bc

Jerat

book_age16+
5
FOLLOW
1K
READ
revenge
dominant
selfish
like
intro-logo
Blurb

Sheila ingin putus dari Yuda, tapi Sheila tidak punya hubungan khusus atau biasa disebut pacar dengan Yuda.

Sheila pergi. Menghilang tanpa kabar. Yuda marah, memaki, menuduhnya selingkuh dengan Ical.

Mereka kembali bersama.

Kata Sheila, mengatasnamakan perdamaian.

chap-preview
Free preview
Yuda dan Sheila
"Lo langsung balik ke Kos, Sil?" Sheila, perempuan berambut panjang yang membiarkannya terurai dengan bandana menghiasi kepalanya itu menoleh ke samping. Menatap Gina yang juga menatapnya dengan pandangan 'lo gak seru sih, kalau langsung pulang'. "Gue udah janji sama Kak Yuda. Gak langsung pulang sih, tapi nemenin makan siang dulu." "Nemenin doang? Lo-nya gak makan?" Sheila terkekeh. "Makan dong! Ya kali gue gak dikasih makan." Gina mengedikan bahunya. Ia memasukan binder dan peralatan tulisnya ke dalam totebag sambil bergumam, "feeling gue sih mending udah aja." Sheila menarik napas dalam-dalam mendengar ucapan Gina. Ini bukan kali pertama Gina memintanya untuk menyudahi hubungan tanpa status yang sudah berjalan lebih dari lima tahun dengan Yuda. "Na gue pikir lo udah janji gak akan ngungkit ini." "Ups." Gina menyengir lalu menghela napas berat. "Anggep aja suatu bentuk kepedulian gue sebagai temen." "Thank you." "No prob's." Sheila menepuk bahu Gina kemudian pamit untuk keluar Kelas terlebih dahulu. Sheila berjalan menyusuri Gedung Perkuliahan Bersama kemudian turun menuju Parkiran dan melewati lorong kecil yang terhubung dengan Basecamp Primrose, sebuah organisasi pecinta alam Universitas Gharda. Langkah kaki Sheila terhenti di depan pintu Basecamp yang tertutup begitu juga dengan gorden yang ditutup rapat. Pasti lagi rapat, pikir Sheila. Sheila memilih untuk duduk di kursi kayu panjang yang terletak di bawah pohon yang terkenal angker. Konon, seorang perempuan pernah bunuh diri dengan menggantungkan dirinya di salah satu dahan. Tapi Sheila bukan tipe orang yang takut dengan hal seperti itu. Sheila memilih memainkan game di ponselnya sembari membunuh waktu— yang berdasarkan pengalamannya paling cepat rapat Primrose selesai dalam tiga jam. Sampai detik ini Sheila juga tidak tahu apa yang mereka bahas selain hasil rapat yang sama saja. Agenda pendakian. Dua jam lebih Sheila masih betah di posisi semula meski wajah perempuan itu sudah mulai bosan dengan benda elektronik yang ia pegang. Tepat jarum pendek dari jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri Sheila menunjuk angka tiga, barulah pintu Basecamp Primrose terbuka. Sheila segera berdiri merapikan hem-nya yang sedikit kusut. Perempuan itu segera tersenyum begitu melihat Yuda keluar dari Basecamp sambil bersenda gurau dengan salah satu temannya, Stella. Di kontak ponsel Sheila ia namakan pengharum ruangan. Sheila berdecak pelan ketika melihat Stella dengan sengaja menggandeng lengan Yuda dan yang lebih buruk Yuda membiarkannya. Tentu saja laki-laki itu belum mengetahui keberadaan Sheila. Beberapa meter dari tempat Sheila berdiri, Yuda menggaruk kepalanya sembari kembali mencoba mengajak bicara Lando. "Ini lo yakin, kita bakal maraton?" "Sebelum kita lulus, kenapa enggak?" Lando bersandar pada dinding ruang Basecamp, ekor matanya segera menangkap seorang perempuan yang berdiri diam menatap ke arah mereka. "Toh, kita cuma ajak anak-anak yang udah berpengalaman." "Gue ngerti tap—" "Itu cewek lo?" Yuda menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Lando. Laki-laki itu sedikit terkejut melihat Sheila berdiri di sana. Bima menghela napas panjang kemudian bermaksud berjalan menghampiri Sheila, namun lengannya terhenti oleh cekalan Stella. Yuda menaikkan sebelah alisnya ketika Stella dengan nada manja bertanya, "Mau ke mana?" "Menurut lo?" Stella langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain tak kuasa ditatap tajam seperti itu oleh Yuda. Dia pun buru-buru melepaskan cekalannya membiarkan Yuda menghampiri Sheila. Sheila tersenyum hangat beitu Yuda sampai di depannya dan langsung membelai lembut puncak kepalanya. "Udah lama? Kenapa nggak telepon aja?" "Tadi mau telepon, tapi takut ganggu." "Terus nunggu berapa lama? Bukannya kelas kamu bubar jam dua belas ya?" Sheila tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan. "Nggak lama kok, tadi makan dulu bareng Gina." "Berarti udah makan?" tanya Yuda sembari menarik tangannya dari puncak kepala Sheila. Yang ditanya lagi-lagi mengangguk sambil tersenyum tipis. "Kalau gitu... kamu gak apa-apa kan, pulang naik ojek online. Aku masih harus bahas hasil rapat sama anak-anak." Sheila diam sejenak, sementara Yuda menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan agar Sheila segera memberinya jawaban. Lantas perempuan itu tersenyum, mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali. "Oke, aku balik sekarang."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
38.1K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook