PROLOG

263 Words
Assalamualaikum Aku Hasbiya Sasmita Putri. Hari ini hidupku hancur kehilangan satu-satunya suami yang kucintai. Suami yang telah mengajarkan arti hidup selama ini. Begitu cepat mas Danu meninggalkanku. Aku mendapatkan rasa sakit begitu dalam, tidak kusangka secepat ini. "Kenapa mas secepat ini." Air mata terus mengalir membasahi pipi dengan mengelus batu nisan suamiku. Tiba-tiba seorang tak terduga datang menghampiriku. Pak Theo adalah seorang tengkulak yang tinggal didesa kami. Aku tinggal sebuah perdesaan kecil di Bandung. beberapa hari yang lalu suamiku meninggal karena sebuah kecelakaan. Aku terpuruk hanya pasrah pada Maha Pencipta. Pria tua ini perawakan sangat keji. Tatapan di luar dugaanku. "Hasbiya, seperti kau tahu maksud kedatanganku." Kata Pak Theo padaku. "Maaf, Juragan. Saya minta waktu, karena Juragan bisa lihat sendiri suami saya baru saja meninggal." "Sebulan. Aku akan memberimu waktu sebulan. Kalau kau belum melunasinya juga, bersiaplah menikah denganku." Penuturan pria Itu membuatku merinding ngeri padanya. Ya.. Allah. Apa yang harus aku lakukan. Bekerja tapi dimana mendapat uang sebanyak Itu. Atau harus rela dinikahi pria tua Itu. Apa takdirku sudah seperti ini. Aku dalam kekalutan, aku hanya memiliki rumah sangat kecil itu juga peninggalan kedua orang tua sebelum mengalami kecelakaan. Tapi.. setidaknya suamiku yang telah banyak mengajariku tentang agama. Bahkan aku berhijab karena paksaan suamiku dulu. Pilu.. Pilu.. Pilu.. Tentu Itu yang kurasakan. Hidupku terasa kosong setelah kepergian suamiku. Semenjak kepergiannya aku semakin terpuruk. Tidak ada kehangatan lagi dihidupku. Walau pun ilmu agamaku sangat minim, namun Itu membuatku menjadi kuat. Sebagai seorang janda, banyak orang selalu mencemohku. Sebagai janda aku harus bersiap diri menahan emosi. Ini ujian yang harus kulalui sendiri. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD