Rest just for a while

2055 Words

“Yang benar saja, masa hanya karena keberadaanku saja bisa jadi masalah.”sungut Dhaffin namun sepertinya tidak didengar oleh Edna yang malah kembali memilih untuk menyibukan dirinya dengan masakannya. Kembali Dhaffin mengamati mata tajam wanita itu. Anehnya meski begitu dia masih terlihat memukau –seperti saat mereka berdua berada didepan perapian— juga bibir wanita itu. Bibir yang sama yang menyentuh dahinya dengan begitu lembut.. dan jari-jari mungilnya yang panjang ikut berpartisipasi mengelus— “Apa yang kau lakukan disitu sekarang?” “Hah? Apa?” seperti orang bodoh yang kedapatan melongo, Dhaffin sekarang sangat kikuk maka dengan segera memalingkan wajahnya begitu matanya menatap dirinya yang diam-diam mengamati pula. “Seriuslah sedikit! Kau ini benar-benar ah! s**t rotinya!” umpat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD