“Sorry ya San, gue gak bisa.” Zhera berkata lemah menghempaskan tubuhnya. Memutar-mutar kursi dengan malas. “Lo tahu sendiri, gue harus nikah sama cowok yang dipilihin sama bokap, dan sampai sekarang gue gak tahu orangnya siapa.” Zhera terlihat sedih, membuat Sandi serba salah harus apa. “Sebenarnya hari ini gue bakalan ketemu sama dia,” hatinya tiba-tiba tertusuk mengingat permintaan Roni. “Tapi sampai sekarang belum ada kabar dari bokap, gue gak mau, tapi…” suaranya tercekat. Matanya berkaca-kaca, namun ia tahan, jangan sampai meluncur. Ia menarik napas pelan, lalu keluarkan. Bukan ia tidak ingin, tetapi ia belum siap menerima cerita yang lain. Cerita cintanya sendiri belum selesai. Walau tidak akan bersatu kembali dengan Zhera, namun proses menerima keadaan hati diri sendiri pun mas