CHAPTER 16

883 Words
Pernah merasakan bagaimana kalian sudah tidak mempunyai jalan keluar lagi? Jalan buntu tak berujung dengan semua beban masih diatas bahu. Apalagi harapan dan kebahagian yang dimiliki sudah tidak pasti lagi arahnya. Itulah yang dirasakan Alice saat ini. Ia hanya bisa menangis menghadapi kenyataan pahit yang baru ia dengar.  Jasper Reid, suami yang ia cintai kini tergeletak diatas ranjang dingin rumah sakit dan tidak tahu kapan pastinya akan terbangun. Entah cepat atau lambat, semua berada di tangan Tuhan. Dengan pandangan kosong dan kaki berat untuk melangkah. Alice mencoba menguatkan hatinya yang terasa ditusuk ribuan jarum saat ia sampai di depan ruang ICU. Air matanya semakin deras saat melihat Jasper masih memejamkan matanya di atas ranjang itu. "Alice", panggil Mike lirih. Mike hanya menyetuh bahu Alice yang bergetar dari belakang. Hatinya juga sakit melihat wanita yang ia sayang juga menderita seperti ini. Alice perlahan membalikan tubuhnya dan langsung memeluk Mike.  Mike mengucapkan maaf dengan berbisik ditelinga Alice dan mengecup puncak kepala wanita itu beberapa kali. "Aku tahu kenapa Jasper tidak memberitahu ini semua kepada kita. Dia tidak mau melihatmu menangis seperti ini", kata Mike lembut. "Aku takut, Mike", katanya sambil terisak. Mike mengusap lembut punggung Alice, "Percayalah jika Jasper orang yang kuat. Dia pasti akan berusaha sekuat mungkin. Dia sangat mencintaimu. Apalagi kau sedang mengandung anaknya. Dia pasti akan kembali", Alice tak kuat rasanya, ia membenamkan wajahnya di d**a Mike dan menangis lagi membuat Lucas yang melihat keduanya dari belakang ikut merasakan kesakitan yang dirasakan Alice. Lucas menyesal. Sangat menyesal mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia benar-benar merasa menjadi manusia paling dan sangat b******k di muka bumi ini. Kini semua yang ada di otaknya tentang merebut Alice kembali sirna dalam sekejap. Ia tak bisa melihat wanitanya mengeluarkan air mata deras karena orang yang dicintainya berada di dalam ruangan neraka itu. Ia hanya berharap, semoga Jasper bisa tersadar dan kembali mempertanggung jawabkan semuanya agar Alice kembali tersenyum. Dalam hati Lucas. Ia berjanji akan menghilang dan membantu Jasper dari balik layar.  Ia akan benar-benar menghindari Alice. "Apa dia akan sadar?", tanya Alice lirih. Mike menghela napas, "Dia pasti sadar", jawabnya menguatkan Alice. Meski Alice tahu jawaban Mike hanya untuk menguatkannya. Tapi, itulah yang ia butuhkan. Seseorang yang berdiri dibelakangnya disaat ia butuhkan. "Ayo duduk dulu", ajak Mike. Ia menuntun Alice perlahan menuju bangku koridor dan memeluknya erat. Membiarkan wanita itu menangis agar melepaskan semua sakit yang menumpuk di hatinya. Tapi, ada satu yang baru disadari Mike saat Alice mulai teridur karena kelelahan menangis. Lucas Graves, pria itu tidak ada disini. ... Tangan itu bergetar pelan menyentuh kenop pintu. Hatinya masih belumlah pulih mengingat Jasper terbaring lemah diatas ranjang itu. Pandangannya kosong menatap orang yang ada di atas sana. Bahkan air matanya masih belum bisa berhenti mengalir. Sambil menahan isakan itu. Alice masuk perlahan dan menguatkan hatinya. Ia benci, sangat benci saat ia harus memasuki kamar ini. "Sudah hampir dua bulan, Jas", lirihnya sambil menarik kursi ke samping ranjang. Ia berusaha menahan tangisannya tapi tetap tidak bisa. Air mata itu terus mengalir melewati pipinya. Apalagi disaat ia melihat keadaan Jasper. Wajahnya memucat. Banyak selang di sekitar dadanya dan alat bantu pernapasan. Pemandangan itu sangat menyayat hatinya. "Apa kau tidak lelah memejamkan matamu?", tanyanya dengan bibir bergetar. Alice meraih tangan Jasper yang tampak mengurus. Ia menyentuhkan tangan itu ke pipi nya dan mencoba mencari kehangatan disana. Kehangatan yang selalu ia rindukan disaat Jasper menggenggam tangannya selama ini. "Bukalah matamu", suaranya terdengar lemah dan semakin menghilang. Alice mengelus lembut rambut hitam Jasper dan perlahan turun menuju pipi yang dingin dan pucat itu. Lalu ia membenamkam wajahnya di telapak tangan Jasper yang ia genggam erat. Banyak orang berkata bahwa saat seseorang koma. Orang itu bisa mendengar apa yang kita bicarakan. Dan untuk itu Alice mencoba sekuat mungkin untuk tidak menangis.  Ia menahan suara isakannya karena ia sangat tahu bahwa Jasper akan marah padanya bila ia menangis. "Maaf aku menangis. Aku tahu kau pasti akan marah padaku", ujarnya lirih sambil sesenggukan. "Aku kemari ingin mengatakan sesuatu padamu, Jas", Alice mengusap-usap pipi Jasper. "Mike dan kedua orang tuamu sangat menjagaku dengan baik.  Mereka akan marah padaku bila aku melupakan kesehatanku karena terlalu terpaku padamu dan melupakan bahwa ada satu nyawa yang hidup di dalam tubuhku", Tangannya berpindah meraih tangan Jasper dan diarahkan ke perutnya.  "Apa kau tidak rindu menyentuhnya, Jas?", tanya Alice pelan. "Dia bertumbuh dan berkembang dengan baik. Bahkan beberapa bulan lagi kita bisa melihatnya", Alice berhenti berbicara. Rasanya berat sekali mengeluarkan kata-kata seolah tidak terjadi apa-apa. Ia menarik napasnya. "Aku baru saja melakukan pemeriksaan sebelum kemari. Dan kau tahu? Keinginanmu terkabulkan", ujarnya sambil terkekeh dan menahan air matanya. Alice menggerakan tangan Jasper untuk membelai perutnya. "Dia perempuan Jas. Seperti katamu, kau ingin anak perempuan kan?", tambahnya sambil mengusap air mata yang tergenang di sudut luar matanya. Bahkan sekarang perutnya merasakan ada pergerakan saat tangan Jasper menyentuh perutnya. Ia yakin bahwa bayinya juga merasakan hal yang sama seperti perasaannya. "Maaf", serunya parau. "Maaf aku tidak bisa tidak menangisimu", Alice kembali menangis dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Bahkan ia menangis sembari menahan isakannya. Ia tak ingin Jasper mendengar tangisannya. Tapi, karena hatinya tak sekuat pikirannya. Alice bangkit dan keluar dari ruangan itu. Ia berlutut bersandarkan dinding koridor dan menangis sambil menangkup wajahnya. Dan Alice tidak tahu, didalam sana. Setetes air mata mengalir dan jatuh disaat bersamaan dengan dirinya keluar dari ruangan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD