bc

Deandra

book_age16+
100
FOLLOW
1K
READ
billionaire
badboy
goodgirl
CEO
drama
comedy
bxg
city
office/work place
secrets
like
intro-logo
Blurb

Deadra Wally, seoarng pria mapan dengan segudang rahasia di dalam hidupnya. Tingkah konyol yang selalu di tunjukkannya pada orang adalah hal untuk menutupi segala rahasianya. Dibalik tingkah konyol yang ditunjukkannya pada teman-temannya, pria yang disapa dengan panggilan Dean itu selalu menampilkan sikap dingin dan cuek serta acuh tak acuh pada keluarganya.

Satu-satunya alasan mengapa Dean selalu menutupi semua rahasianya adalah karna Dean Merasa jika rahasia tentang masa lalunya adalah kelemahan untuknya. Dan Dean berusaha sekuat mungkin untuk menutupi hal itu. Selain masa lalu yang merupakan kelemahan yang harus ditutupinya, Clara adalah salah satu kelemahan yang harus dilindunginya.

Semua tersimpan begitu rapi, sampai suatu hari Dean harus memberkan seluruh rahasianya, seluruh kelemahannya. Rahasia yang membuat orang disekitarnya tercengang dan tidak percaya.

chap-preview
Free preview
Prolog
 Dunia. Apa definisi dunia sebenarnya menurut mu? Jika menurut Wikipedia, Dunia adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut keseluruhan peradaban manusia, pengalaman manusia, sejarah manusia atau kondisi manusia secara umum. Peradaban, pengalaman dan kondisi manusia? Manusia? Apa hanya manusia yang memenuhi isi dunia ini? Atau ada makhluk lain selain manusia? Makhluk selain manusia? Alien? Hantu? Atau makhluk lainnya. Entahlah... Apapun yang tidak terlihat oleh mata akan sulit dipercaya. Tetapi percaya atau tidak,Hal itu benar adanya. Setidaknya bagi Chika, Jessica Aurelie.Chika adalah seorang anak perempuan yang istimewa. Chika bisa melihat isi dunia yang lain. Dunia yang tidak bisa dilihat oleh manusia pada umumnya. Wanita berbaju putih tak memiliki kaki. Anak kecil berkepala botak? Nenek nenek berambut panjang dengan bau anyir. Atau makhluk lainnya. Semua bisa dilihat oleh nya. Pertanyaannya apakah kalian percaya hal itu? Percaya atau tidak. Kita kembali lagi ke awal. Semua hal itu benar adanya. ....   Kamar Chika. “Sica.” Panggil seorang wanita sambil momperhatikan sekelilingnya. “Sica. Sica.” Panggilnya lagi karna belum mendapatan jawaban dari si pemilik nama yang dilayangkannya sejak beberapa saat lalu. Dia adalah Jessica Aurelie atau yang akrab disapa Chika. Wanita yang lahir pada tanggal 29 February itu selalu bingung saat ditanyakan tentang usia. Jujur saja jika usia dinilai dari adanya meniup lilin setiap tahunnya maka usia Chika 5 tahun. Jika mengikuti umur orang pada umumnya, menganggap tangggal ulang tahun setiap tahun meski tanggal lagirnya tidak ada tercatat di kalender, maka 20 adalah usianya. “Aku disini.” Jawab seseorang anak perempuan berrusia 5 tahun yang entah dari mana munculnya. Chika menoleh pada anak perempuan yang dipanggilnya dengan nana Sica tersebut, Sica berdiri tidak jauh darinya. “Sica..” panggil Chika dengan nada semangat. “Ada apa kau memanggilku?” Tanya Sica dengan wajah dingin sambil melipat tangannya di dadanya. “Tidak, aku hanya sedang bosan. Maukah kau bermain dengan ku?” Tanya Sica mengendus kesal mendengar ajakan Chika padanya. “Tidak. Kau sudah besar. Kau sudah tidak menyenangkan lagi.” Ujar Sica dengan wajah cemberut. “Apa aku sungguh tidak menyenangkan lagi?” tanya chika dengan wajah polos. “Hmm sejujurnya, ya. Kau sangat membosankan saat ini. Kau terus saja semakin besar dari pada aku!” jujur Sica. “Apa kau cemburu akan itu?” “Aku tidak gila, cemburu pada mu! Aku punya banyak hal yang bisa dibanggakan. Tidak seperti mu yang hanya bisa berdiam didalam rumah!” ujar Sica tak terima tuduhan Chika. Senyum Chika memudar seketika. Melihat itu Sica merasa bersalah. Bagaimana pun Chika adahlah temannya sejak dulu. Meskipun kini Chika sudah tidak menyenangkan, tapi Chika sellau menuruti kemauannya. “Hmm.. Apa kau marah padaku?” Tanya Sica berhati-hati. “Apa kau ingin ice cream?” tanya Chika mengabaikan pertanyaan Sica. Mata Sica berbinar sesaat. Sesaat kemudian Sica mengendus kesal. “Apakah semua orang dewasa seperti mu? Selalu merayu dengan ice cream!” Chika mengangkat bahunya singkat. “Lalu apa kau pikir aku akan tergoda?!” “Apa kau tidak mau ice cream?” Sica bergeming. “Kufikir ice cream akan pas untuk dimakan pada cuaca panas seperti ini.” Goda Chika sambil tersenyum jahil pada Sica. “Kau selalu mengucapkan hal itu!” “Jadi sungguh kau tak mau?” Sica kembali bergeming. “Baiklah. Kutanya sekali lagi. Ini yang terakhir Sica. Sungguh kau tak mau ice cream?” tanya Chika dengan senyum dan tatapan yang menggoda Sica. “Tentu saja aku mau!” ujar Sica akhirnya. Chika tertawa renyah. Ya makhluk kecil di depannya itu memang menggemaskan. Selalu menggemaskan lebih tepatnya. Setidaknya begitu di mata Chika. “Berhenti tertawa! Aku akan marah jika kau terus tertawa!” kesal Sica. “Baiklah baik. Aku tidak akan tertawa lagi. Jadi kau ingin ice cream apa?” “Coklat!” “Baik. Tunggu lah disini. Aku akan segera kembali.” “Baiklah. Jangan sentuh ice cream milikku! Jika kau masih ingin hidup tenang!” “Yayaya. Aku tau itu.” Chika berdiri dari duduknya dan langsung menuju dapur.   5 menit kemudian.   Tok..tok..tok.. “Chika..” panggil seorang wanita paruh baya sambil mengetuk pintu kamar Chika. Tok..tok..tok.. “Chika.. Buka pintunya sayang.” Ujar wanita paruh baya itu lagi. Tok..tok..tok.. “Chika.” Karena tidak mendapatkan jawaban dari Chika. Mama Chika pun langsung membuka pintu kamar anaknya tersebut. Tentu saja hasilnya nihil. Chika tidak berada di kamarnya. “Chika..” Panggil Mama Chika dengan nada yang mulai panik, karna belum juga menemukan Chika, ankanya.  “Chika kamu dimana sayang.” Tliing. Ponsel Mama Chika berbunyi tanda pesan masuk, Mama Chika langsung membuka pesan di hp nya. Papa Chika : Gimana ma? Papa Chika : Chika ada di kamarnya? Mama Chika : Chika gak ada di kamarnya pa. Papa Chika : Kamu udah nyari yang benar belum? Papa Chika : Coba kamu perhatiin lagi kamarnya. Mama Chika :Udah pa. Tapi Chika benar-benar gak ada. Papa Chika : Coba cari keseluruh ruangan sekali lagi. Kalau masih gak ada, panggil kakek buyut. Mama Chika : Iya pa. Papa Chika : Kalau ada apa-apa kabarin papa. Mama Chika : Iya pa. -Chat End- Karna belum juga menemukan Chika, Mama Chika meminta semua ART yang berkerja dirumah mereka untuk mencari Chika. Setelah mencari keseluruh penjuru ruangan di rumah itu. Chika masih juga tidak ketemu. Sampai akhirnya mama Chika memanggil kakek buyut. Mama Chika mengambil ponselnya lagi dan mengirim pesan untuk seseorang, Kakek buyut, begitu mereka memanggilnya. ººººº Satu Jam kemudian Ting Tong.. Ting Tong.. Bel pintu berbunyi beberapa kali, ART membuka pintu. “Maaf cari siapa ya?” “Hmm?” “Siapa bik?” tanya Mama Chika sambil berjalan kearah pintu masuk dan melihat orang yang memencet bel pintu rumah sebelumnya. Mama Chika mengernyitkan dahinya bingung.“Maaf anda siapa ya?” tanya Mama Chika. “Perkenalkan saya Dean. Saya diminta kakek buyut kesini.” Ujar orang yang berada didepan pintu, orang yang memencet bel sebelumnya. “Kakek buyut?” tanya Mama Chika. “I-yaa?” jawab Dean sambil menggaruk lerehnya yang tidak gatal sama sekali. Mama Chika lagi-lagi mengernyitkan dahinya. “Silahkan masuk.” Ujar Mama Chika sambil memberi jalan pada Dean. Dean “Terima kasih.” Ucap Dean sambil tersenyum dan masuk kedalam rumah.   Diruang tamu.   “Maaf sebelumnya, kalau saya boleh tau. Kenapa anda diminta kekek buyut untuk kemari?” tanya Mama Chika setelah mempersilahkan Dean duduk. “Saya juga tidak mengerti. Tapi kakek hanya minta saya untuk datang kesini. Lalu pergi ke kamar Chika.” Terang Dean. “Ke kamar Chika?” “I-yaa..” “Tapi kenapa?” “Aelah mana gua tau. Kalau bukan karena diancam hilang harta warisan. Mana mau gua kesini.” Batin Dean sambil membolakan matanya singkat. “Saya juga tidak tau tante.” Ujar Dean setelahnya. Mama Chika menghela nafas panjang. Bersamaan dengan itu ponsel mama Chika berbunyi. “Kakek buyut Dean adalah cucu ku. Bawa saja dia kekamar Chika.” Begitu lah isi pesan dari Kakek buyut. “Mari Tante antar kekamar Chika.” Ujar Mama Chika pelan, lalu Mama Chika langsung berdiri tanpa mendengar jawaban Dean. “Ikutin aja. Dari pada Lo kehilangan warisan dari kakek.” Batin Dean sambil berdiri dari duduknya dan mengikuti Mama Chika yang sudah berjalan terlebih dahulu. Kamar Chika. “Ini kamar Chika.” Ujar Mama Chika sambil membuka kamar Chika untuk Dean. Dean tersenyum datar. “Makasih Tante.” Ujar Dean singkat. Mama Chika tersenyum singkat. “Gua harus apa sekarang? Kakek nyuruh gua ngapain tadi?” tanya Dean dalam hati sambil berfikir dalam diamnya. “Ahhh ya gua ingat. Cukup panggil namanya.” Batinnya lagi. “Chika..” panggil Dean pelan. Mama Chika diam sambil memperhatikan Dean. “Chika..” panggil Dean lagi dengan nada yang lebih besar dari sebelumnya. Mama Chika masih diam dan memperhatikan Dean. “Seinget gua kakek minta gua manggil namanya doang. Sekali lagi sekali lagi.” Ujar Dean dalam hati sambil mengigat kembali perinah kakek nya. “Chika?” panggil Dean sekali lagi. Namun belum juga ada perubahan, Dean dan Mama Chika hanya berdua tanpa ada munculnya wanita yang bernama Chika tersebut. “Kenapa gak ada perubahan? Apa gua salah ingat?” batin Dean karna tidak ada perubahan apapun. Dean diam cukup lama Lalu menarik nafas panjang. “Tante.” Panggil Dean setelah diam cukup lama. “Hmm ya?” “Kalau boleh tau, siapa nama lengkap Chika?” tanya Dean dengan wajah bingung. “Jessica Aurelie.” Jawab Mama Dean. “Jessica Aurelie?” tanya Dean memastikan. “Ya, Jessica Aurelie.” Jawab Mama Dean membenarkan ucapan Dean. “Jessica Aurelie. Nama yang bagus. Apa wujudnya sebagus namanya? Gua jadi penasaran. Gak gak. Ingat Dean, Lo harus setia.” Batin Dean sambil mengingatkan dirinya sendiri. Dean menarik nafas perlahan “Jessica Aurelie..” panggil Dean dengan nada yang tidak pelan dan tidak kuat. “Hmm...” gumam Chika pelan sambil menoleh pada Dean, orang yang memanggilnya. Mama Chika kaget bukan main. Chika muncul begitu saja ditempat tidurnya. “Chika..” panggil Mama Chika sambil mendatangi Chika di tempatnya. “Mama?” panggil Chika bingung. Mama Chika langsung memeluk putri semata wayang nya itu. “Mama ngapain dikamar Chika? Kok gak bilang-bilang dulu mau masuk.” Ujar Chika dengan ewajah polos tak bersalah. “Kamu dari mana aja nak?” tanya Mama Chika dengan nada khawatir. “Chika gak kemana-mana kok. Chika disini aja dari tadi.” Jawab Chika polos tanpa rasa bersalah. Disamping ibu dan anak yang sedang berpelukan. Dean masih diam dengan rasa terkejutnya atas apa yang baru saja dialaminya. Bagaimana tidak terkejut, wanita yang bernama Chika itu muncul dengan tiba-tiba dan entah dari mana setelah dirinya memanggil nama lengkapnya. “Ini yang namanya Chika? Dia manusia bukan sih? Kenapa dia muncul tiba-tiba?” tanya Dean dalam hati. “Mama itu siapa?” tanya Chika sambil menunjuk Dean yang berada tidak jauh dari dirinya yang masih diam dengan wajah bingungnya. “Itu Dean, cucu kakek buyut.” Ujar Mama Chika sambil menoleh pada Dean. Dean hanya diam ditempatnya. “Hmm..” gumam Chika sambil berdiri dari tempat tidurnya. Dan berjalan menghampiri Dean. “Mati gua. Dia bukan setan kan? Gimana kalau dia setan?” batin Dean dengan nada takut dan jantung yang seperti habis lari 5 keliling stadion. “Haloo. Aku Chika..” ujar Chika sambil mengulurkan tangannya didepan Dean. Dean hanya menatap tangan Chika sambil berkedip. “Mati gua mati.” Batin Dean lagi. “Kenapa kamu mati?” tanya Chika dengan wajah polos yangn semakin membuat Dean bergedik ngeri padanya. “Mampus gua. Nih cewek beneran setan kayak nya.” Ujar Chika menjawab pertanyaan monolog Dean. “Chika manusia kok bukan setan. Chika manusia.” Sambung Chika. Dean melihat mama Chika sejenak. Lalu melihat tangan Chika lagi yang masih terulur di depannya. “Gua Dean.” Ujar Dean sambil menjabat tangan Chika. “Tangan kamu dingin.” Ujar Chika dengan wajah polos yang masih dipertahankannya. Dean diam tidak tau akan menggubris apa atas ucapan Dean. “Apa karena di belakang kamu ada kakak Kunti?” ujar Chika sambil menoleh pada belakang Dean. “Kakak Kunti? Apa maksudnya?” batin Dean meronta-ronta. “Chika!” tegur Mama Chika. “Hehehe. Chika bercanda mama.” Ujar Chika sambil cengegesan. “Sialan dikibulin gua!” batin Dean kesal. Tliing. Satu pesan masuk ke dalam ponsel Dean. “Kakek Kalau Chika sudah ketemu, kamu langsung pulang. Jangan dengarkan apa pun yang Chika bilang.” Dean melihat Chika sekilas. Chika tersenyum manis pada Dean Lalu menoleh pada belakang Dean. “Hai kakak cantik.” Ujar Chika sambil menoleh pada belakang Dean. Dean mengernyit bingung melihat Chika. “Kakak?” tanya Dean dalam hati. “Kakak jauh lebih cantik kalau gak menunjukkan wajah asli kakak.” Ujar Chika lagi membuat Dean menatap horror padanya. “Ingat kata kakek yan. Jangan didengerin.” Batin Dean menguatkan hati dan keyakinannya. Chika menoleh pada Dean lagi. “Gak usah takut. Dia gak bakal jahatin kamu. Malah dia bakal jagain kamu..” ujar Chika sambil tersenyum manis. “S-siapa?” tanya Dean dengan terbata-bata. Dean tau jika dia tidak seharusnya bertanya siapa pada Chika seperti barusan, namun ucapan Chika menarik rasa penasaran yang ada di dalam dirinya. Chika tersenyum singkat mendengar pertanyaan Dean. “Lauren? Lauren Alexandria.” Deg! Mata Dean membelalak lebar begitu mendengar nama Lauren, nama yang tidak seharusnya di dengarnya baik dari Chika, dari orang lain atau dari dirinya sendiri.. ... .. . To be continue

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Sexy Boss ⚠️

read
541.1K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

Living with sexy CEO

read
277.9K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
463.0K
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

HOT NIGHT

read
607.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook