bc

Untuk Mas Dipta (Bahasa Indonesia)

book_age16+
828
FOLLOW
6.1K
READ
family
love after marriage
pregnant
goodgirl
inspirational
drama
sweet
female lead
regency
70 Days Themed-writing Challenge
like
intro-logo
Blurb

Aku tidak menginginkan pujian bahwa aku kuat atau yang lainnya, justru aku akan menunjukkan seberapa banyak sisi lemahku untuk tetap berada di sampingmu. Ketika semua kepentingan keluarga tak jauh lebih pentig dari kepentingan negara.

Mungkin tidak sedramatis itu, aku dan kelemahanku yang mendramatisir semua hidup kita. Sudah cukup aku diam dan tersenyum, sekali saja izinkan aku bercerita perihal apa yang sebenarnya terjadi.

chap-preview
Free preview
Kartika
Teruntuk suamiku yang baru saja meninggalkan rumah demi tugas, lima menit yang lalu. Terhitung sudah 8 tahun sejak kamu mengucap janji pada ayahku, terhitung sudah 15 tahun kita saling mencintai, terhitung sudah ribuan kali kita bertengkar, dan terhitung sudah ratusan kali kita ingin saling meninggalkan. Kamu tahu, hanya satu perasaan yang membuat kita tetap bertahan, cinta. Apakah terdengar klise di telingamu? Benarkah? Akan tetapi, aku mengatakannya dengan perasaan yang jujur. Aku bertahan dan menemanimu karena cinta yang kupunya sejak dulu. Perasaan yang terus tumbuh dan menguat seiring berjalannya waktu. Tidak, tapi perasaan itu sungguh tidak sempurna oleh sebab kita acapkali merasa ragu satu sama lain. Bukankah cinta yang sempurna tak akan pernah memiliki keraguan dalam komposisinya? Semoga alasanku mencintaimu tidak terlalu naif, alasanku bertahan tidak terlalu berlebihan, dan alasanku untuk selalu menunggumu bukan sebuah kebodohan. Meski terkadang aku merasa marah pada diriku sendiri yang memilih untuk mencintaimu meski tahu kondisi hidupku akan sulit semacam ini. Aku hanya bisa berharap beberapa kali lalu harapan itu terpatahkan oleh kenyataan saat aku menantimu pulang.  Aku selalu tersenyum di hadapanmu, bukan karena aku kuat. Istrimu ini orang paling lemah yang berbohong untuk kekuatannya. Maaf, selalu membohongimu dengan senyum ataupun tawa manisku. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin menikmati keputusanku untuk memilihmu, tetapi sulit untuk berkata jujur di hadapanmu. Benar, sungguh sulit mengatakan bahwa aku sangat lemah, mengatakan bahwa aku lelah menantimu dengan perasaan khawatir, dan mengatakan bahwa aku tidak ingin dirimu pergi.  Usiaku sudah 30 tahun, selisih 2 tahun darimu. Namun agaknya aku tidak jauh berbeda dengan Arga, anak kita. Aku masih menangis ketika kamu bilang, "Negara memanggilku, jaga diri baik-baik di rumah, ya?". Aku juga masih meronta-ronta dalam doa, selalu mengharapkanmu kembali secepat mungkin untuk menemuiku, memelukku atau sekadar mengusap rambutku. Bedanya, Arga selalu jujur padamu sementara aku membohongimu dengan senyum manisku.  Tulisan singkat ini penggambaran bahwa aku bukanlah istri yang kekuatannya bisa selalu kamu banggakan. Dari tulisan ini pun aku ingin berbagi semua cerita yang telah aku karang dengan kebohongan selama ini, katakanlah aku ingin jujur sebelum dosaku menumpuk padamu. Aku ingin mengatakan semua dengan perasaan jujur apa adanya padamu. Aku tidak ingin terlihat kuat dalam tulisan ini, dan aku bukan lah penulis yang pandai merangkai diksi agar indah. Daripada membuatnya cukup indah, yang terpenting memang aku menulisnya dengan kejujuran perihal apa yang kurasakan selama bersamamu. Sejujurnya sudah aku tulis sebelumnya, sejak hari di mana aku jatuh hati padamu yang kata orang biasa saja. Jika dibandingkan laki-laki di luar sana kamu hanya berada di tengah-tengah mereka, tapi di mataku kamu selalu kharismatik dan bijaksana. Semua yang kutulis sejak hari itu hanya akan kusatukan lagi dan aku perbaiki lagi apa-apa yang belum dengan jujur aku tuliskan.  Tentu saja, kamu akan menemukan betapa lemahnya istrimu, kamu akan menemukan juga betapa naifnya istrimu dalam mencintai, kamu juga akan menemukan betapa dangkalnya rasa nasionalisme istrimu. Mas, suamiku yang selalu sabar dan sangat mencintai negaranya, kamu akan tahu betapa banyak kurangnya istrimu ini. Kuharap itu tidak akan membuatmu kecewa, sekali pun kecewa tak apa. Aku hanya berusaha jujur dan lelah dalam kebohongan.  Terima kasih jika kamu tetap mau membaca ini meski tahu kalimat pembukaku pun sudah sangat mengecewakan. Betapa tidak nasionalisnya diriku, betapa lemahnya diriku, semua sudah tergambar. Jika memang kamu melanjutkannya, maka aku sungguh bersyukur memiliki laki-laki yang terus mau mendengarku meski sebatas tulisan yang tak sanggup kuungkapkan. Solo, 29 Oktober 2019 Istrimu, Kartika Rahma Sakia

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.7K
bc

Unpredictable Marriage

read
280.7K
bc

Accidentally Married

read
102.8K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
162.0K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.6K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook