(29) A Quarrel

1747 Words

Esok paginya, berjalan seperti biasa. Rosea baru saja hendak melangkahkan kakinya di tangga teras ketika melihat sosok Liz yang khas di kaki bukit. Segera saja dia berlari menghampiri kawan lamanya itu, tanpa memedulikan rambutnya yang sudah berantakan melawan angin. "Liz! Kau kembali!" seru Rosea girang seraya memeluk Liz erat. Liz membalas pelukan Rosea sama eratnya, menumpahkan segala kerinduan pada gadis kecil itu. "Tentu saja aku kembali. Wiser sudah menjadi kampung halamanku dari dulu, sekarang, hingga selama-lamanya," sahut Liz setelah pelukan mereka terurai. "Tapi ... mengapa?" Liz menggelengkan kepala. "Rumit. Mari kita kembali ke pondok dulu barulah aku akan menceritakan semua padamu, sambil kita menikmati secangkir teh panas dan roti madu dari toko roti." Rosea dan Liz berj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD