Segala sesuatu yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri sekarang, tanpa terasa membuat segala sesuatu makin bias. Getaran-getaran kecil yang dia rasakan memberikan rasa aneh. Bukan seperti orang yang sedang berbunga,, melainkan lebih ke rasa nyeri. Nara berdiri di belakang Narendra dengan sorot mata redup memperhatikan kemesraan kedua orang di depannya. Dia mencoba menarik napas, menutup rasa sesak. Nara tak mengerti, kenapa dia merasakan hal seperti ini. Padahal, hubungannya dengan Narendra bahkan belum masuk ke tahap PDKT. Narendra dan wanita itu tanpa risih bermesraan di depan orang lain. Bukan hanya mengecup pipi wanita itu dengan penuh kasih sayang, tangan Narenda bahkan berkalung di bahu wanita itu dan semakin merapatkan tubuh mereka. Wanita itu, bukan perempuan itu bahkan leb

