Pertemuan kembali. Sandaran Jiwaku

1872 Words
Aldian Ravenka Zaidan menemui teman nya di tempat biasa mereka nongkrong. Dengan wajah lesu Aldian Ravenka Zaidan duduk dan menghabiskan secangir Soju milik Daffa. "Kakak ada apa? " Tanya Daffa. "Ronal. Ada apa dengan Carissa? " Tanya Aldian Ravenka Zaidan. "Teman ku bertanya mengenai wanita? " Ledek Ronal. "Kau kakak nya? " "Iya, aku kakak nya" "Heh Ronal, Carissa sangat cantik dan mempesona tapi ada apa dengan mu. Apa kau anak pungut? " Ledek Daffa. "Hei, Carissa lah anak pungut" "Apa? " Aldian Ravenka Zaidan kaget mendengar nya. "Iya, Ibu ku membawa Carissa Rosalie dari panti asuhan. Karena dia ingin memiliki anak perempuan, karena dia tidak bisa hamil lagi, ibu mengalami penyakit serius, pada akhirnya saat kami berusia remaja ibu ku meninggal" Daffa mengambil tisu dan mengguyur tisu itu dengan air putih milik nya, lalu membasuhkan ke wajah Ronal. "Aigoo!!! Ada apa dengan mu Daffa, tidak punya hati" Grutu Ronal. "Lihat kak, dia cerita tapi tidak menunjukkan wajah sedih, kau sedang berbohong? " "Buat apa aku bohong. Itu benar, aku tidak pandai menangis Daffa" "So soan tidak pandai menangis, makan ramen pedas aja teriak" Aldian Ravenka Zaidan pun menjitak Dafa. "Hentikan" "Aku ingin tau tentang Carissa Rosalie" Ronal pun membuka ponsel nya, dan membuka media sosial nya. Lalu menunjukan seorang model tamvan. "Aku tidak mengenal nya, apa hubungannya dengan Carissa? " "Adikku yang cantik ini, pernah pacaran dengan model tamvan ini" Daffa pun mengambil ponsel Ronal. Dan tertawa. "Hahaha, dimana ketampanan nya. Masih tampanan juga Dafa" Gumam nya Daffa. "Lalu? " Tanya Aldian Ravenka Zaidan nampak serius menghadapi Ronal untuk segera cerita tentang masa lalu Carissa Rosalie. "Dua tahun pacaran, mereka bersama sepanjang waktu. Hingga pada akhirnya Carissa pergi meninggal kan dunia entertainment. Dulu adik ku itu seorang model" "Pantas, body gloss" Timpah Daffa. "Apa yang terjadi antara Carissa dengan pria itu? " "Pria itu.." "Aku tidak tau lagi" "Aigoo!! " Gumam Aldian Ravenka Zaidan. Sementara itu Carissa Rosalie terbangun dari tidur nya, karena mendegar suara motor yang menggerung di depan kedai kopinya. Carissa Rosalie pun menuruni anak tangga, ia melihat sekelompok motor pergi setelah mencoret coret kedai kopinya di jendela nya. Tertulis kalimat dengan huruf besar. "pembunuh" Carissa Rosalie pun hendak mendekati tulisan di jendela tersebut namun. Seseorang lari memakai helem dan melempar Botol minuman ke jendela Kedai kopinya. Hingga jendela tersebut pecah. Carissa Rosalie pun menjauh dan menunduk. Ia pun menunduk ketakutan, di hadapan sebuah kertas jatuh dari pecahan botol tersebut secara bersamaan dengan hancur nya jendela Carissa Rosalie. Carissa Rosalie pun mengambil kertas tersebut, dan mendapati kalimat yang sama. Ia pun mencari orang yang memakai helem tersebut, namun sudah tidak ada siapa siapa. Ia pun kembali ke atas, dan mengambil Handphone nya. Dia menelpon kedua temanya untuk datang ke kedai kopi dan menceritakan yang terjadi. Carissa Rosalie pun duduk melekukkan tubuh nya ke lutut. Sementara itu Ronal mendapati telpon dari teman Carissa Rosalie. "Aldian, Daffa, Carissa dalam bahaya" Aldian Ravenka Zaidan terkejut begitu pun Dafa. "Ayo kita kekedai" Nara Dan Sela pun tiba, melihat kehancuran kedai, namun ia tidak memilhat keberadaan Carissa Rosalie. Nara dan Sela pun naik ke atas, Carissa Rosalie nampak ketakutan di bawah ranjang melekukkan tubuhnya ke lutut. "Carissa" Seru Sela. Sella dan Narra pun menghampiri Carissa Rosalie. Dengan sigap Carissa Rosalie pun memeluk kedua temanya. "Tenang Carissa, kami ada disini. Jangan takut" "Iya Carissa, aku sudah menelpon Ronal" Ujar Narra. "Sela aku akan mengambil minum ke bawah" "Iya" Nara pun mengambil minum kebawah, tepat saat Ronal tiba bersama Aldian Ravenka Zaidan dan Dafa. "Nara, apa yang terjadi? " Tanya Ronal. "Banyak sekali orang yang mengintai Carissa, aku cemas" Sahut Nara. "Dimana Carissa? " Tanya Aldian Ravenka Zaidan. "Siapa kamu? " Tanya Nara. "Dia teman ku" Sahut Ronal. "Dia di atas" Aldian Ravenka Zaidan pun beranjak pergi ke atas. Sementara itu Daffa menunduk di hadapan Nara. Mereka tidak saling mengenal, namun sifat Dafa seperti mengenal Nara. Nara pun kembali membawa air putih, bersama Ronal dan Dafa. Sementara itu Aldian Ravenka Zaidan melihat Carissa Rosalie dari kejauhan. "Kita harus cari tau" Ujar Aldian Ravenka Zaidan. "Carissa, minum dulu" Seru Narra. "Sabar Aldian. Mereka diperintah kan oleh orang yang sama" "Aldian pun beranjak pergi ke luar" Saat Carissa Rosalie kembali tenang, Aldian Ravenka Zaidan membawakan kopi hangat untuk Carissa Rosalie, ia pun berdiri dibelakang Carissa Rosalie yang tengah menatap jendela kamar nya. Aldian Ravenka Zaidan menghampiri Carissa Rosalie memberi nya kopi hangat. Namun Carissa Rosalie terdiam tidak menanggapinya. "Carissa, biar kan aku menjagamu" Ujar Aldian Ravenka Zaidan. "Cukup Aldian" Sahut datar Carissa Rosalie. "Seribu kalipun kamu meminta ku pergi, aku akan tetap datang menemuimu" "Carissa aku tidak sama dengan pria lain. Aku akan menjagamu mencintaimu" "Jangan mencoba datang kehidupan ku Aldian. Pergi" "Aku tidak memikirkan Cinta" Carissa Rosalie pun beranjak pergi dan Aldian Ravenka Zaidan menariik tangannya dan memeluknya. Aldian Ravenka Zaidan merasakan kenyamanan nya. "Jangan bohong, aku tau sekeras apapun kamu tidak membuka hatimu , tetapi kamu butuh yang menghangat kan mu" Carissa Rosalie memejam kan matanya lalu mendorong Aldian Ravenka Zaidan. "Jangan paksa seseorang untuk jatuh cinta. Cinta datang dengan sendirinya, jika ada perjuangan" Carissa Rosalie pun beranjak pergi. Aldian Ravenka Zaidan kembali kerumah. Suasana rumah nampak sepi dan gelap gulita. Aldian pun menggeser pintu rumah nya. Saat ia menyalakan lampu, terdapat kertas putih di atas meja. Aldian Ravenka pun berjalan melangkah, dan mengambil surat tersebut. Isi surat. Aldian, kami kembali ke Singapura. Happy birthday. Aldian Ravenka Zaidan pun mengepal kertas tersebut yang berisi surat dari ibunya. Namun Aldian Ravenka Zaidan kembali untuk mengambil motor nya yang tersimpan di grasi. Sementara itu Carissa Rosalie baru saja tiba di Club. Tempat biasa Carissa Rosalie nongkrong dengan dua teman nya. Narra dan Sella. "Arghhh!! " Gumam Narra. "Lebih dari sepuluh pesan hanya di lihat, ada apa dengan nya" "Aigoo, dia pasti sudah bosan" Ujar Sella. "Hei, dia bukan p****************g" "Sudah, jangan lagi bahas cinta. Pasangan, disini kita untuk bersama" Timpah Carissa Rosalie. "Carissa, Aldian sepertinya menyukaimu" Kata Narra. "Dia sangat panik ketika melihat keadanmu" Carissa Rosalie terdiam sejenak. "Aku tidak ingin dia masuk kedalam hidupku" Sementara itu Aldian Ravenka Zaidan tiba ditempat biasa mereka nongkrong. Pinggir jalan. Terlihat Daffa sangat mabuk, karena minum terlalu banyak hari ini. Namun lagi dan lagi ia memesan Makgeolli, yaitu minuman beralkohol. "Ada apa dengan Daffa, kenapa minum banyak? " Tanya Aldian Ravenka Zaidan. "Dari tadi dia melantur, dia sangat cantik, dia sangat cantik" Sahut Ronal. Daffa pun menunjuk Ronal. "s**t up. Wanita itu cantik" Gumam nya dalam keadaan mabok. Ronal pun berbisik ke Aldian Ravenka Zaidan. "Kak, sepertinya, dia menyukai adik ku" Ujar Ronal. Aldian Ravenka Zaidan pun mendekati Daffa. "Siapa yang kau masuk? " Tanya Aldian Ravenka Zaidan. "Wanita itu cantik kak" Sahut nya dengan kedua matanya belel. Namun Daffa pun tertidur di atas meja. Aldian Ravenka Zaidan pun tersenyum melihat Daffa yang sangat mabuk. Sementara Ronal mengambil air segelas, dan mengguyur wajah nya. "Menyusahkan sekali" Ujar Ronal dengan wajah kesal. Aldian Ravenka Zaidan pun menepak pundak Ronal. "Antar dia pulang" Printah nya sambil tersenyum. Ronal pun mengangkat Daffa yang terus melantur menyembutkan kalimat yang sama. Sementara Aldian Ravenka Zaidan menaiki motornya. Sementara itu, Carissa Rosalie berjalan santay di tengah malam. Namun terdengar suara motor yang melaju dengan cepat yang berlawanan arah dengan nya. Dua orang memakai serba hitam dan memakai hellem, dengan motornya. Lampu motor tersebut menyoroti wajah serri Carissa Rosalie, dengan silau terkena cahaya motor tersebut Carissa Rosalie menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya. Dan dari arah yang berbeda, Aldian Ravenka Zaidan tiba dengan motornya melaju dengan cepat, tatapan matanya yang tajam ke dua orang itu yang hendak menabrak Carissa Rosalie, Aldian Ravenka Zaidan menancap gas dengan cepat ia pun menyalipi motor tersebut dan dua orang itu terlihat panik hingga mereka kehilangan fokus dan menabrak pohon. Aldian Ravenka Zaidan berhenti di depan Carissa Rosalie yang tengah menurunkan tangan nya. Mendapati Aldian Ravenka Zaidan yang turun dari motornya ia nampak terkejut ia, tiba tepat waktu ketika seseorang mengintai nya. "Aldian" Seru Carissa Rosalie. Aldian Ravenka Zaidan kini di hadapan nya. Ia pun meletakan kedua tangannya di pundak Carissa Rosalie. Dan menatap Carissa Rosalie yang juga menatap nya. "Jangan hawatir, aku akan berusaha datang" Ujar Aldian Ravenka Zaidan. Namun dua orang tersebut bangun dan segera kabur setelah melihat Aldian Ravenka Zaidan menatap mereka di hadapan Carissa Rosalie. Carissa Rosalie kembali ke sikap nya yang seperti gunung es. Ia pun mendorong Aldian Ravenka Zaidan tepat kemotornya. "Apa yang kamu inginkan dariku? " Tanya Carissa Rosalie. Sambil menatap Aldian Ravenka Zaidan. "Katakan" Aldian Ravenka Zaidan menatap Carissa Rosalie. "Kamu ingin tubuhku? Bibirku? " Carissa Rosalie meletakan tangan kanan nya di depan dadanya. "Katakan, bagian mana yang kamu suka? " Carissa Rosalie pun mengibaskan rambut nya dengan tatapan dalam. Namun Aldian Ravenka Zaidan menatap nya tidak dimengerti apa yang Carissa Rosalie pikirkan tentang nya. "Aku akan memberikan itu, tapi berjanji lah pergi jauh dariku setelah kamu mendapat apa yang kamu incar" Aldian Ravenka Zaidan pun memutar tubuh Carissa Rosalie, dan menahan tangannya. Ia pun berkata tepat ditelinga Carissa Rosalie. "Aku ingin hatimu" Ucap Aldian Ravenka Zaidan. Carissa Rosalie pun berbalik ke hadapan Aldian Ravenka Zaidan. Dan menarik Kraha kemeja Aldian Ravenka Zaidan. "Setelah hatiku lalu kamu pergi" "Aku tidak percaya orang sepertimu" Aldian Ravenka Zaidan pun memindahkan posisi nya, dan memutarkan Carissa Rosalie. "Begini cara kamu berpikir tentangku?" Aldian Ravenka Zaidan terlihat sangat marah dengan Carissa Rosalie. "Apa kamu tidak bisa membedakan, mana yang datang dengan hati tulus, dan mana yang datang dengan kemauan" "Jangan membohongi dirimu Carissa, jika aku seberengsek itu dimatamu kamu tidak mungkin memeluk ku padahal kita belum kenal" Tepat Aldian Ravenka Zaidan berbicara dengan nada tinggal di hadapan Carissa Rosalie. Namun tatapan Carissa Rosalie mengarah pada pandangan lain. "Kamu boleh tidak percaya cinta, tapi jangan membohongi dirimu" "Aku tau, aku baru mengenal kamu, tapi aku tidak pernah menyukai seseorang selain saat pertama aku bertemu denganmu Carissa" "Pertemuan kita adalah takdir" Carissa Rosalie menatap tajam Aldian Ravenka Zaidan. Lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan Aldian Ravenka Zaidan yang berdiri menatap nya. Brukkkkk Pagi hari yang mengguncangkan, Aldian Ravenka Zaidan tiba membanting pintu kamar Daffa yang masih tertidur dengan Ronal. Merekapun sontak kaget dan bergegas bangun. "Ada apa ini" Tanya Ronal. "Pergilah keluar cari makan, aku lapar" Printah Aldian Ravenka Zaidan. "Kakak, kamu terlihat sangat lesu, apa kamu tidak tidur semalaman? " Tanya Daffa. "Aku menjaga kedai kopi sepanjang malam" Yah saat Carissa Rosalie tertidur, Aldian Ravenka Zaidan tiba, dan tetap diam di depan kedai untuk menjaga Carissa. "Kak, kau tidak perlu melakukan itu" Ujar Ronal. "Bagaimana bisa aku tenang, semalam hampir saja seseorang mencelakai nya, jika aku tidak datang, tidak tau nasib adik pungut mu" Jelas Aldian Ravenka Zaidan. Daffa pun menahan tawa. Saat membuka jendela, Carissa Rosalie mendapati Aldian Ravenka Zaidan beranjak pergi dari depan kedai nya. Carissa Rosalie masih menatap Aldian Ravenka Zaidan yang melaju dan menjauh. /Buka/ Terdapat tulisan Buka di pitu kaca kedai kopi tersebut. Beberapa anak muda pun masuk satu persatu membawa buka mereka untuk nongkrong di kedai kopi sambil belajar. Kedai kopi tidak hanya menyediakn kopi. Cotton Candy Late, Sweet potato late, Brokoli Late dan Sweet Late. Carissa Rosalie pun menyediakan perlengkapan buku, majalah dan alat musik. Sementara itu TV di ruangan santay Carissa Rosalie, terdapat sebuah berita. Yah berita seorang pemuda tamvan yaitu seorang model, yang mengatakan bahwa ia akan tunangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD