bab 3 penugasan mbak sindi dan kak vano

3778 Words
lima personel TNI angkatan laut termasuk salah satunya letnan Adipati avano Chairil pratama di tugaskan untuk mengantar kan 400 personil TNI angkatan darat dari persatuan batalyon infantri(yonif)raider 142/Ksatrian jaya ke papua menggunakan kapal perang TNI angkatan laut, yang akan di perangkatkan dari pelabuhan boom baru yang berada di bawah komando pangkalan TNI angkatan laut(lanal) palembang. satu bulan setelah penugasan adipati, sindi di tugaskan bersama 22 dokter lain ke daerah kabupaten Yahukimo. sebuah kabupaten yang berada di provinsi papua pengunungan. ibu kota kabupaten ini secara resmi berada di sumohai, tetapi karna keterbatasan fasilitas mengakibatkan pusat pemerintah masih berada di dekai. karna keterbatasan tenaga medis, dikirim 250 dokter terbaik ke beberapa wilayah di papua selama dua tahun mereka akan mengabdikan diri mereka di sana. *** sindi masuk kerumah keluarga Pratama untuk pamitan kepada teh lia dan Keenan, berat rasanya sindi untuk mengatakan hal itu kepada Keenan. sindi membuka pintu kamar Keenan, melihat Keenan sedang termenung di depan jendela, tatapan nya kosong kedepan, bahkan Keenan tidak menyadari sama sekali kedatangan sindi. semenjak adipati pergi bertugas Keenan semakin pendiam, dia lebih banyak termenung bahkan sulit untuk di ajak bicara. sindi melangkahkan kaki nya semakin mendekat dengan keenan. sindi duduk sejajar dengan Keenan yang sedang menatap lurus kedepan. "Keenan"sindi menyentuh lembut rambut coklat milik Keenan, membuat Keenan sedikit terkejut. "mbak sindi"Keenan memeluk sindi, di balas pelukan erat oleh sindi. melihat kondisi keenan rasanya semakin berat untuk sindi mengatakan penugasannya ke papua selama dua tahun. "Keenan, mbak kesini mau pamitan sama Keenan"mendengar kata kata sindi membuat Keenan melepaskan pelukan sindi. "mbak sindi mau pergi"Keenan berusaha menahan tangisan nya. "iya, mbak terpilih menjadi salah satu dokter yang di kirim Ke papua untuk beberapa waktu, tapi mbak janji akan sering sering ngabarin Keenan"sindi mengelus pipi Keenan yang semakin kurus. "iya, hati hati ya mbak, Keenan pasti akan selalu merindukan mbak sindi"sindi memeluk Keenan dengan erat dan air mata kedua nya pun tidak bisa di tahan. "iya, mbak sindi juga akan merindukan Keenan"sindi melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata di pipi Keenan, lalu mengecup sekilas kening Keenan. sindi melihat sekali lagi ke arah Keenan sebelum dia keluar dan menutup pintu kamar Keenan. sindi bertemu teh lia di tangga yang hendak mengantarkan minum buat dia dan Keenan. "lo mbak kok udah turun pada hal saya baru buat minum" "ikut saya sebentar yok teh ada yang ingin saya omongin"sindi ngajak teh lia buat turun kebawah. sindi duduk di sofa panjang berwarna coklat yang berada di ruang tamu keluarga Pratama. "ada apa mbak"teh lia tidak sabar menunggu apa yang akan di bicarakan oleh sindi. "saya terpilih menjadi salah satu dokter yang akan di kirim ke papua selama dua tahun, selama itu pula saya tidak bisa pulang sebelum massa kontrak saya selesai" "kok bisa selama itu ya mbak"sindi menggeleng dan menggenggam tangan teh lia. "teh lia harus janji satu hal sama saya, jangan pernah ninggalin Keenan dengan alasan apapun, dan teh lia harus ngabarin saya perihal apapun yang terjadi di sini, sekecil apa pun itu saya harus tau"sindi hanya memastikan keadaan Keenan aman bersama teh lia. "mbak sindi gak usah khawatir, saya sudah menganggap Keenan seperti anak saya sendiri, saya pasti akan menjaga nya dengan baik"sindi memeluk teh lia. "makasih ya teh"sindi melepaskan pelukan nya dan berpamitan pada teh lia karna dia harus segera pergi *** dear diary kak vano dan mbak sindi harus pergi untuk bertugas, aku gak tau selama apa mereka akan pergi. sekarang aku hanya punya teh lia, dan sekarang kak Andra udah gak pernah pulang sama sekali kerumah, terakhir kali dia pulang seminggu yang lalu untuk mengambil barang barang nya yang di masukan ke dalam dua koper. sebelum pergi kak Andra bilang, sebentar lagi aku akan tinggal di panti asuhan, itu pun kalau di terima kalau gak aku harus siap buat ngemis di lampu merah, atau bahkan aku akan jadi pengemis selama nya. (kleeek) pintu kamar di buka dengan kasar, ternyata via yang datang di ikuti oleh teh lia dari belakang. "kunci mobil umi mana"dengan kasar nya via bertanya tanpa menganggap Keenan adalah kakak nya. "aku gak tau, kamu tanya aja sama kak andra terakhir sama dia"Keenan menjawab pertanyaan via dengan suara yang sangat lembut meskipun via bertanya dengan suara yang kesan nya membentak. "aku butuh ATM umi, aku butuh uang untuk sekolah"via mulai nurunin nada bicaranya. "semua ATM umi sama papi di pegang oleh pak gunawan pengacara keluar kita, kalau kamu mau kamu bisa hubungi pak gunawan, emang kebetulan pak gunawan lagi nungguin kabar dari kamu" "buat apa"nada bicara via semakin lembut. "untuk menggantikan nama di buku gaji umi menjadi atas nama kamu"via kaget saat mendengar buku gaji umi akan di alih kan atas nama dia. "kenapa, bukan nya kalian ada ya kenapa harus aku"tanya via penasaran kenapa buku gaji hanna akan di alihkan atas nama dia bukan nya Keenan, apa jangan jangan benar kali ya kek teman teman nya bilang kalau Keenan itu cuma anak pungut. mereka selalu mebanding bandingkan dirinya dengan Keenan, mereka selalu bilang kalau seandainya Keenan tidak cacat pasti Keenan akan menjadi idola semua orang, cacat aja dia masih kelihatan cantik. hal itu yang membuat via semakin membenci Keenan, dia sangat cemburu dengan kecantikan keenan di tambah lagi dia sangat cemburu dengan perhatian yang di berikan umi, papi dan abg nya adipati begitu besar kepada Keenan yang seharusnya menjadi milik dia sebagai anak bungsu. "karna kak Andra udah kerja dan kak vano udah ada gaji nya sendiri" "kenapa bukan buat kamu aja, bukan nya kamu anak kesayangan umi yaaa"Keenan tersenyum menanggapi ucapan via yang terdengar sangat sinis. "karna umi sayang sama kamu"sebenarnya Keenan penasaran kenapa buku gaji hanna hanya bisa di alihkan atas nama via, tapi dia menutupi fakta itu dari via. via menganggukan kepala nya, lalu berbalik hendak keluar untuk pulang ke apartemen nya. "via"mendengar nama nya di panggil via kembali berbalik kearah Keenan yang masih duduk di atas tempat tidur. "apa"astagaaa suara nya kembali ketus seperti biasa. "kamu gak mau nginap di sini, kamu udah lama gak pulang, ya setidak nya untuk satu malam, umi sama papi pasti senang kamu nginap di sini"via melangkah kan kaki nya mendekat ketempat tidur Keenan, menompang kedua tangan nya di tempat tidur Keenan dan menjajarkan diri nya dengan Keenan. "gue gak sudi satu atap sama lo, jangan lo kira gue mau ngomong sama lo barusan gue mau nerima lo di sini, jangan mimpi, karna gue masih yakin lo itu cuma anak pungut di keluarga ini"tanpa rasa bersalah via pergi gitu aja ninggalin Keenan yang tak sanggup ngomong apa apa lagi. teh lia mendekati Keenan dan memeluk nya yang sedang terisak. "gak usah di dengerin neng, neng via kan emang gitu dari dulu, gak usah di ambil hati"Keenan melepaskan pelukan teh lia. "tapi Keenan selalu kepikiran soal ini teh, bukan karna omongan via, tapi pada kenyataan nya emang benar wajah Keenan sangat jauh dari umi sama papi. lagian gak mungkin umi seorang dokter kandungan terbaik bisa melahirkan anak cacat seperti Keenan"Keenan semakin terisak, teh lia kembali membawa Keenan kedalam pelukan nya. "sudah lah neng jangan terlalu dipikirin, neng keenan gak boleh ngomong kek gitu, teh lia yakin neng Keenan itu anak ibuk sama bapak, coba neng Keenan rasain dengan hati apa pernah ibuk sama bapak gak perduli sama neng Keenan"Keenan menggelengkan kepalanya, apa yang di bilang teh lia emang benar selama ini umi sama papi selalu ada buat dia, bahkan perhatian yang mereka berikan kepadanya jauh lebih besar dari pada yang mereka berikan ke pada ketiga saudara nya. "mending sekarang neng Keenan tidur, besok pagi kita ziarah ke makam ibuk sama bapak"Keenan mengganggukan kepala nya dan mulai merebahkan tubuh nya di tempat tidur, berlahan memejamkan mata nya. ***** bab 4 teh lia harus pulang ke kampung pov Keenan setelah umi dan papi meninggal aku semakin betah mengurung diri di kamar, termenung di depan jendela kamar sudah menjadi rutinitas ku untuk meratapi keadaan dan mulai membenarkan ocehan kak Andra dan via bahwa aku hanya benalu di keluarga ini, di tambah lagi perasaan bersalah terus menghantui aku, aku terus menyalahkan diri ku sendiri atas apa yang menimpa umi sama papi hari itu hingga merenggut nyawa mereka. klek,,, ku lihat pintu kamar ku terbuka, aku sudah tau itu pasti teh lia, dan benar saja memang teh lia tapi dia tidak sendiri, dia bersama seorang perempuan muda mungkin sedikit lebih muda dari kak Andra. perempuan itu memakek baju terusan berwarna dongker yang di padu dengan hijab berwarna senada. aku melihat perempuan itu tersenyum kearah ku dan aku membalas senyuman nya. teh lia duduk di sebelah ku yang saat ini sedang duduk di lantai dekat jendela kamar, perempuan itu ikut duduk di sebelah teh lia. "kenalin ini mbak jihan, dia yang akan gantiin teh lia buat sementara waktu"teh lia memperkenalkan perempuan di sebelah nya yang ternyata nama nya jihan. teh lia sudah bilang sih kemarin kalau dia harus pulang ke kampung untuk merawat suami nya yang sudah stroke. teh lia memiliki seorang putra yang selama ini di tinggal bersama suami nya, dan saat ini anak nya sedang merantau ke jakarta Setelah lulus S1 ekonomi, dia tidak mungkin pulang untuk mengurusi ayah nya yang sedang stroke, mungkin ini memang sudah waktunya untuk teh lia istirahat di kampung dan anak nya yang merantau ke kota. teh lia juga mengajak aku untuk tinggal disana bersama mereka, karna teh lia tidak tega meninggal kan aku sendirian di rumah ini, tapi itu tidak mungkin aku lakukan, aku tidak mungkin pergi dari rumah ini. "aku Keenan"aku memperkenalkan diriku pada mbak jihan. "saya jihan"mbak jihan masih terlihat canggung, wajar sih ini hari pertama dia di rumah ini. "kapan teh lia akan pulang"tanya ku pada teh lia. "besok pagi neng"jawab teh lia. "apa mbak karin udah stransfer gaji untuk teh lia bulan ini"aku hanya ingin memastikan apa kah sekretaris papi ingat untuk mengstransfer gaji bulanan untuk teh lia, karna memang dari papi masih hidup itu sudah menjadi tugas mbak karin. "sudah neng, neng gak usah khawatir soal gaji aman"teh lia memberikan kartu ATM ke pada ku. "ini ATM neng Keenan, dan mulai sekarang ATM ini neng pegang sendiri, jatah bulanan neng Keenan juga sudah di stransfer sama mbak karin 20 juta"jelas teh lia. "iya teh tolong tunjukin kamar buat mbak jihan sekalian jelasin apa aja tugas mbak jihan di sini, dan soal gaji tolong teh lia kasih tau mbak karin, agar nanti bisa di transfer ke rekening mbak jihan sendiri"jelas ku. "baik neng soal itu aman, dan mbak jihan juga setuju untuk di gaji 8 juta perbulan"jelas teh lia "terima kasih mbak karna udah mau kerja di sini, jika ada yang tidak jelas mbak bisa menanyakan langsung kepada saya"aku lihat mbak jihan hanya mengangguk. "ya udah neng kami turun kebawah dulu, mbak jihan baru saja sampai dari bogor mungkin mbak jihan butuh waktu untuk istirahat"aku hanya mengangguk dan kedua nya keluar dari kamar. *** teh lia masuk membawa segelas jus jeruk dan sepiring nasi goreng. "duduk sini teh"aku menyuruh teh lia duduk di kasur di sebelah ku. "teh lia kenal mbak jihan itu di mana"lanjut ku "dia keponakan ibuk inah asisten rumah sebelah, kata nya sih dia baru cerai dari suami nya, jadi butuh pekerjaan karna anak nya baru dua tahun"jelas teh lia. "terus sekarang anak nya mana"tanya ku penasaran. "anak nya di tinggal di bogor di tempat ibuk nya, kabar nya sih suami nya selingkuh jadi mbak jihan lebih memilih bercerai dari pada di madu"jelas teh lia lagi. "gimana di bawah teh, aman"tanya ku lagi "amaaan, neng Keenan gak usah khawatir semua kamar di bawah sudah saya kunci, dan yang lebih penting cctv sudah saya pasang kemarin dan seperti nya sudah ke sambung ke laptop neng Keenan"setelah mendengarkan penjelasan teh lia aku lega banget. "kapan teh lia akan berangkat"tanya ku lagi. "ini teh lia mau pamitan sama neng Keenan, takut kesiangan jalanan keburu macet"aku hanya tersenyum tak rela ke arah teh lia, orang yang telah merawat dan membesarkan aku hingga sebesar ini, selama ini teh lia merawat aku seperti anak kandung nya sendiri. "apa pun yang terjadi neng Keenan harus kuat, kalau mbak Andra atau neng via pulang gak usah di tanggepin"aku melihat ke khawatiran dari mata teh lia. "udah teh lia gak usah khawatir, Keenan udah kebal kok ngadapin mereka, jadi teteh tenang aja"aku tersenyum semanis mungkin untuk meyakinkan teh lia kalau aku akan selalu baik baik saja. teh lia memeluk ku, aku bisa merasakan saat ini teh lia serba salah, antara menepati janjinya sama umi atau pulang menunjukan bakti nya pada suami. "maafin teh lia ya neng"seperti nya teh lia menangis, aku melepaskan pelukan nya. "iya teh gak usah khawatir, aku baik baik aja, lagi pula kan ada mbak jihan, keliatan nya dia orang baik"aku berusaha meyakinkan teh lia agar langkah teh lia gak semakin berat untuk pulang. "teh lia jalan ya neng"teh lia mengecup rambut ku, lalu berlalu meninggal kan aku sendirian di kamar. *** tak ingin larut dalam kesedihan aku mencoba membuka laptop dengan kaki kanan ku, susah sih tapi aku coba bantu dengan mulut akhirnya aku berhasil. Keenan keenan buka beginian doang susah banget, ucap ku pada diri ku sendiri. aku sudah mulai membiasakan kaki ku untuk bekerja. yes ternyata benar cctv nya sudah tersambung, aku melihat mbak jihan lagi ngepel, keliatan nya aman aman aja sih. ***** bab 5 bangkrut nya perusahan papi pagi ini aku bangun pagi sekali karna udah janjian sama mbak jihan buat temenin aku ke makam umi sama papi. tok,,,tok "masuk aja mbak"jawabku sedikit teriak "kita sarapan dulu atau langsung ke makam non"tanya bak jihan pada ku. "langsung ke makam aja dulu mbak, di luar juga mendung takutnya keburu hujan"jawabku dan di balas anggukan oleh mbak jihan. mbak jihan membantu aku naik ke kursi roda, dan dia sudah mulai terbiasa membantu aku naik turun di tangga, mbak jihan sudah mulai telaten dan tidak segugup waktu awal mbak jihan kerja di sini. semenjak aku kenal mbak jihan kesedihan ku sedikit berkurang, mbak jihan ternyata orang nya sangat lucu, dia juga sangat baik bahkan sekarang dia sudah seperti kakak perempuan ku sendiri. dia cerita banyak hal pada ku, dia juga cerita perihal suami nya yang ternyata selingkuh dengan adk kandung nya sendiri, aku bisa merasakan kepedihan yang tergambar jelas di mata nya saat menceritakan hal itu, dia juga bilang akan membesarkan anak nya seorang diri tanpa bantuan dari mantan suami nya. *** driiing,,,dring mbak jihan mengeluarkan handphone ku dari tas nya. "kak Andra non"dia menunjukan layar handphone ke arah ku. "tolong di angkat aja mbak"mbak jihan menempelkan handphone ke telinga kanan ku. "kemana aja sih"baru juga di angkat kak Andra sudah marah marah duluan. mbak jihan melirik ke arah ku, mungkin dia bisa mendengar suara kak andra sangking keras nya. "aku baru dari makam umi sama papi"jawab ku. "cepetan pulang, aku tunggu di rumah"suara kak Andra semakin membuat pendengaran ku rusak. "iya, ini juga udah di jalan pulang, tung" tuuuut, tuuut telpon terputus sepihak, dasar emang kak Andra udah jadi kebiasaan, belum selesai kita ngomong sesuka hati nya matiin gitu aja. "kakak nya non Keenan?"tanya mbak jihan penasaran "iya mbak dia lagi nungguin aku di rumah"jawab ku pintu gerbang di buka oleh pak jono dan bg udin, di halaman rumah sudah terparkir mobil nya via, mbak karin, kak Andra dan pak gunawan. ada apa ya kok tumben mereka kerumah pikirku mulai khawatir, pasti ada apa apa nih kalau udah kek gini. setelah mbak jihan membayar taksi, aku masuk kedalam di bantu oleh mbak jihan. kedatangan ku di sambut senyum hangat dari mbak karin dan pak gunawan, dan tidak lupa tatapan sinis dari kedua saudara perempuan ku. mbak jihan pamit ke dapur untuk membuatkan minum. aku menatap pak gunawan dan mbak karin. seperti mengerti dengan tatapan ku, pak gunawan mulai membuka suara. "maksud kedatangan saya kemari untuk meluruskan satu hal perihal harta warisan yang telah di bagi rata oleh pak arvan"pak gunawan menatap kami satu persatu, "seperti yang di laporkan oleh mbak karin, perusahan pratama group mengalami penurunan yang sangat drastis tahun ini tepat nya setelah pak arvan meninggal dan perusahan di ambil alih pimpinan oleh mbak andra"aku dan via menatap kak Andra yang terlihat menunduk. mbak karin membuka map berwarna hitam yang ada di tangannya. "keuangan kantor mengalami pembengkakkan, banyak klayen memutuskan kerja sama secara sepihak, mereka merasa kecewa atas ketidak hadiran buk Andra pada beberapa pertemuan penting, dan untuk bulan ini kita hanya mampu membayar karyawan 20%"jelas mbak karin. "pihak keuangan juga melaporkan ada penarikan uang 995 juta atas nama buk Andra fran pratama"sambung mbak karin. "lo kemanain uang sebanyak itu kak"teriakan via membuat mbak jihan yang baru saja keluar dari dapur kaget hampir nampan yang berisi empat cangkir teh hangat di tangan nya jatuh, mbak jihan meletakan nampan berisi empat cangkir teh di atas meja lalu kembali ke dapur. "jawaaab"via kembali teriak karna kak Andra hanya dia saja. "terus gimana pak"aku mengalihkan suasana yang memang mulai tegang. mbak karin menyerah kan map hitam di tangannya kepada pak gunawan. pak gunawan menghembuskan nafas nya yang terdengar berat. lalu menutup map hitam itu dan mengambil map hitam baru di dalam tas nya. "seharusnya mas adipati ada di sini sebagai anak laki laki satu satu nya di keluarga ini"jelas nya "jadi karna mas adipati masih dalam penugasan dan belum bisa di hubungi jadi saya akan memberitahukan isi surat warisan yang menjadi hak kalian yang sudah di buat sendiri oleh pak arvan dua tahun yang lalu"jelas nya lagi. "vianka pratama, sebagai putri bungsu mendapatkan hotel vian pratama yang berada di jogja, hotel ini memang di buat untuk mbak vianka"pak gunawan melirik ke arah via lalu melanjutkan omongan nya "ada satu hotel lagi yang berada di kawasan puncak yang seharusnya menjadi hak mbak vianka, tapi karna keadaan perusahaan yang sedang drop hotel itu di putuskan untuk di jual kepada salah satu perusahan Singapura untuk menutupi hutang perusahan"pak gunawan diam sejenak lalu "gaji dokter hanna seperti yang kita bicarakan dua bulan yang lalu, di alihkan atas nama mbak vianka pratama, mbak via bisa menikmati gaji itu sampai lulus S1"pak gunawan menunggu reaksi via. "kenapa harus punya aku, jual aja punya kak andra, karna perusahan ini bangkrut karna ulah dia"jawab via tak terima. "kita akan mengambil 30% dari hak kalian untuk menutupi kerugian perusahan agar hotel yang masih menjadi milik pratama group masih tetal berjalan"jelas pak gunawan lagi "untuk mbak keenandra pratama, rumah ini beserta isi nya menjadi milik mbak keenandra. mbak via atau mbak Andra tidak punya hak untuk keluar masuk rumah ini lagi tanpa seizin mbak Keenan"pak gunawan diam sejenak "hotel yang ada di cianjur yang seharusnya menjadi hak mbak Keenan juga di jual kepada perusahan Singapura yang juga bergerak di bidang perhotelan seperti perusahaan pratama. 70% saham perusahan pratama resmi di jual kepada perusahan alexander sanjaya"aku mengganggu setuju dengan apa yang di bilang pak gunawan karna yang terpenting buat aku adalah rumah ini, karna hanya ini satu satu nya kenangan yang aku punya dengan umi sama papi. meskipun sekarang aku harus mikirin cara agar bisa bertahan hidup dengan kondisi ku seperti ini. "mbak Andra fran pratama mendapatkan hotel fran pratama yang berada di kawasan bandung"sebelum pak gunawan selesai bicara langsung di potong oleh kak Andra. "lo kok yang di bandung, itu kan hotel papi yang paling kecil cuma terdiri dari 50 kamar, gak aku gak mau"protes kak Andra. "maaf mbak Andra, seperti yang mbak Andra tau perusahan memiliki banyak hutang, terlebih lagi mbak Andra memakai uang perusahan hampir menginjak angka satu miliar tanpa izin dan alasan yang jelas"tegas pak gunawan "hotel yang berada di solo yang seharusnya menjadi milik mbak Andra sudah di jual kepada perusahan alexander sanjaya"jelas nya lagi "dan untuk mas adipati avano Chairil pratama mendapatkan hotel yang berada di bali, jadi pihak perusahan menjual hotel yang menjadi hak mas adipati yang di Jakarta untuk membayar gaji karyawan dan merehap beberapa hotel"pak gunawan menatap kita bergantian. "mulai hari ini kalian hanya akan mendapatkan uang dari penghasilan hotel saja, tidak ada lagi uang dari pihak perusahan, karna perusahan sudah resmi di jual kepada perusahan alexander sanjaya, hotel bukan lagi dalam bentuk perusahan melainkan dalam bentuk pribadi" "untuk mbak Keenandra kami akan mentransfer uang 50 juta hasil penjualan hotel yang ada dijakarta karna mbak Keenan tidak memiliki sumber penghasilan, saya harap uang itu bermanfaat untuk mbak Keenan"aku hanya mengiakan saja keputusan pak gunawan. memang lebih baik aku kehilangan hotel itu dari pada aku harus melepaskan rumah ini meskipun aku harus siap untuk segala kemungkinan yang ada kedepan nya. "kalau tidak ada lagi yang harus di tanyakan, saya permisi"pak gunawan membereskan berkas bawaannya lalu pamit dan di ikuti oleh mbak karin. kak Andra menatap aku dan via dengan tatapan yang sulit di artikan, lalu dia berlalu keluar tanpa membicarakan apa pun pada aku dan via, via membalas menatap kak Andra dengan tatapan permusuhan. mbak jihan keluar dari dapur dan menghampiri aku. "non keenan mau makan sekarang, makanan nya sudah saya siapa kan"tawar mbak jihan padaku. "boleh mbak, aku udah laper"jawabku pada mbak jihan, karna memang tadi pagi aku gak sempat sarapan, lalu aku menatap via yang masih duduk di atas sofa. "kamu gak mau makan sekalian sama kita"via hanya menggeleng. "ya udah aku tinggal ya"via hanya mengangguk. mbak jihan mendorong kursi roda ku ke meja makan. di atas meja mbak jihan sudah menyiapkan tiga piring, pasti dia mengira via akan makan dengan kita. hari ini mbak jihan hanya masak sub makaroni, ayam rica rica dan tumisan brokoli yang di campur bakso. aku mengunyah suapan nasi di dalam mulutku dengan berlahan, rasanya nelan pun udah susah kalau lagi banyak pikiran kek gini. tapi dengan di bantu mbak jihan akhirnya makan siang ku sekalian sarapan ini selesai juga. emang masakan mbak jihan gak pernah gagal. "mau langsung naik ke atas non"tanya mbak jihan. "iya mbak, Keenan capek banget hari ini"jawabku dan di iya kan oleh mbak jihan. saat melewati ruang tamu aku melihat via masih duduk bersandar di atas sofa, tatapannya sendu, mungkin berat buat dia meninggal kan rumah ini meskipun dia sudah lama tidak tinggal di sini lagi, tapi sekarang keadaan nya berbeda rumah ini sudah sah menjadi milik aku, via tidak bisa keluar masuk rumah ini lagi tanpa seizin aku. "kak Keenan"mendengar nama ku di panggil mbak jihan memutar kursi roda ku ke arah via. "tolong jangan sentuh barang barang aku, minggu depan aku akan suruh orang untuk beresin barang barang aku"minta nya pada ku, tapi kali ini nada bicaranya terdengar biasa meskipun sedikit datar. untuk seorang vianka ini udah mendingan banget sih. "iya, kamu tenang aja barang kamu aman di sini kamar kamu juga masih aku kunci, kamu tidak perlu merasa sungkan kapan pun kamu pulang kamar itu masih menjadi milik kamu"jawab ku sambil tersenyum kearah adk ku yang keras kepala itu. "oke terimakasih"via berdiri dari duduk nya lalu berlalu keluar. dengan di bantu mbak jihan aku kembali ke kamar ku, aku merebahkan tubuh ku di atas kasur rasanya badan ini begitu lelah dan tak terasa berlahan mataku mulai terlelap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD