"Ibu, makan malam sudah siap." Liz mengetuk pintu kamar ibunya yang terkunci sejak siang tadi. Tak ada sahutan dari dalam. "Ibu? Apakah ibu ingin kubawakan makanannya kemari? Aku tak keberatan." Masih tak ada sahutan. Bahkan suara deheman atau deritan kursi pun tak ada. Seolah-olah kamar itu kosong tak berpenghuni. Liz akhirnya menyerah, ini memang salahnya dan ibunya berhak marah untuk itu. "Baiklah, aku akan menyimpan makanan untuk ibu. Jika ibu lapar ibu bisa mengambilnya di dapur."
Begitu Liz akan berbalik, tak disangka pintu terbuka. Elizabeth masih mengenakan pakaian yang sama dengan tadi siang. Wajahnya sedikit kuyu, matanya merah dan bengkak. Sekilas saja Liz tau ibunya habis menangis.
"Ibu!" Liz hendak meraih tangan ibunya namun ditepis oleh Eliz. Elizabeth tidak mengacuhkan Liz
