Paginya, Sara merasakan mual yang hebat pada perutnya. Semalam Sean memaksa Sara agar menemaninya makan. Bukan hanya duduk manis hingga Tuannya selesai makan, melainkan ikut makan. Terpaksa Sara menahan mual di perutnya semalam dan menalan makanan tersebut dengan susah seperti menelan kerikil saja. Sara berpikir semuanya baik-baik saja saat perlahan rasa mual tersebut mulai mereda. Namun pagi ini Sara dipaksa bangun karena mual di perutnya itu. Sara memuntahkan semua isi perutnya yang semalam ia makan. Sara merasakan panas dan sakit di tenggorokannya. Mungkin karena cairan asam di lambung yang ikut menyertai makanan yang ia muntahi tadi. Kepala Sara berdenyut hingga Sara menjatuhkan dirinya ke samping closet duduk dan bersandar di dinding. Satu fakta yang ia ketahui, ia mulai tidak bisa

