorang tabib yang juga terkejut karena kejadian itu, mencoba untuk mendekati Suzy dan memeriksanya kembali. “Tuan Putri, izinkan saya untuk memeriksa kondisi anda,” ujar tabib kerajaan. “Hei! Periksa adikku dengan benar! Awas sampai kau melukainya lagi,” ujar pria yang masih tidak diketahui namanya. Suzy mengerutkan dahinya, ia melihat di sekitar … ada banyak orang dengan pakaian kerajaan di sana. Dan di sudut kamar, ia melihat seorang pria dengan rambut hitam panjang berdiri menatapnya. “Tuan Putri, kondisi anda sudah membaik … aku tidak tahu bagaimana caranya anda bisa menghilangkan racun itu, tetapi … sepertinya Dewa sedang memberikan anda kesempatan untuk kembali hidup,” ujar tabib itu. “Terima kasih. Bisakah aku berdua saja dengan dia?” tanya Suzy dengan menunjuk ke arah pria yang disebut sebagai kakaknya. Akhirnya semua orang yang ada di dalam kamar itu keluar. Hingga akhirnya mereka hanya berdua saja di dalam kamar. Pria itu mulai kembali mendekati Suzy dan duduk di tepi ranjang. “Ada apa?” tanya pria itu. “Siapa namamu?” Pletak! “Akh! Sakit bodoh!” keluh Suzy saat dahinya dipukul dengan kipas yang ada di tangan pria itu. “Aku Cheng Yue, putra mahkota di kerajaan Dragon Empire.” “Lalu … siapa aku?” tanya Suzy. “Kau benar-benar tidak bisa mengingat semuanya?” Suzy hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa mengingat siapa dirinya saat ini, karena sepertinya dewa kematian sedang menguji kesabaran Suzy. Cheng Yue menghela napasnya kasar, lalu dengan terpaksa ia menjelaskan pada sang adik tentang siapa dirinya dan juga orang-orang di dalam kerajaan. “Kau adalah Putri dari kerajaan ini, Liu An. Kau adikku … lebih tepatnya kita hanya berjarak lima menit saja,” jelas Cheng Yue. “Ehm … apa aku harus memanggilmu dengan sebutan Kakak?” tanya Suzy. Pletak! Sekali lagi, Cheng Yue memukul dahi adiknya. “Di mana sopan santunmu, Putri?” “Maaf.” Suzy terlihat masih bingung, ia harus menyesuaikan diri dengan tubuhnya saat ini. Putri Liu An adalah nama yang  saat ini harus ia ingat dan ia harus benar-benar berperan dengan baik menjadi sang putri. “Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi?” “Banyak, tetapi … sebaiknya aku bertanya pada orang lain saja, aku tidak ingin kepalaku terluka karena kekejamanmu!” ujar Suzy. “Putri, sebaiknya kau tidak percaya pada siapapun di kerajaan ini selain aku, karena tidak ada orang baik di dalam kerajaan ini,” jelas Cheng Yue. “Benarkah? Lalu … jika aku bertanya … apa kau akan menjawabnya dengan benar? Dan kau harus berjanji untuk tidak memukul aku lagi!” “Baiklah … sebaiknya kau bertanya padaku esok, karena saat ini aku memiliki janji bersama beberapa orang,” ujar Cheng Yue. “Apa? Ke mana kau pergi?” tanya Suzy. “Liu An adikku … sebelum ini kau selalu membantu aku untuk bisa keluar dari istana tanpa diketahui oleh Raja, dan kali ini … kau harus membantu aku lagi, bilang pada Raja jika aku sedang mencari obat untukmu. Dan jangan pernah mengatakan kemana aku pergi dengan jujur,” ujar Cheng Yue. Liu An terlihat tidak begitu mengerti, ia berusaha agar bisa menangkap maksud dari putra mahkota. Saat ia ingin bertanya untuk terakhir kalinya, Cheng Yue justru sudah beranjak dari sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD