3. A Little Girl

842 Words
Alexa mengamati sekeliling, ia memastikan ayahnya sedang tidak memedulikannya, kemudian ia juga memastikan keberadaan Gabriel. Sepupunya itu tampak sedang berbincang dengan anggota keluarga yang lain. Sedangkan bodyguardnya tentu saja tidak ada karena saat itu masih di dalam acara pesta pernikahan. Gadis itu mengendap-endap menuju keluar ruangan untuk kembali ke lounge. Setahu Alexa, teman-temannya biasanya pergi berpesta tengah malam, bukan pukul tujuh malam. Jadi ia akan memastikan tempat itu sekali lagi, ia tadi hanya berpura-pura pada Gabriel mengakui kalau ia tidak merasa penasaran lagi. Setelah berhasil keluar dari tempat pesta, Alexa melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju tangga yang melingkar lalu menuju lift. Ia menunduk untuk menghindari beberapa orang wartawan yang di izinkan untuk meliput berita pernikahan Grace dan William. William adalah kakak kandung Alexa sedangkan Grace adalah putri angkat di keluarga Johanson, mereka saling jatuh cinta dan menikah. Pernikahan mereka menjadi incaran para pemburu berita karena keluarga mereka memang selalu menjadi incaran untuk di jadikan berita di London dan terlebih lagi, Grace sekarang adalah salah seorang selebriti ternama di London. Baru saja lift terbuka, Alexa menubruk seseorang dan payahnya lagi gaunnya tersangkut di kancing jas pria yang ia tubruk. "Sial!" Umpat Alexa dengan suara pelan. Gadis itu mendongakkan wajahnya dan terkejut mendapati siapa pria yang ia tubruk. Pria itu adalah teman Gabriel yang ia sendiri tidak mengingat namanya. "Alexa?" Sama halnya dengan Alexa, Kenzo pun tidak menyangka jika mereka bertemu kembali. "Maaf, gaunku, tersangkut. Bisakah kau diam? Sebentar." Kenzo mengalihkan pandangannya, benar gaun Alexa tersangkut di kancing lengan jasnya. Bagaimana bisa? Kenzo menggeser posisi mereka yang berada di depan pintu masuk lift, sayangnya ia salah mengambil langkah. Seharusnya ia membawa Alexa masuk ke dalam lift bukan malah keluar dari lift dan berada di depan wartawan sepertii ini. Diam-diam ia merutuki kesialannya. Lounge berada di lantai bawah, kebetulan ia melupakan sesuatu dan hendak menemui Gabriel untuk menyerahkan sesuatu yang ia simpan di saku jasnya. Saat berbincang dengan Gabriel tadi, mereka terlalu asyik dan sedikit terburu-buru membuat Kenzo melupakan bahwa selain bertemu sahabatnya itu, ia juga hendak memberikan benda yang diminta oleh Gabriel. Saat Alexa menabraknya otomatis Kenzo refleks menangkap pinggang gadis kecil itu agar gadis itu tidak kehilangan keseimbangannya. Tetapi, ia tidak menyangka jika niat baiknya justru berujung dengan kancing lengan jas yang ia kenakan tersangkut di gaun yang dikenakan Alexa, tepat di bagian pinggangnya hingga membuat terkesan ia sedang memeluk Alexa dengan cara yang sangat posesif. Posisi yang tidak menguntungkan karena beberapa kilatan lampu blitz kamera mulai mengarah kepada mereka. "Celaka...," gumam Kenzo. Benar-benar sial, mereka terlihat seperti pasangan yang tertangkap basah oleh wartawan. Kenzo tahu siapa keluarga Johanson karena ia sangat dekat dengan Gabriel. Jika ia menarik paksa lengannya dari gaun uang Alexa kenakan bukan tidak mungkin gaun itu akan sobek karena dari yang Kenzo lihat, bahan gaun itu terbuat dari brokat tipis yang terlihat rapuh. "Mereka mengambil foto kita," ucap Alexa lirih. "Dengar, bagaimana jika kita mencari tempat yang sepi agar aku bisa melepaskan kancing yang tersangkut ini?" Alexa mengangguk, gadis itu merasa kikuk karena ia belum pernah berada di dalam pelukan seorang pria selain ayahnya, William dan Leonel kedua kakak laki-lakinya. Kedua orang itu berjalan dengan santai melewati beberapa orang wartawan yang terus saja mengarahkan kamera dan dengan leluasa mengambil gambar mereka. Alexa yakin, ia akan masuk ke dalam headline berita dengan judul : Alexa Johanson tampil di pernikahan kakaknya bersama kekasihnya. Setibanya di ujung lorong yang sepi, mereka berhenti di dekat sofa berwarna merah. Kenzo melepas jas semi formal yang ia kenakan, menyisakan kaos santai yang ia kenakan. Ia duduk di sofa itu sementara Alexa masih berdiri, perlahan ia menarik kancing yang tersangkut di bagian pinggang gaun Alexa. Tetapi, untung tidak dapat diraih dan malang tidak bisa di tolak. Gaun itu justru sobek. Alexa memekik. Wajahnya merah padam, ia belum pernah memperlihatkan bagian tubuhnya kepada pria mana pun meski itu ayahnya sejak ia telah dewasa. Ia selalu mengenakan kaos, ia tidak menyukai pakaian terbuka dan kini kulit pinggangnya dilihat oleh seorang pria asing. "Kau merobek gaunku!" Seru Alexa. Kenzo mendengus pelan, itu hanya sedikit robek bukan sampai menelanjangi, untuk apa anak kecil itu begitu heboh. Ia menatap Alexa dengan tatapan lurus. "Aku tidak sengaja," katanya. "Kau pasti ingin mencabuliku!" Bentak Alexa. Kenzo terkekeh. "Kau pikir aku seorang p*****l? Mana mungkin aku mencabuli anak lima belas tahun," jawabnya dengan nada geli. Alexa membeliak. "Umurku sembilan belas tahun, asal kau tahu," ucapnya dengan nada kesal. Kenzo mengernyit. "Oh, ya... anak kecil lain kali kalau berjalan hati-hati, lihat sekarang gaun mahalmu sia-sia," katanya sambil bangkit dari posisi duduk lalu memakaikan jasnya ke bahu Alexa. "Kubilang umurku sembilan belas tahun! Sembilan belas tahun!" ucap Alexa sambil berkecak pinggang di depan Kenzo. Ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi agar bisa menatap wajah Kenzo dengan ekspresi menantang. Kenzo tertawa ringan, ia bermaksud menyentuh puncak kepala Alexa karena gemas, sayangnya Alexa menghindar dan insiden tidak mengenakan terjadi kembali. Gadis itu kehilangan keseimbangan dan nyaris terjatuh, Kenzo kembali refleks menangkap pinggang kecil Alexa. Baru saja ia berhasil menangkap pinggang Alexa, bersamaan dengan itu, Alexander Johanson muncul dan posisi mereka sungguh tidak menguntungkan apalagi Alexa juga refleks lengannya melingkar di pinggang Kenzo. Posisi mereka terlihat sangat intim, teramat sangat dekat dan demi Tuhan, hari ini Kenzo benar-benar sial. "Alexa...." Pria itu memanggil putrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD