jahitan sayap terakhir ku
bab 1 telah patah kedua sayap ku
deras nya guyuran hujan tak menggoyahkan seorang gadis dari tempat duduk nya, tangisan nya yang pilu semakin menyayat hati di sore hari yang semakin gelap.
proses pemakaman sudah selesai dari lima jam yang lalu tapi gadis malang itu masih enggan rasanya meninggalkan makam kedua orang tua nya. air mata nya terus berjatuhan bersama dengan deras nya air hujan yang membasahi bumi, seakan bumi bisa merasakan betapa hancur nya hati gadis ini sekarang.
Keenandra pratama, gadis cantik dengan senyuman yang sangat manis
di tambah lagi dengan kulit putih bersih,
rambut sebahu berwarna coklat tua dan bola mata berwarna hijau ke coklat coklatan yang jarang kita temukan di indonesia. siapa pun yang melihat Keenan pasti langsung jatuh hati, tapi sayang Keenan tidak seperti gadis pada umum nya, Keenan terlahir tidak sempurna, Keenan tidak memiliki kedua tangan sejak lahir. dan Keenan hanya memiliki satu kaki yang membuat dia sangat bergantung pada umi dan papi nya.
***
kejadia tadi pagi seperti mimpi buruk untuk Keenan, tadi pagi umi Keenan harus pergi pagi pagi sekali kerumah sakit karna ada pasien darurat, ada seorang perempuan yang sedang hamil mengalami kecelakaan membuat tim rumah sakit harus menghubungi dokter hanna pratama umi nya Keenan, umi nya Keenan adalah salah satu dokter kandungan terbaik di rumah sakit pelita.
biasanya saat Keenan membuka mata orang yang pertama yang di lihat Keenan adalah umi nya, tapi tidak dengan pagi ini, Keenan melihat seluruh ruangan kosong dan tidak ada pesan apapun dari umi, lalu Keenan memutuskan untuk turun sendiri dari tempat tidur. ini adalah hal baru untuk Keenan biasanya umi nya lah yang membantu dia turun dari tempat tidur lalu mengantar kan nya ke kamar mandi, tapi hari ini Keenan harus melakukan semuanya sendiri.
Keenan berusaha mati matian mencoba menggapai handle pintu kamar
dengan kaki kanan nya, tapi kaki nya tidak cukup panjang untuk itu, lalu Keenan memutar otak agar dia bisa keluar. dia dapat ide untuk membuka handle pintu menggunakan payung alhasil pintunya pun terbuka.
tapi dia tidak menemukan siapa pun di luar, dia juga tidak menemukan bayangan teh lia. pada kemana pikiran nya semua orang pergi ninggalin dia sendirian di rumah.
"umiiiiii, umii" gak ada jawaban sama sekali
" teh lia, pada kemana sih kok aku di tinggal sendiri" masih gak ada jawaban sama sekali, apa teh lia ke pasar kali ya pikir Keenan.
Keenan menelan air ludah melihat kearah tangga rasanya keberanian Keenan sangat ciut kalau harus nurunin tangga sendirian. tapi Keenan gak ada pilihan lain saat ini karna dia sangat haus.
hampir satu jam dia menunggu tapi teh lia juga belum keliatan, mau gak mau akhirnya Keenan memutuskan untuk turun sendiri kebawah.
udah beberapa anak tangga berhasil Keenan lewatin tapi pas anak tangga ke lima Keenan gak sengaja kepeleset hingga terjatuh dan tak sadarkan diri.
***
betapa terkejut nya teh lia saat melihat Keenan terbaring di lantai tak sadarkan diri dan kepala nya berlumuran darah.
dengan panik teh lia mengambil handphone nya untuk menghubungi hanna tapi tidak ada jawaban, hampir sepuluh kali tapi Belum ada jawaban sama sekali, lalu teh lia mencoba menghubungi arvan papi nya Keenan
"hallo teh lia, ada apa?"terdengar suara yang berat nan tegas milik papi nya Keenan.
"anuu pak, neng Keenan teh j-atuh dari tangga"ucap teh lia sambil terpatah patah.
"kok bisa sih teh lia, kamu gak jagain Keenan, ibuk mana?"pak arvan mencoba menahan amarah nya sekaligus mencoba untuk tetap tenang.
"saya minta maaf pak, tadi saya ke pasar dan ibuk belum pulang dari rumah sakit. saya benar benar minta maaf pak, gak seharusnya saya ninggalin neng Keenan sendirian di rumah. tadi saya juga udah nelpon ibuk tapi gak di angkat pak"teh lia benar benar merasa menyesal karna telah meninggalkan Keenan sendiri di rumah.
"ya udah saya jemput ibuk dulu kerumah sakit setelah itu saya langsung pulang, tolong telpon sindi suruh kerumah"tegas pak irvan.
pak irvan langsung mengambil kunci mobil di atas meja dan berlari keluar.
di depan pintu pak irvan tidak sengaja menabrak Andra anak kedua nya, yang saat itu kebetulan mau ke ruangan irvan buat tanda tanganin berkas .
bruuuk,,,
semua berkah di tangan Andra berserakan di lantai.
"ya ampun pi masak Andra segede gini papi gak liat"sambil manyun Andra beresin berkah yang berserakan di lantai.
"papi minta maaf dra, papi lagi buru buru, adek kamu jatuh dari tangga"ucap papi nya penuh penyesalan lalu melewati Andra yang masih ngumpulin berkas.
"lagian papi sih anak cacat nyusahin kek gitu masih aja di urusin, bukan nya di buang aja ke panti asuhan"kata kata Andra spontan menghentikan langkah kaki nya arvan, lalu menoleh ke arah putri nya itu yang masih jongkok di lantai.
"Andra, berapa kali papi tegasin sama kamu berhenti hina adk kamu, papi mau kamu belajar sayang dan belajar menjadi kakak yang baik buat Keenan"lalu arvan melanjutkan langkah nya menuju parkiran dan meninggal kan Andra yang masih ngomel ngomel gak jelas.
***
mobil arvan berhenti di depan rumah sakit pelita tempat hanna bekerja,
terlihat hanna sedang menantikan suami nya dengan penuh kekhawatiran. sebenarnya hanna sudah di ajak sama sindi untuk duluan tapi hanan menolak karna dia tau persih suaminya kalau
lagi khawatir pasti tidak akan fokus menyetir takut nya arvan kenapa napa.
mobil arvan melaju dengan kecepatan tinggi menembus kota bandung yang sedang di guyur hujan.
"hati hati mas jangan cepat cepat, hujan nya deras banget, malah jalanan nya berkabut gitu lagi"ucap hanna sambil menyentuh lengan suami nya, arvan tidak menanggapi hanya melirik hanna sekilas lalu kembali fokus kedepan.
bruuueeekk,,,
suara hantaman yang sangat keras, kecelakaan tidak bisa di hindari lagi mobil milik arvan menabrak mini bus yang tiba tiba saja keluar dari arah kanan.
lokasi kecelakaan sudah penuh dengan orang orang yang menyaksikan kecelakaan tersebut, lima ambulance datang untuk membawa korba kerumah sakit tapi sayang papi dan umi nya Keenan meninggal di tempat.
***
dengan langkah cepat Andra menyusuri koridor rumah sakit, rasa nya gak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Andra terpaku di depan pintu jenazah, kaki Andra begitu lemas untuk masuk dan memastikan orang di dalam sana memang papi nya.
via datang bersama dengan sindi, sindi menyentuh lembut bahu Andra spontan membuat Andra kaget karna memang Andra tidak menyadari kedatangan mereka. ketiga nya masuk kekamar jenazah.
Andra dan via terpaku seakan tidak percaya melihat tubuh kaku hanna dan irvan yang penuh luka, rasa nya seperti mimpi kini kedua nya telah tiada.
sindi bisa merasakan betapa hancur nya hati kedua perempuan yang ada di hadapan nya saat ini, sindi memeluk mereka bergantian untuk memberikan kekuatan kepada Andra yang berdiri di sisi kiri arvan dan via yang berdiri di antara kedua orang tua nya.
sindi pamitan pada kedua nya untuk keluar sebentar untuk mengurus kepulangan jenazah arvan dan hanna, sekalian dia harus menghubungi adipati abg nya Keenan.
***
dua mobil ambulance berhenti di depan pintu utama keluarga Pratama, rumah megah bernuasa eropa, di lengkapi dengan dinding dinding kacang nan mewah dan megah.
jenazah di turunkan oleh dua petugas rumah sakit dan di bawa ke ruang keluarga. rumah mulai rame dengan kerabat, keluarga dan para tetangga yang mulai berdatangan untuk melayat kerumah duka.
"ya allah sayaaaaang kamu kemana sih, adk adk kamu lagi sangat membutuhkan kamu sekarang"gumam sindi yang masih mondar mandir dan masih berusaha menghubungi adipati avano Chairil pratama abg nya Keenan yang bekerja sebagai TNI angkatan laut, yang saat ini masih dalam penugasan dan belum bisa di hubungi.
Keenan mulai turun dari atas di bantu oleh teh lia orang yang sudah sangat lama bekerja di keluarga Pratama
bahkan jauh sebelum mereka lahir.
sindi datang menghampiri mereka untuk membantu teh lia buat nurunin Keenan. Andra dan via yang duduk di sebelah jasad kedua orang tua nya menatap Keenan dengan tatapan penuh kebencian.
sindi benar benar iba melihat nasip Keenan sekarang, sindi gak sanggup ngebayangin nasip Keenan kedepan nya setelah arvan dan hanna tiada, karna sindi tau persis dua saudara nya
ini sangat membenci Keenan karna dari dulu mereka beranggapan keenan hanya lah menalu untuk keluarga mereka.
***
sindi memutuskan untuk menginap di kediaman hanna dan irvan untuk beberapa hari untuk memastikan keadaan Keenan baik baik saja.
o,iya sindi keiren bukan lah bagian dari keluarga Pratama, dia bekerja di rumah sakit yang sama Dengan hanna, dia berprofesi sebagai dokter bedah.
dan juga sekaligus kekasih adipati abg nya Keenan. sindi adalah gadis yang baik, cantik, tubuh nya tinggi, ramping bak seorang model, hidungnya mancung lebih seperti gadis turki pada umum nya, umi nya sindi keturunan turki dan aby nya asli orang indonesia.
sindi melirik jam di tangan nya sudah hampir jam 10 malam tapi Keenan belum pulang. sindi sangat menyesali kebodohan nya, seharusnya dia jangan mau menuruti kemauan Keenan dan meninggal kan Keenan sendiri di pemakaman, dia baru sadar dengan keterbatasan Keenan, gak mungkin Keenan bisa pulang sendiri.
sindi memutuskan untuk menjemput Keenan ke pemakaman bersama dengan teh lia.
***
mobil merah milik sindi sudah terparkir di halaman pemakaman, sindi melihat sekeliling pemakaman sangat sepi dan gelap, hanya di terangi lampu di persimpangan jalan. di tambah lagi dengan hujan gerimis rasanya nyali sindi sangat ciut, sindi melirik ke arah teh lia yang saat ini juga sedang menatap kearah nya dengan tatapan yang sindi sudah tau pasti teh lia juga sama takut nya dengan diri nya. tapi mau tidak mau dia dan teh lia harus turun untuk memastikan keadaan Keenan.
sindi mengambil dua payung di jok belakang untuk diri nya dan teh lia. sindi mulai membuka pintu mobil begitu pun dengan teh lia, sindi dan teh lia mulai melangkah kan kaki nya memasuki pemakaman di temani cahaya senter dari handphon nya.
sindi mencoba menelan air liur nya berkali kali, keadaan pemakaman semakin terasa menakutkan karna di temani dengan suara burung hantu.
sindi melihat sekeliling tapi tidak ada siapa pun yang ada hanya kuburan dan kuburan, apa yang di alami nya saat ini persis seperti film horor tali pocong perawan yang di tonton nya kemarin.
makam nya hanna dan irvan berada di pertengahan area pemakaman jadi butuh waktu untuk sindi dan teh lia untuk sampai kesana.
sosok bayangan hitam sontak membuat langkah Sindi terhenti, teh lia yang tidak menyangka Sindi akan berhenti tiba tiba membuat dia menabrak tubuh sindi dari belakang
praaak.
"aaaw,, kok berhenti tiba tiba sih mbak"teh lia meringis kesakitan.
sindi tidak menghiraukan ocehan teh lia, sindi masih memperhatikan sosok berjaket hitam yang semakin menjauh dari penglihatan nya, sosok itu mulai mempercepat langkah kaki nya ke arah sisi gelap pemakaman.
sindi mulai berfikir apa jangan jangan itu dukun kali yaaa, soal nya orang itu seperti mengawasi makam nya arvan dan hanna, kali aja orang itu gak jadi karna melihat Keenan yang tertidur di tumpukan tanah makam nya hanna.
"mbak sindi liatin apaan sih, tuh kan makam nya udah dekat".sindi terkejut saat teh lia menyentuh bahunya.
"eeh i-ya teh g-ak papa"ucap sindi sedikit gugup.
jujur sindi takut banget sekarang, tapi sindi gak mau memberi tau teh lia takut nya teh lia juga ikut khawatir.
sindi mendekati tubuh mungil Keenan yang tertidur di atas makam nya hanna.
"Keenan bangun yok ini mbak sindi"sindi menyentuh lembut bahu nya Keenan, Keenan mulai membuka mata dan duduk
"pulang yok udah malam nanti Keenan masuk angin"Keenan menggeleng ajakan Sindi untuk pulang
"kalau Keenan gak pulang nanti Keenan sakit, kalau Keenan sakit pasti umi sama papi sedih"sindi menunggu reaksi dari Keenan, tapi Keenan mulai menangis lagi, sindi memeluk tubuh Keenan yang basah kuyup.
"mbak janji besok akan temenin Keenan ke sini lagi tapi sekarang kita harus pulang dulu, umi pasti marah sama mbak karna gak ngasih keenan makan dan biarin Keenan sendiri di sini, malam ini mbak akan temenin Keenan tidur"Keenan melonggarkan pelukan sindi dan mendongakkan kepalanya ke arah sindi.
"beneran mbak sindi akan tidur sama Keenan"sindi menganggu kan kepala nya.
"iya mbak, Keenan mau pulang tapi mbak sindi harus janji besok mbak harus anterin Keenan kesini lagi"sindi mengganggu kan kepala nya dan mencium sekilas kening Keenan.
mereka lupa membawa kursi roda buat Keenan, sindi menyerah kan payung di tangga nya kepada teh lia lalu sindi jongkok membelakangi Keenan agar Keenan bisa naik ke punggung nya. teh lia memegang payung untuk sindi dan Keenan dari belakang.
teh lia mebuka pintu belakang untuk Keenan dan diri nya sendiri.
lalu sindi membuka pintu mobil hendak masuk dan lagi lagi dia melihat sosok berjaket hitam itu, sindi menelan ludah nya dan buru buru masuk ke dalam mobil. tatapan yang tajam dan sangat menusuk sontak membuat sindi semakin merinding. sindi buru buru meninggalkan pemakaman.
sesampainya di rumah sindi menggendong Keenan dan membawa nya keatas, membantu Keenan mandi, ganti baju dan menyuap kan Keenan makanan yang sudah di siap kan teh lia di atas meja di sebelah tempat tidur Keenan.
setelah Keenan tertidur, sindi ganti baju baru setelah itu sindi bisa membaringkan tubuhnya di sebelah Keenan, rasanya sindi begitu lelah hari ini baru memejamkan mata sindi langsung tertidur.
*****
bab 2 seharusnya aku
dear diary
dua bulan setelah umi dan papi meninggal aku menyuruh mbak sindi untuk pulang, dia sudah cukup lama mengurusi aku di sini, aku tidak ingin merepotkan mbak sindi lagi. aku tau calon kakak ipar ku itu memang sangat baik tapi bukan berarti aku menikmati kebaikan dia dengan terus mengurusi aku di sini.
keadaan rumah setelah papi sama umi pergi begitu sepi, apa lagi kini mbak sindi
juga sudah pulang.
setelah umi sama papi meninggal kak Andra selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk, dan malah terkadang dia gak pulang sama sekali.
kalau via dia lebih memilih tinggal di apartemen yang di hadiahkan papi pas ulang tahun nya kemarin, kata nya dia gak mau satu atap dengan aku karna bagi dia aku penyebab umi dan papi meninggal.
sekarang aku hanya tinggal berdua dengan teh lia.
jangan tanya kan seperti apa keadaan ku sekarang, badan aku semakin kurus, mata sembab karna aku terus menangis,
terkadang aku berfikir kenapa bukan aku saja yang meninggal kenapa harus umi dan papi yang pergi.
dua bulan ini aku gak pernah keluar kamar, aku juga gak mood ngapain ngapain, bahkan aku sudah tidak punya inspirasi lagi untuk menulis.
aku juga gak mau ketemu siapa pun kecuali teh lia dan mbak sindi.
aku semakin terpuruk dengan sikap kedua saudara perempuan ku, entah kenapa aku merasa kak Andra dan via sangat membenci aku bahkan sebelum umi dan papi meninggal, seakan akan kehadiran ku tak pernah di harap kan oleh mereka.
(tokk, tok, tok)
Keenan melirik kearah pintu seperti nya ada yang mengetok pintu kamar, tumben teh lia ngetok dulu biasa nya langsung masuk, pikir Keenan bingung.
"masuk aja pintu nya gak Keenan gunci kok"Keenan menutup buku diary dan matanya masih melihat kearah pintu, pintu kamar terbuka Keenan melihat seorang cowok bertubuh tegap mengunakan seragam lengkap TNI angkatan laut, sosok yang sangat dia rindukan yaitu adipati avano Chairil
pratama, lelaki tampan yang sangat penyayang.
"kak vano"Keenan meneriaki nama vano dengan mata berkaca kaca.
adipati melangkahkan kaki nya untuk mendekat ke tempat tidur Keenan. adipati memeluk erat tubuh kecil Keenan.
"gimana kabar nya adk kak yang cantik ini, kok badan nya makin kurusan, jadi gak tau deh mau cubitin apa lagi"goda adipati sambil mencubit gemes pipi Keenan.
"ih kak vano, kan sakit"Keenan memanyunkan bibir nya membuat adipati memeluk gemes adk nya itu.
teh lia masuk membawa dua gelas jus jeruk untuk Keenan dan adipati.
"mas adipati mau saya masakin apa?"tanya teh lia sambil meletakan tampan berisi dua gelas jus jeruk di atas meja.
semua orang memanggil adipati dengan sebutan itu kecuali Keenan, Keenan tidak pernah mau memanggil kakak nya itu dengan nama adipati, kata nya vano lebih gemesin dari pada adipati.
"gak usah teh, aku mau Ngajak Keenan ke makam umi sama papi sekalian kita mau lunch bareng sama sindi di luar, kalau teh kia mau ikut ayok sekalian kita refreshing"
"gak usah mas, saya di rumah aja
nanti kalau ada yang datang gak ada orang di rumah"teh lia menolak dengan halus ajakan Adipati, karna
teh lia tau pasti mereka butuh waktu berdua.
"yakin teh lia gak mau ikut"teh lia mengagumkan kepala nya.
"ya udah nanti chat aja aku kalau teh kia mau di bawain sesuatu"teh lia meletakan tangan nya di ujung kening sebelah kanan, tanda nya siap, lalu teh lia pamit kembali ke dapur.
***
adipati mendorong kursi roda Keenan ke arah makam arvan dan Hanna, lalu adipati membantu Keenan turun dari kursi roda. Adipati mengangkat kedua tangan nya sejajar dengan d**a dan menghadiahkan alfatihah untuk kudua orang tuanya.
(mi, pi, Adipati janji sama umi sama papi. Adipati akan jaga Keenan dengan baik, Adipati janji akan rawat dia dengan sebaik mungkin, dan adipati juga janji Keenan gak akan pernah tau rahasia besar itu pi, adipati janji).
itu janji Adipati di depan makam kedua orang tua nya, Adipati hanya mampu mengucapkan janji itu di dalam hati
dia takut Keenan tau rahasia besar itu.
setelah merasa cukup adipati membantu Keenan naik ke atas kursi roda dan mendorong kursi roda menuju parkiran.
***
sindi mempercepat langkah kaki nya memasuki restoran jerman, Sindi melirik jam yang terpasang di lengan kanan nya,
pasti mereka sudah lama menunggu aku.
praak,,,
sindi tidak sengaja menabrak d**a bidang seseorang, lelaki di hadapan nya menatap sindi dengan tatapan datar, sindi sangat terkejut saat melihat lelaki di hadapan nya saat ini sangat mirip dengan Keenan, ini ibarat nya Keenan persi cowok nya lah bisa di bilang,
tulang hidung nya lurus, ujungnya yang lancip, persis sama mancung nya dengan Keenan, dan astaga mata ini persis seperti mata orang berjeket hitam malam itu, tatapan nya tajam, dingin dan sangat menusuk. sindi menelan air liur nya dengan susah payah.
" minggir saya mau lewat"lelaki itu mendorong sindi Dengan kasar.
astaga tuh orang kasar banget sih, pikir sindi.
"sindi"Adipati melambaikan tangan nya kearah sindi yang masih bengong melihat lelaki itu memasuki mobil sport berwarna hitam dan di dampingi tiga orang bodyguard yang setia mengikuti dia dari belakang.
seperti nya dia bukan orang sembarangan, pikir sindi.
sindi melangkahkan kaki nya ke arah meja nomor 5, tempat yang lebih dulu di
tepati Adipati dan Keenan.
sindi duduk persis di depan Keenan dan adipati duduk disisi kiri keenan.
sindi memperhatikan wajah Keenan yang memang sangat mirip Dengan pria yang baru saja dia tabrak, hidung mereka yang mancung nya terlihat sama, rambut sebahu Keenan juga berwarna coklat, dan bola mata nya berwarna hijau kecoklat coklatan
persis seperti pria yang di temui nya tadi.
sebenarnya dari dulu sindi sudah melihat kejanggalan dari Keenan, wajah Keenan sangat berbeda dari tiga saudara nya, wajah Keenan lebih ke barat Baratan, pada hal yang dia tau arvan dan hanna asli orang indonesia.
kalau Adipati agak lebih mirip papi nya begitupun andra khas banget wajah orang bandung meskipun wajah mereka agak sedikit seperti orang blasteran. bola mata berwarna biru, hidung nya mancung, berbeda dengan arvan yang memiliki bola mata berwarna coklat tua,
tapi kulit mereka seperti arvan kuning langsat, bersih dan terawat.
kalau via emang sedikit berbeda, dia lebih mirip hanna, kulitnya lebih kesawoe matang, tubuh nya mungil, rambut hitam pekat nya selalu terurai indah sepinggul.
dan sebenarnya dia anak yang baik hanya saja dia di buta kan rasa cemburu pada Keenan.
seorang waiters menyodorkan buku menu kepada sindi sontak mengaget kan sindi.
"kenapa sayang"adipati merasa gelagat sindi sedikit aneh, dia hanya bengong sambil memperhatikan Keenan, lalu adipati melirik Keenan yang sedang sibuk mengunyah potongan sosis dalam mulut nya yang baru saja ia suap, yang saat itu juga melirik sindi sekilas yang terlihat salah tingkah.
"enggak, kek nya aku sedikit pusing karna tadi pagi gak sempat sarapan"elak sindi takut Adipati menanyakan banyak hal, sebenar nya ingin sekali sindi menanyakan hal ini kepada Adipati dan menceritakan perihat saat itu cuma dia mengurungkan niat nya, takut itu hanya kebetulan dan dia belum tau kebenaran nya.
sindi mengambil buku menu dari tangan waiters dan mulai memilih apa yang mau dia makan, entah kenapa hari ini dia tidak selera makan apa pun, tapi mau tidak mau dia harus memesan makanan agar adipati tidak banya tanya.
"eum saya pesan brantwurst nya satu dan minum nya orange juice aja" sindi akhirnya memilih menu yang sama seperti punya Keenan, hidangan sosis khas jerman yang di masak dengan cara di panggang, biasa nya brantwurtst di sajikan bersama kartoffelsalat, seperti punya Keenan, tapi sindi lebih memilih menikmati nya dengan roti bertoping keju, lidah sindi sebenarnya kurang cocok dengan masakan jerman tapi demi keenan mereka selalu lebih memilih restoran jerman, kecuali berdua dengan Adipati baru mereka bisa memanjakan lidah dengan makanan indonesia.
seorang waiters membawa semangkok sup panas hendak melewati meja yang di tepati Keenan, adipati dan sindi. ada seorang wanita yang sedang marah marah sambil telponan tidak sengaja menabrak sub yang di bawa waiters dan hampir saja tumpah ke punggung Keenan tapi untungnya sindi dengan sigap melindungi keenan sehingga sup panas yang di bawa waiters tumpah ke punggung sindi yang sedang memeluk Keenan.
adipati yang baru saja keluar dari toilet kaget melihat keaadaan sindi yang kesakitan. adipati meminta tolong pada salah satu waiters untuk membawa sindi ke dalam mobil.
mobil adipati melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat dari restoran jerman.
mobil hitam milik adipati berhenti di depan rumah sakit medika. adipati keluar dari mobil dan buru buru memanggil suster.
3 orang suster mendorong
stretcher kearah mobil adipati, setelah membantu sindi naik ke stretched, Adipati membantu Keenan naik ke atas kursi roda, dengan langkah cepat adipati mengikuti suster dari belakang menuju UGD.
"bapak silahkan tunggu di luar"seorang suster menyuruh Adipati untuk menunggu di luar lalu pintu UGD di tutup.
adipati terlihat gelisah seperti setrika yang mondar mandir gak bisa tenang.
seorang dokter perempuan yang mungkin lebih tua dari sindi keluar dari UGD.
"gimana keadaan sindi dok"adipati cepat cepat menghampiri dokter.
"mbak sindi baik baik saja hanya luka bakar biasa, tapi harus kita rawat untuk beberapa hari agar mendapatkan perawatan maksimal. sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang rawat di bantu oleh suster kami, kalau begitu saya permisi mas".
"ya, terimakasih dokter"dokter cantik itu mengangguk dan pergi meninggal kan adipati.
seorang suster mendorong sindi dengan kursi roda yang di ikuti oleh adipati dan Keenan menuju ruang melati nomor 3 tempat sindi akan di rawat.
sindi melihat mata Keenan berkaca kaca, dia tau sepertinya Keenan merasa bersalah dengan apa yang baru saja terjadi, sindi menyuruh Adipati mendekatkan kursi roda Keenan
dengan tempat tidur nya.
"Keenan, mbak sindi gak papa kok, jadi Keenan jangan sedih"sindi mengelus lembut rambut Keenan.
"maafin keenan ya mbak, gara gara Keenan mbak jadi kek gini"air mata yang dari tadi di coba tahan oleh Keenan akhirnya jatuh juga.
"gak kok sayang, gak sama sekali malah,
ini bukan salah Keenan, ini kecelakaan, Keenan percaya sama mbak besok mbak sudah bisa pulang" sindi mendekati Keenan dan memeluk nya dari samping.
"Keenan capek gak, mau kak vano antar pulang?"tanya Adipati
"Keenan mau di sini aja jagain mbak sindi"Keenan menolak untuk pulang.
sindi mengelus lembut rambut Keenan.
"Keenan harus pulang istirahat, besok Keenan kesini lagi, ini sudah hampir magrib, Keenan harus mandi udah bau acem"Keenan tersenyum mendengar ucapan sindi.
"kalau kak vano anterin Keenan pulang nanti mbak sindi sama siapa"tanya Keenan khawatir.
"kan ada suster, kalau mbak butuh apa apa tinggal minta tolong aja ke suster"sindi berusaha meyakinkan Keenan agar Keenan mau pulang.
"ya udah deh Keenan pulang mbak"akhirnya Keenan nyerah dan memutuskan untuk pulang.
"sayang aku antar Keenan pulang dulu, setelah itu aku balik kesini lagi"sindi mengganggu kepala nya.
adipati mendorong kursi roda Keenan keluar dari ruang rawat sindi.