BAB 2: Dunia Winter

2663 Words
“Ada apa dengan puteriku? Apa dia akan baik-baik saja?.” Tanya Benjamin terlihat sangat khawatir, bahkan wajahnya tampak pucat dan bingung. Benjamin sangat takut terjadi sesuatu pada puteri kesayangannya. Sikap aneh Winter yang beberapa kali terbangun dan pingsan hingga berteriak-teriak membuat Benjamin cukup khawatir takut terjadi sesuatu pada Winter. “Puteri Anda baik-baik saja. Nona Winter hanya sedikit shock, saya akan ada di sini dalam waktu setengah jam, puteri Anda butuh waktu sendiri sejenak agar bisa menenangkan diri.” Jawab dokter itu dengan senyuman ramahnya. “Tapi mengapa? Apakah kejadian di sekolahnya yang membuat dia shock?.” Tanya Vincent tidak sabar. “Kita akan mengetahuinya setelah saya berbicara lagi dengan Nona Winter secara langsung.” “Winter, anakku.” Bisik Benjamin dengan sedih, Benjamin menjatuhkan tubuhnya ke kursi dan menatap daun pintu kamar Winter yang kini tertutup rapat. Dua hari yang lalu, Winter di temukan pingsan di atap gedung sekolahnya, tidak ada yang mengetahui kejadian itu di sebabkan oleh apa. Hanya Winter yang tahu. Selama dua hari ini Winter tidak bangun sama sekali dan sesekali hanya mengigau dengan racauan kecilnya tidak dapat di pahami siapapun. Benjamin yang di landa banyak kekhawatiran, kini kekhawatirannya kian bertambah karena sejak tadi pagi Winter bangun sadarkan diri, sikapnya menjadi berubah. Winter menatap semua orang dengan asing, dia terus bertanya siapa dirinya dan siapa orang yang ada di hadapanya dengan suara yang sedikit histeris, sesekali dia memaki hingga menampar wajahnya sendiri dan terus-menerus berteriak sambil mengatakan tidak mungkin. Ketenangan Winter tidak mereda usai bertemu satu dokter, tiba-tiba Winter menangis meminta di panggilkan dokter kejiwaan, psikolog, hingga psikiater. Dengan sabar Benjamin mendatangkan apa yang Winter butuhkan, satu persatu para dokter menemuinya dan berbicara langsung dengan Winter. Sudah banyak ahli medis yang berdatangan sejak pagi ini, namun semakin ahli medis mengatakan Winter baik-baik saja. Winter semakin di buat histeris tidak terima bahwa dia baik-baik saja. Tidak hanya itu, Winter juga menanyakan tanggal, tahun dan di mana dia sekarang berada. Sikap Winter yang aneh sungguh membuat Benjamin sedih dan bingung tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada puterinya. Winter benar-benar sudah berubah dalam waktu satu hari. Kini, Winter mengurung dirinya sendiri di kamar mandi dan hanya menghabiskan waktunya untuk berdiri di depan cermin untuk menampar wajahnya terus menerus. *** Kimberly menangis terisak menyusut hidungnya yang berair dengan punggung tangannya yang besar dan gempal, lembaran tishu bertebaran di lantai tampak berserakan. Sudah lebih dari tujuh jam lamanya dia sadar dan bertemu dengan banyak dokter. Kimberly sudah menanyakan banyak hal kepada semua orang dan mereka memiliki jawaban yang sama. Semua orang mengatakan bahwa dia Winter Benjamin, seorang gadis yang masih berusia tujuh belas tahun. Orang-orang mengatakan bahwa sekarang adalah bulan Mei, tahun 2024. Tiga tahun lebih cepat dari dunia Kimberly Feodora. Kimberly yang sesungguhnya berusia dua puluh tujuh tahun, kini memasuki tubuh gadis yang berusia tujuh belas tahun. Entah keajaiban atau kutukan yang kini menimpa Kimberly. Secara pasti, Kimberly yang bunuh diri, kini memasuki tubuh Winter yang kemungkinan sudah meninggal juga. Kimberly sungguh tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keadaannya sekarang, yang jelas kini Kimberly ada di dunia nyata, namun hidup dengan tubuh orang lain. Kimberly tidak bisa berkata apapun kepada semua orang karena apa yang di alaminya sekarang tidak bisa di jelaskan secara medis. Kimberly benar-benar bisa gila. “Tunggu.” Kimberly berhenti menangis sejenak ketika tersadar akan sesuatu, Kimberly menyusut kembali air mata dan hidungnya dengan tishu lagi. “Aku harus mencari semuanya di internet” bisik Kimberly kian sadar apa yang harus dia lakukan sekarang. Dengan kesulitan Kimberly berusaha bangun dan melangkah dengan keadaan tubuh yang sangat berat dan tidak membuatnya nyaman. Kimberly bisa merasakan lapisan lemak yang bergoyang di setiap langkahnya. Kimberly adalah seorang super model yang punya tubuh ramping, kaki panjang, terbiasa berjalan di catwalk, memakai apapun dengan mudah. Kini, secara tiba-tiba dia harus memiliki tubuh dua kali lipat dari berat badannya yan sebelumnya. Baru beberapa jam saja Kimberly terperangkap di tubuh gemuk itu, dia sudah tidak dapat lagi menyembunyikan keluhannya lagi. Jangankan untuk berlari, melangkah saja kaki Kimberly terasa sakit. Kimberly keluar dari kamar mandi dan pergi ke kamarnya menuju meja belajar, Kimberly terduduk di kursi belajar dengan susah payah dan segera menyalakan komputer. Tangannya bergerak cepat di atas keyboard mengetikan namanya di situs pencarian. Tidak membutuhkan waktu lama, nama Kimberly Feodora langsung bermunculan dengan berbagai berita yang menyangkut dirinya. Tangan Kimberly gemetar hebat, matanya terbelalak melihat photo-photo pemakaman dirinya yang tersebar di seluruh situs internet. Kimberly berkedip bersama air matanya yang berjatuhan melihat berita yang menayangkan kondisi tubuhnya yang cantik itu meninggal secara menyedihkan, hingga acara pemakaman yang tertutup dan hanya di jumpai segelintir orang. Kepergiannya tampaknya tidak begitu di pedulikan. Kimberly menggulirkan mouse di tangannya melihat berita lain tentang dirinya. Kimberly menghapus air matanya, dadanya terasa sesak dan nyeri melihat makam dirinya yang kini di hiasi banyak bunga-bunga indah, batu nisan yang di beri sebuah patung indah dirinya di buat dengan sebuah marmer dan di pahat oleh seniman terkenal. Dua bulan setelah Kimberly meninggal, sebuah fakta terkuak mengenai kejadian dan dalang di balik kematian Rachel. Fakta itu mengungkapkan jika sesungguhnya Rachel meninggal karena di dorong oleh petinggi agensi Kimberly. Kimberly bukanlah orang terakhir yang bertemu dengan Rachel. Handpone Rachel yang sempat hilang akhirnya di temukan, hal itu menjadi bukti kuat hingga membuat semua kasus terbuka. Rachel memiliki bukti kejahatan petinggi agensi yang menggelapkan pajak dan melakukan pelecehan seksual pada beberapa model yang baru bergabung di agensi. Di malam Rachel di temukan meninggal.. Rachel dan petinggi agensi sama-sama berada di pesta yang sama, diam-diam mereka sepakat untuk bertemu karena Rachel meminta bayaran sejumlah uang dan juga meminta Kimberly untuk di depak dari agensi jika petinggi agensi ingin bukti kejahatannya yang di miliki Rachel di hapus. Mereka bertemu secara khusus, namun pertemuan itu tidak membuahkan hasil karena Rachel meminta uang yang lebih besar dari apa yang sudah di sepakati. Mereka akhirnya bertengkar, pertengkaran itu membuat Rachel di cekik dan di dorong jatuh dari gedung. Kini, petinggi agensi yang sudah menjadi tersangka pembunuhan itu harus menghadapi hukuman lima belas tahun di penjara. Setelah kasus itu terbuka dan membuktikan bahwa sesungguhnya Kimberly memang tidak bersalah, semua orang di buat berduka dan sangat menyesal dengan apa yang terjadi hingga membuat bintang mereka bunuh diri. Semua orang tampak di buat berduka dan bersalah karena jari-jari mereka yang mengirimkan komentar kebencian, mulut mereka yang menghina Kimberly itu adalah alasan di balik bunuh dirinya Kimberly Feodora. Kejadian kelam dan kisah tragis Kimberly yang di lahirkan dengan cinta, di banggakan di puja, harus meninggal karena bayangan kebencian, cacian dan derita yang tidak seharusnya dia tanggung. Karena kejadian itu, semua orang menghapus segala sesuatu kebencian yang pernah mereka tinggalkan dan menggantikannya dengan ucapan permintaan maaf. Cinta mereka kembali hadir setelah Kimberly pergi. Kimberly pergi dengan luka dan duka yang menyedihkan. Satu hari setelah petinggi agensi di penjara, orang-orang mulai menaburkan bunga di makam Kimberly. Semua orang sepakat, di tanggal hari kematian Kimberly, mereka akan menaburkan bunga di makam sang bintang yang sempat kehilangan cahayanya. Mereka menaburkan bunga dan menghiasi makam Kimberly, memasang papan billboard di pusat kota dengan semua photonya sebagai bentuk penghormatan mereka. “Hikss..” desakan tangisan kembali menyulut hati Kimberly yang kini tengah membaca semua berita tentang dirinya, dengan tangan gemetar Kimberly segera keluar dari semua situs berita tentang dirinya karena semua sudah usai. Kimberly menangis semakin keras merasakan sesak yang sangat menyakitkan sekaligus melegakan di dalam lubuk hatinya karena semua kebenaran terungkap meski harus dengan Kimberly pergi dulu. *** “Winter, apa aku boleh masuk?” Tanya Vincent yang masih berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu. Sudah seharian penuh setelah Winter sadar, Winter hanya mengurung diri di kamar dan tidak mau bertemu dengan siapapun selain dokter. “Winter” panggil Vincent lagi karena Winter tidak kunjung menjawab. “Kau belum makan malam. Izinkan aku masuk.” “Biarkan aku sendiri!” Teriak Kimberly. “Setidaknya makanlah, nanti cantikmu hilang.” “Lemakku yang akan hilang!.” Teriak Kimberly lagi. “Bahkan lemakmu sangat lucu.” Bisik Vincent sedih, Vincent berjalan lemah dan menjatuhkan dirinya di sofa sambil menatap pintu kamar Winter yang masih tertutup rapat. “Pergilah beristirahat.” Kata Benjamin dengan suara yang datar. “Tidak bisa, aku akan di sini sampai bisa memastikan bahwa Winter baik-baik saja.” Jawab Vincent dengan tegas. Vincent yang berkuliah di Manchester pulang untuk merayakan liburan musim dinginnya bersama keluarga, namun baru satu hari dia berada di rumah, Winter terkena masalah. *** Hari yang cerah telah berubah menjadi gelap, Kimberly masih tidak beranjak dari kamarnya dan tidak mengizinkan siapapun masuk. Kimberly termenung memikirkan banyak hal-hal tidak masuk akal tengah terjadi kepadanya sekarang. Kimbely yang memutuskan bunuh diri memang benar-benar sudah meninggal. Namun jiwa Kimberly berada di tubuh seorang gadis bernama Winter Benjamin. Waktu yang Kimberly lalui berbeda tiga tahun. Secara tidak langsung, Kimberly tidak benar-benar meninggal. “Apa itu artinya aku roh yang gentayangan?” Bisik Kimberly bingung. “Ataukah aku sudah melakukan penjelelajahan waktu? Atau reinkarnasi?.” Banyak pertanyaan konyol keluar dari mulut dan pikiran Kimberly. Entah apa yang harus Kimberly lakukan sekarang, tidak akan ada satupun orang yang akan percaya dengan cerita Kimberly. Mungkin orang-orang akan berpikir bahwa kini gadis yang bernama Winter terkena gangguan jiwa. Kimberly benar-benar pusing harus melakukan apa. Sakit di hati dan di pikirannya sudah menghilang ketika mengetahui bahwa kebenaran sudah terungkap. Yang menyita pikiran Kimberly sekarang adalah bagaimana cara Kimberly melalui harinya kedepan nanti?. Tuhan memberikan keajaiban yang terlalu besar untuk Kimberly. Jika tubuh Kimberly sudah berada di bawah tanah menjadi makam, itu artinya, pemiliki tubuh Winter juga sudah meninggal dengan tubuhnya. “Apa kau juga melakukan bunuh diri?” Tanya Kimberly memandangi cermin di depannya, memperhatikan wajah cantik dan muda Winter yang tertutup oleh setumpuk lemak. “Mengapa kau bunuh diri?” Tanya Kimberly lagi dengan sedih. “Tuhan memberikan aku keajaiban. Tuhan memberiku kesempatan kedua untuk tetap hidup, meski dengan tubuh orang lain. Jika pemilik tubuh Winter sudah meninggal bersama tubuhku, apa aku di perbolehkan menjalani hidup Winter?.” Tanya Kimberly dengan serius dan penuh harap. Kimberly berbalik membelakangi cermin dan melihat ke sekitar. Kimberly berputar mengelilingi kamar untuk melihat-lihat. Ada sebuah lukisan besar keluarga Winter terpajang di dinding. Tidak hanya itu, ada juga beberapa photo yang terpajang di atas laci. Tumpukan buku catatan dan buku pelajaran berjajar rapi di atasnya. Kimberly menarik kursi dan duduk di meja belajar milik Winter, Kimberly melihat apapun yang bisa dia lihat untuk mengetahui siapa sesungguhnya Winter. Dari buku catatan milik Winter, Kimberly akhirnya membaca beberapa hal penting yang Winter tulis mengenai kehidupannya dan membuat Kimberly tahu siapa Winter sebenarnya. Winter adalah seorang anak dari pengusaha material tambang rhodium, Winter hidup bersama ayahnya yang bernama Benjami dan kakaknya yang bernama Vincent. Kedua pria itu sangat mencintai Winter dan memanjakannya. Ibu Winter meninggal beberapa tahun yang lalu. Winter sekolah di sekolah internasional terbaik di Negara Neydish, Winter gadis yang tidak begitu menonjol karena dia pemalu dan tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Meski dia sangat kaya raya dan memiliki orang tua yang berpengaruh, tidak ada yang menghormati Winter, gadis itu terlalu menutup diri dari dunia normal remaja pada umumnya, orang-orang menganggap Winter seperti seorang pecundang karena Winter tidak pernah bisa melakukan apapun dengan baik. Winter memiliki seorang sahabat yang bernama Paula, mereka berteman sejak Winter memasuki sekolah menengah pertama, mereka sangat dekat karena Paula adalah satu-satunya teman Winter. Kepolosan dan keluguan Winter yang tidak pandai bergaul dan mengatur kehidupannya sendiri membuat Winter mempercayakan apapun kepada Paula untuk mengatur banyak hal. Paula sangat berharga untuk Winter. Seperti itulah cerita kecil di dalam diarie Winter.. Kimberly menutup buku catatan Winter yang sangat membosankan untuk dia baca, Kimberly kembali melihat komputer milik Winter untuk mencari sesuatu yang lain yang bisa dapatkan mengenai kehidupan Winter yang terlihat membosankan dan menyedihkan. Tangan Kimberly bergerak cepat di keyboard, tanpa segan dia mengutak-atik isi komputer Winter. Mouse di tangan Kimberly bergerak lembut di atas meja, Kimberly menggulirkan mouse dan membaca semua yang terpampang di layar, wanita itu melihat dengan cermat media social milik Winter yang masih terhubung. Jari-jari yang besar itu bergerak mendorong turun melihat lebih banyak pesan masuk yang tertuju kepada Winter, Kimberly membukanya satu persatu untuk mencari informasi hingga akhirnya Kimberly terpaku pada sebuah pesan anonym yang mengirimkan sebuah video. Dalam satu tekanan Kimberly membuka video itu. *** “Paula jangan!” Winter yang lugu dan lembut itu menarik tangan sahabatnya meminta untuk tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang merekam hanya tertawa kecil. “Tidak apa-apa Winter, jangan malu” jawab Paula menyemangati. “Tapi Paula..” Winter menggeleng tetap pada keyakinannya yang tidak mau melakukan apapun. “Ayolah Winter, aku tahu kau menyukai Hendery sejak dua tahun yang lalu. Memangnya kenapa jika kau mengungkapkan perasaanmu kepadanya? Lihat dia, dia sangat cocok denganmu, aku juga sudah mendengar dari Mico bahwa Hendery juga beberapa kali bertanya tentangmu.” “Itu mustahil Paula” Winter berucap dengan sedih. “Mana mungkin pria setampan dan sepopuler dia menanyakan aku.” Hendery adalah seorang pria yang sangat populer, dia sangat tampan dan pandai berolahraga, Winter menyukainya sejak dia masuk ke sekolah. Namun, tidak hanya Winter yang tertarik kepada Hendery, hampir seluruh gadis di sekolah menyukainya. “Astaga Winter, kau tidak percaya pada ucapanku?.” “Bukan seperti itu Paula.” “Cobalah untuk berani, kau sangat cantik Winter, Hendery menyukaimu dan dia tertarik padamu juga.” Belum sempat Winter menjawab, Paula langsung mendorongnya dengan paksaan. Winter yang merasa ragu dan tidak memiliki keberanian apapun itu akhirnya di dorong Paula hingga kakinya begerak masuk ke dalam lapangan basket. Dengan cepat Paula menutup pintu pagar dan segera berdiri di luar. Beberapa orang pria langsung menyadari kehadiran Winter yang sangat mencolok. Tubuh Winter gemetar seketika, gadis itu melihat Paula dengan wajah yang pias tampak gugup. Sementara tangannya menggenggam sebuah surat yang ingin dia berikan kepada Hendery. Tadinya Winter ingin memberikannya dengan cara menyimpannya di loker Hendery secara diam-dam, namun karena sahabatnya Paula melihatnya, Paula merebutnya dan mendorong Winter untuk memberikannya secara langsung. Kaki Winter yang gemetar itu melangkah, setetes keringat dingin membasahi wajahnya yang tembam. Semua anak-anak basket melihat ke arahnya sambil berbisik. “Lihat dia, dia sangat bodoh.” Bisik seseorang yang memegang kamera tengah merekam Winter, orang menertawakan kepolosan Winter yang mau saja di kelabui oleh Paula. “Biarkan saja, dia kan badut sekolah” timpal Paula yang menahan tawanya merasa terhibur. “Sangat menjijikan” timpalnya lagi terdengar sangat jahat, sangat berbeda dengan sikap manisnya saat berada di depan Winter. “Lihatlah, penonton semakin banyak yang bergabung.” Kata yang memegang kamera menunjukan ribuan penonton yang melihat secara langsung apa yang Winter lakukan. Napas Winter sedikit tersendat karena gugup, gadis itu mendekati kerumunan anak-anak pemain basket dan berhenti di depan Hendery yang kini tengah beristirahat. Hendery yang sempat menalikan sepatunya langsung terdiam dan mengangkat kepalanya, melihat Winter yang sering dia lihat di sekitarnya. Semua teman-teman Hendery ikut terdiam dan melihat Winter. “Ada apa?” Tanya Hendery dengan dingin karena risih di lihat semua orang. Tangan gemetar Winter bergerak memberikan sebuah kertas kepada Hendery. Winter memejamkan matanya dengan erat karena malu, keberaniannya sudah dia kerahkan tanpa sisa. “Aku harap kamu mau menerimanya” ucap Winter terbata memberikan surat cinta pertamanya. Teman Hendery yang melihat langsung bersiul menggoda. “Wow, kau mendapatkan surat cinta lagi.” Hendery tersenyum masam melihat Winter. “Simpan saja! Aku tidak bisa menerimanya” tolak Hendery dengan ketus. Perlahan Winter membuka matanya, bola matanya yang biru secerah langit itu tampak bingung. “Mengapa?.” “Kau bukan tipeku” jawab Hendery dengan napas yang sedikit kasar, “Lagi pula, mengacalah sebelum memberikannya kepadaku, bagaimana bisa aku berkencan dengan gadis bertubuh besar seperti hewan ternak babi sepertimu.” Semua orang tertawa terbahak tidak dapat menahan diri untuk tidak tertawa. Wajah Winter memucat kaget, bibir mungilnya gemetar hebat mendengarkan penghinaan di depan umum. Kepala Winter terangkat melihat semua orang yang ikut tertawa, termasuk Paula sahabatnya yang sudah mendorong Winter untuk menyatakan perasaannya kepada Hendery. Kini Paula ikut menertawakan dirinya, dia terlihat sangat puas melihat Winter di permalukan. “b******n!” Kemberly berteriak keras hingga melempar mouse di tangannya ke layar kaca komputer. To Be Continue..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD