22. Sad

1077 Words

Day: 9 "Dhe," Demira mengelus pucuk kepala Dhemayra yang duduk di atas kasur. Usapan itu membuat sang anak menatap Demira, "Mama mau keluar dulu sebentar." Dhemayra mengangguk sekali. Demira keluar dari kamar Dhemayra dengan ponsel di tangannya, berjalan menuju teras rumah. Demira mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di sana. Demira mendekatkan ponsel ke telinganya, beberapa saat tidak ada suara yang terdengar dari ponsel. "Halo? Kenapa telpon, Mir?" "Sekali lagi terimakasih atas bantuannya, Ardisa." Sejak awal Ardisa telah membantunya untuk memberi penjelasan kepada pihak sekolah tentang kondisi Dhemayra. Jika tidak ada Ardisa, mungkin sekarang putrinya akan di drop out dari SMA Trisatya. Yaa semua karena koneksi dan uang. Di seberang sana, Demira bisa mendengar suara kekehan Ar

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD