Chapter 48 : Dia Milik Kami

1678 Words
Sparrax Miola P.O.V "Ini sudah sore, kenapa kau belum pulang? Namaku Nori Finiggan!" Salah satu si kembar berbicara padaku. Aku bingung harus menjawab apa. "Ak-aku ... Aku tidak punya rumah." DEG! * * * Wajah mereka berlima menunjukkan keterkejutan ketika diriku mengatakan bahwa aku tidak mempunyai tempat tinggal. Pria yang memakai jas mengembuskan napas lelah. "Kau dapat tinggal bersama kami," ucap Pria tampan itu dengan senyuman padaku. Aku tidak menyangka kalau mereka mengajakku untuk tinggal dirumahnya, ini sangat mengharukan. Tapi, aku tidak mau. Aku tidak ingin merepotkan orang lain. Dengan kepala kutundukkan, aku menjawab, "Tidak perlu, lagipula, aku lebih nyaman tinggal disini," Jawaban yang kukatakan membuat mereka berlima mengernyitkan dahi bersama. "Eh?" Pria berambut seperti landak menyuarakan kebingungannya. "Pohon ini rumahmu?" Tentu saja bukan! Aku menganggukan kepala perlahan, "Iya, ini rumahku sementara," jawabku dengan malu-malu. "Hey? Ini tidak layak disebut rumah! Kau pikir dengan pohon besar ini kau akan terhindar dari bahaya?" kata Pria landak itu dengan menampilkan taringnya. "Bagaimana kalau aku buatkan sebuah rumah pohon untukmu? Kau mau tidak?" Rumah pohon? Tentu saja aku mau! Aku menggeleng pelan. "Tidak usah, aku tidak mau merepotkan kalian," "Jangan berbicara seperti itu, kami akan membantumu," Wanita berambut merah tersenyum cantik padaku. "Be-benarkah?" Aku tergagap-gagap senang. Mereka berlima tersenyum padaku. "Jadi," kata pria itu dengan mengacak-acak rambutku kasar. "Jangan sungkan-sungkan ya, Sparrrax! Ngomong-ngomong, aku Zack! Kau dapat memanggilku dengan Kakak! Hehehe!" "Kalau aku, Olivia! Senang bertemu denganmu, Sparrax! Hihihi!" Wanita berambut merah itu mencubit pipiku gemas. "Nori! Kau dapat memanggilku sesukamu, Sparrax!" Wanita dengan rambut berantakan berbicara. "Kami akan membuatkanmu tempat tinggal yang layak, Sparrax! Namaku Melinda! Jangan lupakan itu ya!" ucap wanita berkaca mata itu dengan tampilan wajah dingin. Ini seperti mimpi, mereka semua membantuku dengan sukarela, aku tidak tahu, kalau ternyata di Pandora masih ada orang-orang seperti itu, mereka baik sekali. * * * "YAAAY! RUMAH POHONMU SUDAH JADI!" Kak Nori berteriak senang, dia mengangkat obeng yang ada digenggamannya dengan bahagia. "Ternyata pekerjaan kita berhasil!" Kak Melinda tersenyum sembari meletakkan gergajinya di tanah. "Semua ini berkat kerja sama kita," Sepertinya, Kak Rio sangat kelelahan, dia terus mengusap keringatnya yang berceceran dilehernya. "AHAHAHAHA! BAGAIMANA SPARRAX? KAU SUKA?" Kak Zack menghampiriku, langkahnya sangat gesit, aku duduk direrumputan. "AYO KATAKAN! APA KAU SUKA?" Kak Zack terus menggoyang-goyangkan badanku agar bicara. Aku tersenyum simpul, menatap pada wajahnya. "Terima kasih, aku sangat menyukainya! Rumah pohon itu sangat bagus!" Kak Zack mengusap kepalaku. "Lain kali, jika butuh bantuan, datanglah padaku," Di-dia baik sekali! Aku mengangguk semangat. "Baik!" Kak Zack tertawa melihatku seperti itu. "HAHAHAHH!" * * * Setelah mereka berlima pulang, aku menaiki rumah pohon itu dengan buru-buru, aku tidak bisa menyembunyikan rasa senangku. Senyuman lebar terus terpasang diwajahku. Aku memasuki ruangan kecil dari rumah pohon ini, aku terkagum-kagum. Sungguh, ini sangat indah. Dinding kayunya terdapat sebuah gambar. Gambar itu merupakan lima orang anak yang sedang memeluk anak kecil. Apakah itu aku? Apakah mereka sengaja membuat gambar ini untuk diriku? Tapi, dibawah gambar itu tertulis sebuah nama Zack Sparrax Finiggan, bukankah itu nama pria itu. Kak Zack? Kenapa dia menambahkan namanya dengan nama depanku? Lalu, pandanganku beralih kesebelah kiri, disini aku disajikan dengan sebuah gambar tikus berpita besar. Disana juga terdapat tulisan kecil, Tikus ini adalah Sparrax, dari kakakmu, Nori Finiggan. Kak Nori? Dia juga membuatkanku gambar tikus lucu? Air mataku menetes. Ternyata, mereka menyayangiku? Tapi, apa reaksi mereka jika tahu siapa diriku yang sebenarnya? Mungkin mereka juga akan menjauhiku! Aku menggigit bibirku kesal. Tapi, aku menyayangi mereka! Suara jangkrik terdengar diluar, artinya malam telah tiba. Kunang-kunang memasuki rumah kecilku, cahaya-cahaya kecil beterbangan disekelilingku. Entah kenapa, kunang-kunang itu berbaris membuat sebuah tulisan di udara, Cahaya ini dariku, Rio, Kakakmu. DEG! Air mata kembali menetes. Apakah mereka benar-benar menyayangiku? Aroma makanan tercium pada hidungku, kutolehkan kepala kebelakang, disana terlihat sebuah kotak besar berwarna merah. Aku membuka isinya. Ternyata sebuah kue berbentuk hati, tertulis disana, Untuk Sparrax, dari Kakakmu, Melinda. DEG! "Ini untukku?" Aku tersenyum pahit, aku masih belum percaya ini. "Ini benar-benar untukku?" Kriiiiiiiing! Sebuah jam alarm tiba-tiba berdering, tunggu, bukankah aku tidak punya alarm? Lantas ini punya siapa? Di bawah jam kecil itu, sebuah kertas putih terlihat. Aku mengambilnya pelan dan membukanya. Jangan bangun siang ya, ini dariku, Kakakmu, Olivia. DEG! "Mereka ... Hiks! Mereka benar-benar menyayangiku!" Akhirnya, aku menangis disana sendirian. Terisak penuh haru, ingin sekali aku memeluk mereka semua. Terima kasih, Kak Zack, atas gambarnya, aku suka sekali! Untuk tikus berpitanya, terima kasih, Kak Nori! Kunang-kunangnya sangat terang, terima kasih, Kak Rio! Kuenya enak sekali! Terima kasih, Kak Melinda! Aku berjanji tidak akan bangun siang! Terima kasih alarmnya, Kak Olivia! Kalian adalah Kakakku yang sangat baik! Aku menyayangi kalian! * * * BUG! BUG! BUG! Seseorang menggebrak-gebrakan pohon ini sehingga rumah pohonku bergoyang-goyang kasar. Siapa ini? Kuusap air mataku lalu menyembulkan kepala kejendela kecil, dibawah sana, terlihat seseorang sedang berusaha merusak pohon ini dengan menendang-nendangnya. Keheningan malam membuatku ketakutan, aku merasakannya, orang itu menaiki pohon ini. Siapa dia!? Kepalanya muncul ditepi pintu. Dia seorang pria berambut putih panjang, pakaiannya menunjukkan kalau dia berasal dari wilayah kerajaan. Kenapa orang ini? Kenapa dia datang? Siapa dia? Dia menyeringai padaku. "Ketemu kau, bocah setan!" Aku memundurkan diri, punggung menyentuh dinding kayu, aku takut. "SI-SIAPA KAU!?" Apa yang harus kulakukan? Aku tidak mempunyai s*****a untuk melawannya, pasti dia seseorang yang ingin membunuhku! Pria itu berhasil memasukkan tubuh jangkungnya pada rumah kecilku, dia duduk berhadapanku. Aroma parfumnya sangat tajam. Dia memiliki pesona yang menakutkan. "Tujuanku datang kerumah pohonmu adalah untuk memasukkanmu ke dalam penjara, Sparrax," Dia mengetahui namaku? "Pe-penjara!? Apa salahku? Aku tidak pernah melakukan kejahatan! Sungguh!" Aku bergetar ketakutan, mendengar jawabanku, pria itu tersenyum licik. "Kejahatanmu adalah homoseksualitas! Kau manusia terkutuk dimuka bumi ini, Sparrax! Di dalam penjara, kau akan bergabung dengan orang-orang yang memiliki hal sepertimu, dan juga, kau bersama mereka akan dihukum mati," DEG! Hu-hukuman mati? "KENAPA? APA YANG SALAH DENGAN DIRIKU! KENAPA KAU MEMASUKANKU KE PENJARA! AKU JUGA TIDAK TAHU KENAPA DIRIKU SEPERTI INI! AKU ... AKU JUGA INGIN BERUBAH! KUMOHON!" Aku berteriak dengan mengeluarkan air mata, aku benci ini! Apakah hidupku sekejam ini? Pria itu tertawa terbahak-bahak mendengarnya, "HAHAHAH!" Dia memegangi perutnya geli, lalu tatapan matanya mengarah padaku. "Kau tahu, kau merupakan kutukan, Sparrax! Jika orang-orang sepertimu dibiarkan hidup! Dunia ini akan hancur! Karena itulah, Elsa Margareth memerintahkanku untuk membumi hanguskan kalian, para kaum terkutuk!" DEG! Aku terdiam, bajuku basah, ini memang tidak pernah kuduga sebelumnya. Tapi, apa yang paman itu katakan ada benarnya juga, jika orang-orang sepertiku dibiarkan, maka dunia ini akan hancur. Lain kali, jika butuh bantuan, datanglah padaku. Aku mengingat kata-kata Kak Zack, aku meneteskan air mata, apakah sekarang aku meminta bantuannya lagi? Sepertinya tidak perlu, jika dia mengetahui siapa diriku yang sebenarnya, mungkin Kak Zack juga menjauhiku? "Ayo, ikut aku!" Pria itu memaksaku untuk turun, tidak pernah terduga, ketika aku akan menuruni pohon ini, dia menendang kepalaku, alhasil, aku terjatuh sangat kencang. Aku sangat bodoh .. Semua yang kulakukan memang tidak ada gunanya ... Hal apapun yang berada dalam diriku adalah kotoran ... Aku hanyalah kutukan ... Aku harus mati ... * * * Dia membekap mulutku, mengikat kedua tanganku, dan menarikku seperti seekor peliharaan. Aku diperlakukan seperti binatang. Jalan apa yang harus kulalui? Aku termenung disepanjang perjalanan, melewati kegelapan malam, meninggalkan, gambar Kak Zack dan Kak Nori, kunang-kunang Kak Rio, Kue Kak Melinda dan alarm Kak Olivia. Maaf, sepertinya Sparrax tidak akan bertemu dengan kalian lagi. "OY! SIAPA KAU!" Seseorang, itu suara yang sangat kukenal, aku ingin berteriak, tapi mulutku disumpal. Pria yang membawaku menghentikkan langkahnya. "Seharusnya saya yang bertanya, siapa Anda?" Cahaya bulan menerangiku, tatapanku sayu, aku ingin hidup. "AKU ZACK SPARRAX FINIGGAN! KAKAK DARI ANAK YANG KAU BAWA! KENAPA DIA DIIKAT! APA YANG SALAH DENGAN ADIKKU!" Bayangannya, ternyata benar, itu Kak Zack, dia berdiri di depan dengan gagah. Kenapa Kak Zack belum tidur? Tatapan mataku semakin lemah, dan akhirnya, BRUK! Aku jatuh. * * * Zack Sparrax Finiggan P.O.V Sparrax tiba-tiba goyah dan jatuh dari posisinya, s**l, kenapa dia diikat seperti itu! "JAWAB AKU! KENAPA KAU MELAKUKAN HAL ITU PADA ADIKKU!" Aku berteriak lantang, mengalahkan suara burung gagak yang melintas. Pria itu tersenyum. "Kenapa aku melakukan ini pada adikmu? Hahaha! Ini perintah dari Sang Pemimpin, Elsa Margareth, bahwa aku diwajibkan membawa anak malang ini untuk dimasukkan ke dalam penjara dan dihukum mati," DEG! Hukum mati? "APA YANG DIA PERBUAT!?" Pria itu lagi-lagi menampilkan senyumannya. "Sebenarnya anak ini tidak melakukan kejahatan apapun, ini hanya karena sesuatu yang ada pada dirinya berbahaya bagi kehidupan dunia, bocah sepertimu tidak akan mengerti, lebih baik kau menyingkir dari jalanku," Aku langsung mengaktifkan kekuatanku, tubuhnya tidak dapat digerakkan. Aku menatap tajam padanya. "Katakan yang jelas, apa kesalahannya! b******k!" teriakku dengan kencang. Pria itu menjawab dengan senyuman k**i, "Homoseksualitas, itulah alasannya kenapa dia harus dihukum mati, Zack," DEG! Apa dia bilang!? Aku terbelalak, yang benar saja? Sparrax seperti itu? Tidak, aku tidak akan mempercayainya! "JANGAN MENGHINA ADIKKU! b******k!" Aku sebagai Kakaknya harus melindunginya. Aku tidak peduli dia seperti apa, dimataku, dia masih seorang anak-anak yang membutuhkan kasih sayang! "Aku harus cepat-cepat membawanya, jika terlambat, aku juga akan dihukum, maaf Zack, aku harus membawa Adik kesayanganmu menuju Neraka," DEG! "TUBUHMU MASIH ADA DIGENGGAMANKU! SEKARANG, KAU HARUS PATUHI APAPUN YANG KUUCAPKAN!" Walau tubuhnya tidak dapat digerakkan, dia masih berani menampilkan wajah menjengkelkan. Pria itu harus kusingkirkan! "Heheheh, lucu sekali, kau masih menganggap dia adik? Sejauh ini, semua keluarga kandung dari orang-orang sepertinya pasti membencinya, apa alasanmu masih mempertahankan anak malang ini? Zack?" Aku tercengang, perlahan-lahan aku tersenyum. "Alasannya? Heheheh!" Aku terkekeh. "Cukup sepele, karena dia manusia sepertiku, aku tidak peduli dia sebenarnya apa, yang aku pedulikan adalah kehidupannya." Pria itu memasang wajah kesal. "Kehidupannya? Hahahah! Hey, Zack, bagaimana jika dia menyukaimu?" Aku kembali tersenyum tipis. "Jika dia menyukaiku? Aku akan membalasnya dengan kasih sayang seorang Kakak, sudah kubilang, aku tidak peduli dengan sesuatu yang berada di jiwanya, lagipula, kau bukan Tuhan! Kau hanyalah pria b******k yang bertingkah seolah-olah kau adalah TUHAN!" DEG! Dia terkejut mendengarnya, dasar b******k. "HAHAHAHAHA!" Dia malah tertawa sinting. "BEGITUKAH? IYA, AKU DAN TEMAN-TEMANKU MEMANG SEPERTI ITU! KAMI BERTINGKAH LAYAKNYA TUHAN, KARENA KAMI ADALAH TANGAN KANAN TUHAN! KAMI AKAN MEMBERANTAS SEMUANYA AGAR HIDUP INI LEBIH BAIK!" Aku mendecih mendengarnya. "Lebih baik katamu? Dengan kau membunuh mereka semua, kau hanya akan membuat dunia ini penuh dendam," ucapku dengan lantang. "Dendam itu akan terus menyebar sampai akhirnya kau akan terkena akibatnya! Menurutku, disini yang paling menjijikan adalah tingkahmu!" Pria itu menaikan alisnya malas. "Dengar, bocah, kau masih belum mengerti apa itu kehidupan yang sebenarnya!" "APAKAH DENGAN KAU MEMBANTAI SEMUA ORANG! KAU DAPAT MEMPERBAIKI KEHIDUPAN! HAH! b******k! ITU HANYA AKAN MENAMBAH KEBENCIAN TERHADAP MEREKA SEMUA, JIKA KAU INGIN MEMBUAT DUNIA INI DAMAI! PELUKLAH MEREKA! AJAK MEREKA MENUJU JALAN YANG BENAR! LINDUNGILAH MEREKA! BUKAN MALAH MEMBENCINYA! MENJAUHINYA ATAU BAHKAN MEMBUNUHNYA! KARENA ITU MENUNJUKAN KALAU KAU SENDIRILAH YANG PALING MENJIJIKAN DARI MEREKA!" DEG! Pria itu terdiam sesaat, dia terkejut dengan apa yang kuteriakkan. Keheningan kembali muncul. Aku mengepalkan tangan jengkel. Aku memandang wajah Sparrax yang tidak berdaya. BUAG! Aku langsung memukul wajahnya. "Kembalilah! Jangan pernah kau sentuh Sparrax! Dia milik kami!" DEG! * * *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD