Chapter 1

2136 Words
“Aaa..” lirih seorang wanita dengan kedua tangan yang saling berkaitan ia tarik ke atas untuk meregangkang otot- otot di tubuhnya yang lelah karena beberapa jam lalu ia berkutat di depan layar persegi panjang dan seluruh jemarinya menari di atas keybord. Wanita itu mulai berhenti mengetik di depan layar laptopnya saat cacing di perutnya meronta minta diberi makan. Elana ilianna atau biasa di sapa EL ini adalah seorang Penulis novel horor yang sedang naik daun dalam tiga tahun belakangan karena karyanya yang seakan membawa pembaca terbuai masuk ke dalam ceritanya hingga terasa sangat nyata. Beberapa kali pula EL selalu mendapat wawancara tentang asal muasal cerita yang ia tulis namun sering kali EL dianggap tidak waras alias gila karena EL berusaha untuk jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tak hanya itu EL bahkan beberapa Jurnalis juga memberitakan dirinya di media masa kalau ia adalah Wanita gila atau seorang Pisikopat hingga tak jarang wanita itu sering mendapatkan teror dari orang-orang yang tida menyukai dirinya. Sampai- sampai EL kadang tidak bisa melanjutkan misinya untuk menyampaikan pesan terakhir kepada keluarga korban yang meninggal. Selain menjadi seorang Penulis novel horor, EL juga punya tugas menyampaikan pesan terakhir arwah orang yang sudah meninggal. Awalnya EL adalah wanita normal sama seperti orang- orang lainnya namun sejak kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya lima tahun lalu yang juga membuatnya koma dari situlah kehidupan EL berubah. EL jadi bisa melihat sosok tak kasat mata dengan berbagai bentuk yang kadang terlihat sangat mengerikan hingga bulu kuduknya berdiri. Awalnya juga EL merasa terganggu karena keberadaan mereka yang selalu mengajaknya untuk berkomunikasi dan minta tolong kepadanya. Hingga suatu ketika ia dianggap orang gila dan di pecat dari tempatnya bekerja. Sejauh apa pun EL bersembunyi mereka pasti akan terus menemukan EL dan terus- terusan meminta tolong sampai pesan mereka tersampaikan. Pernah sekali EL kelelahan dengan aktivitasnya dan tidak mampu membantu arwah tersebut lalu arwah itu terus mengganggunya hingga tidak bisa tidur. Kini wanita itu membuka pintu kamarnya, wanita itu tersentak kaget karena ada arwah Wanita cantik yang berdiri dihadapannya. EL membuang nafas kesal karena kehadiran wanita tersebut yang begitu tiba- tiba. “Kenapa kau mengagetkanku sih.” Seru EL kesal lalu berlalu menembus tubuh arwah wanita tersebut yang transparan. EL pun berjalan ke dapur untuk mencari minum didalam kulkas. “Tolong aku,” lirih Arwah wanita itu. “Sudah kubilang kalau aku akan menemui pacarmu dua hari lagi karena aku sedang di kejar deadline novelku. Aku mohon mengertilah ya,” pinta EL dengan wajah memelas dengan kedua tangan saling menempel dan ia letakkan di depan wajahnya. “Aku tidak bisa menunggu karena ia pasti masih menungguku di jembatan itu EL,” jawab arwah tersebut yang terlihat sangat khawatir. Arwah tersebut bernama Luna seorang wanita berusia dua puluh empat tahun yang beda satu tahun dengan EL dibawahnya. Wanita itu sudah meninggal dua hari lalu karena sakit leukimia dan pacarnya sama sekali belum mengetahuinya karena keluarga Luna tak menyetujui hubungan keduanya hingga mereka memutuskan untuk pacaran diam- diam. Luna pun meminta bantuan EL untuk menemui pacarnya yang bernama Marco yang telah menunggunya di jembatan yang berada disalah satu sudut kota. Sebelum Luna dirawat di rumah sakit sebulan lalu mereka berdua berjanji akan bertemu di jembatan saat Marco telah pulang dari dinasnya di luar kota dan hari itu adalah hari ini. selain itu Marco tak pernah tahu kalau selama ini Luna sakit Leukimia karena Luna selalu berusaha menutupinya terlebih mereka berdua melakukan hubungan jarak jauh. EL dan Luna pun baru bertemu hari ini saat EL pulang dari cafe setelah membeli cake kesukaannya. “Lihatlah sudah pukul sebelas malam Luna.” Seru EL sambil menuju jam di dinding. “Aku sangat yakin kalau Marco tak akan pergi sebelum menemuiku, EL.” Pinta Luna memelas lagi. Lagi- lagi pikiran dan hati EL kembali beradu karena jujur saja ia merasa iba setiap kali para Arwah meminta tolong kepadanya. “Baiklah, kita akan pergi tapi biarkan aku makan dahulu ya Luna,” pinta EL lagi saat perutnya kembali meronta karena merasa lapar. Luna pun mengangguk setuju sambil tersenyum menatap EL yang mulai duduk di meja makan sambil mengambil makanan. Tepat pukul dua belas kurang lima belas menit Elana sudah sampai di jembatan yang di maksudkan oleh Luna. Jembatan ini pun adalah jembatan yang memang banyak di kunjungi oleh para muda- mudi untuk menikmati waktu berduaan hingga tak heran sampai tengah malam seperti ini. Namun disana keduanya berusaha mencari sosok Marco namun sayang hasilnya nihil. “Tuh kan Lun, apa aku bilang dia enggak ada di sini.” Seru EL yang merasa lelah mencari keberadaan kekasih Luna. “Aku tahu betul bagaimana Marco, jadi aku mohon kita cari sekali lagi ya.” Pinta Luna memelas namun EL benar- benar merasa lelah di tambah beberapa pasang mata memperhatikan dirinya yang mondar- mandir kesana- kemari. “Kita akan mencarinya lagi tapi ijinkan aku istirahat sebentar ya.” pinta EL sambil duduk dipinggir trotoar karena hampir semua bangku di sana sudah penuh dengan beberapa pasangan yang sedang duduk di sana. “Baiklah tapi aku akan melanjutkan pencarian.” Ucap Luna sambil meninggalkan EL yang sedang meluruskan kedua kakinya. EL tak peduli kalau Luna meninggalkannya begitu saja untuk mencari Marco yang ia tahu pasti Luna akan kembali padanya. EL pun meraih ponsel yang berada di tas kecil miliknya. Namun ia merasa sangat kesal saat membaca pesan dari editor yang mengingatkan untuk segera menyelesaikan novel miliknya yang semakin mendekati deadline. Rasanya wanita itu ingin sekali menemukan Marco serta menyelesaikan tugasnya untuk menyampaikan pesan terakhir Luna kepadanya. “Eh lihat di sana ada seseorang yang ingin melompat.” Ucap seseorang yang ada dibalik punggungnya lalu berlari mendekati kerumunan yang tak jauh dari EL. Awalnya EL berpikir mungkin hanya orang iseng yang sedang mencari perhatian namun wanita itu tersadar bagaimana kalau itu benar- benar Marco? EL pun memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas lalu bangkit mengikuti beberapa orang yang berlari mendekati kerumunan. El berusaha berjalan lebih dekat agar dapat melihat sosok tersebut yang EL sendiri tak tahu seperti apa wajah Marco yang sebenarnya namun ia yakin kalau Luna pasti ada di sana kalau memang itu adalah kekasihnya. “Marco..” panggil EL dengan suara sedikit meninggi saat melihat Luna dengan ekspresi wajah gusar, melihat kekasih ya sedang berdiri di pinggir jembatan yang di bawahnya terdapat danau. Di sana lelaki itu tengah bersiap ingin melompat walau beberapa orang mencoba menghalanginya. Tapi ketika mendengar namanya di panggil, Marco menoleh ke arah sumber suara yang tak lain adalah EL.“Aaa..” lirih seorang wanita dengan kedua tangan yang saling berkaitan ia tarik ke atas untuk meregangkang otot- otot di tubuhnya yang lelah karena beberapa jam lalu ia berkutat di depan layar persegi panjang dan seluruh jemarinya menari di atas keybord. Wanita itu mulai berhenti mengetik di depan layar laptopnya saat cacing di perutnya meronta minta diberi makan. Elana ilianna atau biasa di sapa EL ini adalah seorang Penulis novel horor yang sedang naik daun dalam tiga tahun belakangan karena karyanya yang seakan membawa pembaca terbuai masuk ke dalam ceritanya hingga terasa sangat nyata. Beberapa kali pula EL selalu mendapat wawancara tentang asal muasal cerita yang ia tulis namun sering kali EL dianggap tidak waras alias gila karena EL berusaha untuk jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tak hanya itu EL bahkan beberapa Jurnalis juga memberitakan dirinya di media masa kalau ia adalah Wanita gila atau seorang Pisikopat hingga tak jarang wanita itu sering mendapatkan teror dari orang-orang yang tida menyukai dirinya. Sampai- sampai EL kadang tidak bisa melanjutkan misinya untuk menyampaikan pesan terakhir kepada keluarga korban yang meninggal. Selain menjadi seorang Penulis novel horor, EL juga punya tugas menyampaikan pesan terakhir arwah orang yang sudah meninggal. Awalnya EL adalah wanita normal sama seperti orang- orang lainnya namun sejak kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya lima tahun lalu yang juga membuatnya koma dari situlah kehidupan EL berubah. EL jadi bisa melihat sosok tak kasat mata dengan berbagai bentuk yang kadang terlihat sangat mengerikan hingga bulu kuduknya berdiri. Awalnya juga EL merasa terganggu karena keberadaan mereka yang selalu mengajaknya untuk berkomunikasi dan minta tolong kepadanya. Hingga suatu ketika ia dianggap orang gila dan di pecat dari tempatnya bekerja. Sejauh apa pun EL bersembunyi mereka pasti akan terus menemukan EL dan terus- terusan meminta tolong sampai pesan mereka tersampaikan. Pernah sekali EL kelelahan dengan aktivitasnya dan tidak mampu membantu arwah tersebut lalu arwah itu terus mengganggunya hingga tidak bisa tidur. Kini wanita itu membuka pintu kamarnya, wanita itu tersentak kaget karena ada arwah Wanita cantik yang berdiri dihadapannya. EL membuang nafas kesal karena kehadiran wanita tersebut yang begitu tiba- tiba. “Kenapa kau mengagetkanku sih.” Seru EL kesal lalu berlalu menembus tubuh arwah wanita tersebut yang transparan. EL pun berjalan ke dapur untuk mencari minum didalam kulkas. “Tolong aku,” lirih Arwah wanita itu. “Sudah kubilang kalau aku akan menemui pacarmu dua hari lagi karena aku sedang di kejar deadline novelku. Aku mohon mengertilah ya,” pinta EL dengan wajah memelas dengan kedua tangan saling menempel dan ia letakkan di depan wajahnya. “Aku tidak bisa menunggu karena ia pasti masih menungguku di jembatan itu EL,” jawab arwah tersebut yang terlihat sangat khawatir. Arwah tersebut bernama Luna seorang wanita berusia dua puluh empat tahun yang beda satu tahun dengan EL dibawahnya. Wanita itu sudah meninggal dua hari lalu karena sakit leukimia dan pacarnya sama sekali belum mengetahuinya karena keluarga Luna tak menyetujui hubungan keduanya hingga mereka memutuskan untuk pacaran diam- diam. Luna pun meminta bantuan EL untuk menemui pacarnya yang bernama Marco yang telah menunggunya di jembatan yang berada disalah satu sudut kota. Sebelum Luna dirawat di rumah sakit sebulan lalu mereka berdua berjanji akan bertemu di jembatan saat Marco telah pulang dari dinasnya di luar kota dan hari itu adalah hari ini. selain itu Marco tak pernah tahu kalau selama ini Luna sakit Leukimia karena Luna selalu berusaha menutupinya terlebih mereka berdua melakukan hubungan jarak jauh. EL dan Luna pun baru bertemu hari ini saat EL pulang dari cafe setelah membeli cake kesukaannya. “Lihatlah sudah pukul sebelas malam Luna.” Seru EL sambil menuju jam di dinding. “Aku sangat yakin kalau Marco tak akan pergi sebelum menemuiku, EL.” Pinta Luna memelas lagi. Lagi- lagi pikiran dan hati EL kembali beradu karena jujur saja ia merasa iba setiap kali para Arwah meminta tolong kepadanya. “Baiklah, kita akan pergi tapi biarkan aku makan dahulu ya Luna,” pinta EL lagi saat perutnya kembali meronta karena merasa lapar. Luna pun mengangguk setuju sambil tersenyum menatap EL yang mulai duduk di meja makan sambil mengambil makanan. Tepat pukul dua belas kurang lima belas menit Elana sudah sampai di jembatan yang di maksudkan oleh Luna. Jembatan ini pun adalah jembatan yang memang banyak di kunjungi oleh para muda- mudi untuk menikmati waktu berduaan hingga tak heran sampai tengah malam seperti ini. Namun disana keduanya berusaha mencari sosok Marco namun sayang hasilnya nihil. “Tuh kan Lun, apa aku bilang dia enggak ada di sini.” Seru EL yang merasa lelah mencari keberadaan kekasih Luna. “Aku tahu betul bagaimana Marco, jadi aku mohon kita cari sekali lagi ya.” Pinta Luna memelas namun EL benar- benar merasa lelah di tambah beberapa pasang mata memperhatikan dirinya yang mondar- mandir kesana- kemari. “Kita akan mencarinya lagi tapi ijinkan aku istirahat sebentar ya.” pinta EL sambil duduk dipinggir trotoar karena hampir semua bangku di sana sudah penuh dengan beberapa pasangan yang sedang duduk di sana. “Baiklah tapi aku akan melanjutkan pencarian.” Ucap Luna sambil meninggalkan EL yang sedang meluruskan kedua kakinya. EL tak peduli kalau Luna meninggalkannya begitu saja untuk mencari Marco yang ia tahu pasti Luna akan kembali padanya. EL pun meraih ponsel yang berada di tas kecil miliknya. Namun ia merasa sangat kesal saat membaca pesan dari editor yang mengingatkan untuk segera menyelesaikan novel miliknya yang semakin mendekati deadline. Rasanya wanita itu ingin sekali menemukan Marco serta menyelesaikan tugasnya untuk menyampaikan pesan terakhir Luna kepadanya. “Eh lihat di sana ada seseorang yang ingin melompat.” Ucap seseorang yang ada dibalik punggungnya lalu berlari mendekati kerumunan yang tak jauh dari EL. Awalnya EL berpikir mungkin hanya orang iseng yang sedang mencari perhatian namun wanita itu tersadar bagaimana kalau itu benar- benar Marco? EL pun memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas lalu bangkit mengikuti beberapa orang yang berlari mendekati kerumunan. El berusaha berjalan lebih dekat agar dapat melihat sosok tersebut yang EL sendiri tak tahu seperti apa wajah Marco yang sebenarnya namun ia yakin kalau Luna pasti ada di sana kalau memang itu adalah kekasihnya. “Marco..” panggil EL dengan suara sedikit meninggi saat melihat Luna dengan ekspresi wajah gusar, melihat kekasih ya sedang berdiri di pinggir jembatan yang di bawahnya terdapat danau. Di sana lelaki itu tengah bersiap ingin melompat walau beberapa orang mencoba menghalanginya. Tapi ketika mendengar namanya di panggil, Marco menoleh ke arah sumber suara yang tak lain adalah EL.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD