Kencan pertama. Sandaran Jiwaku

2751 Words
Sementara itu TV di ruangan santay Carissa Rosalie, terdapat sebuah berita. Yah berita seorang pemuda tamvan yaitu seorang model, yang mengatakan bahwa ia akan tunangan. Namun kedatangan Narra dan Sella mengejutkan, mereka membawa koran dan diberikan kepada Carissa Rosalie. "Lihat ini" Ujar Sella. Carissa Rosalie pun membaca koran tersebut, terdapat photo pria yang di beritakan di televisi. Yaitu Liam Jammes mantan Carissa Rosalie. Tertera sebuah ringkasan. /Liam Jammes mantan model cantik Carissa Rosalie beredar isu Carissa Rosalie mengejar Liam Jammes/ /Namun, pendapat calon tunangan Liam Jammes dibenarkan/ Seseorang menyita koran tersebut, yah Carissa Rosalie dan dua teman nya tercengang melihat keberadaan Liam Jammes di hadapan Carissa Rosalie. Carissa Rosalie pun beranjak bangun dan menghadapi Liam Jammes. "Carissa, jika kamu kembali dengan ku semua tidak akan terjadi percayalah" Ujar Liam Jammes. "Bagaimana bisa? Kamu sudah menjebak ku atas apa yang kamu lakuin" Sahut Carissa Rosalie. "Aku sangat menyesal" "Menyesal? Bukan kah kamu bilang, aku hanya bonekamu, dan aku adalah mesin kesuksesan mu" Jelas Carissa Rosalie. "Liam, berhenti ganggu Carissa, kamu udah nyakitin dia, apa lagi yang kamu cari" Omel Sella. "Aku masih mencintai Carissa" /Brukkk Liam Jammes terbantig ke jendela, tiba saja Aldian Ravenka Zaidan datang menonjok Liam Jammes. Ia pun menarik Liam Jammes dan menonjok nya lagi. Carissa Rosalie pun menarik Aldian Ravenka Zaidan. "Jangan mencoba mendekati Carissa" Tunjuk Aldian Ravenka Zaidan kepada Liam Jammes dengan masing masing bertatapan tajam. "Pergi dari sini Liam" Printah Carissa Rosalie. Liam Jammes pun menatap Carissa Rosalie, dan beranjak pergi. Namun Aldian Ravenka Zaidan masih emosi. Matanya terus memplototi perginya Liam Jammes. "Aldian, aku ingin bicara" Ujar Carissa Rosalie. Carissa Rosalie pun beranjak pergi keluar. Dan di ikuti Aldian Ravenka Zaidan. Mereka pun berhadapan dibawah sinar matahari. "Cukup Aldian, jangan datang bahwa kamu se olah olah pahlawan ku" Pinta Carissa Rosalie. "Jangan mencoba melindungi wanita yang tidak akan membalas Cintamu" Lanjut nya. "Kamu tidak akan membuka hatimu" Sahut Aldian Ravenka Zaidan. "Benar" "Jika kamu tidak ingin mencoba membuka lembaran baru denganku" Lanjut Aldian Ravenka Zaidan. "Cukup Aldian" "Carissa, coba lah buka mata dan hatimu untuk ku" "Jangan mengimis cinta Aldian" "Beri aku waktu Carissa, untuk membuat kamu sadar bahwa kamu pantas mendapatkan cinta kembali dalam hidupmu dengan orang yang berbeda" "Apa yang akan kamu lakukan" "Mari kita kencan tiga hari" Pinta Aldian Ravenka Zaidan. "Tidak Aldian Ravenka Zaidan" "Dua hari, satu hari? " Carissa Rosalie menarii napas. "Mari kita kencan delapan belas jam" Aldian Ravenka Zaidan tersenyum, menunjukkan raut wajahnya yang bahagia. "Delapan belas jam, oke " "Tapi" Peringatan Carissa Rosalie. "Jika satu jam pun kamu tidak bisa membuat aku merasakan cinta. Maka jangan temui aku lagi" "Kamu beri aku kesepakatan yang sulit" Kata Aldian Ravenka Zaidan. "Sulit? Itu artinya kamu tidak percaya diri" Aldian Ravenka Zaidan pun menegakan tubuh nya dan hormat ke Carissa Rosalie. "Siap, aku sepakat. Aku yakin jangan kan satu jam, aku akan membuat lima belas detik untuk membuat mu merasakan sesuatu dihatimu" Carissa Rosalie pun tersenyum. Aldian Ravenka Zaidan pun membalas senyuman Carissa Rosalie. "Hari pertama, menit pertama aku melihat senyum itu terlukis di wajah Carissa" Carissa Rosalie beranjak pergi. "Besok aku akan menjemput mu" Teriak Aldian Ravenka Zaidan. Sementara itu Daffa terlihat sedang memilih cemilan di supermarket, seseorang menabraknya. "Ehhh" Daffa mendapati teman Carissa Rosalie, Narra. Narra tersenyum kepada Dafa. "Teman nya Ronal yah" Ujar Narra. "Iya" Sahut datar Daffa. "Kenalin aku Narra" Narra mengulurkan tangannya. "Daffa" Dikediaman Aldian Ravenka Zaidan, Aldian Ravenka Zaidan kembali kerumah untuk memilih pakaian yang akan ia pakai untuk besok. Namun tiba saja kedua orang tuanya datang. Diruang keluarga, Aldian Ravenka Zaidan menghampiri kedua orang tuanya. "Aldian, besok ikut dengan papah, papah akan memperkenalkan kamu dengan rekan rekan kerja papah" Ujar Alex Ravenka Zaidan. "Memperkenalkan kamu sebagai pewaris grub Zaidan" Lanjut nya. Aldian Ravenka Zaidan membantah karena ia ada janji. "Aku tidak akan ikut, aku ada janji" Ujar Aldian Ravenka Zaidan. "Aldian, ini adalah penting untuk bisnis kita" Sahut Yuliana Dewi. "Ini juga penting mah, untuk hidup aku" "Jika kamu tidak ikut, papah akan membawa Putra" Yuliana Dewi mencemaskan hal itu terjadi. "Aldian, jangan seperti itu. Kamu lah anak papah, anak kandung papah, kamu lah yang berhak" "Cukup mah" Aldian marah dengan berbicara nada tinggi. "Iya selama ini mamah memikirkan warisan. Aku tidak butuh warisan" Aldian Ravenka Zaidan pun melirik papah nya yang berdiri tegap. "Bahkan sekali pun aku kehilangan Papah" Ucap Aldian Ravenka Zaidan. Namun tiba saja Alex memukul Aldian Ravenka Zaidan dengan amat keras. Hingga membuat Yuliana Dewi menjerit melihat putra satu satunya di pukul oleh suaminya. "Papah" Teriak nya Yuliana Dewi. Sementara itu Aldian menatap papah nya dengan tangan kanan nya yang memegang bekas pukulan ayah nya. "Pukul aku pah lagi" Teriak Aldian Ravenka Zaidan. "Kamu anak tidak tau terimakasih" Bentak Alex Ravenka Zaidan. "Aku udah terbiasa dengan pukulan papah, dan cacian papah" Nada suara Aldian Ravenka Zaidan semakan tinggi. Kedua matanya memerah karena menahan sakit di hatinya. "Seperti apapun aku dimata papah bukan lah Putra anak dari selingkuhan papah" Aldian Ravenka Zaidan melepaskan amarah nya ia pun beranjak pergi ke kamar nya. Sementara itu Yuliana Dewi menangis. "Yuliana, cepat atau lambat saya akan mengajukan surat perpisahan dengan kamu" Kata Alex Ravenka Zaidan menatap Yuliana Dewi dengan tatapan tajam. Dan Aldian Ravenka Zaidan pun saat menaiki anak tangga mendengar ucapan ayah nya. "Pah, jangan pah" Yuliana memohon menarik tangan Alex Ravenka Zaidan. Namun Alex Ravenka Zaidan mengibaskan tangan Yuliana Dewi. Alex Ravenka Zaidan pun beranjak pergi. "Aku janji pah, aku akan bujuk Aldian" "Aku tidak akan biarkan prusahaan itu jatuh ke tangan anak dari wanita itu" Disisi lain Aldian Ravenka Zaidan merasa kasihan dengan ibunya. "Pah, bagaimana dengan warisan untuk Aldian" Tanya Yuliana Dewi di pagi hari sambil menaruh kopi di atas meja. Alex Ravenka Zaidan yang saat itu duduk di sopa dengan tumpang kaki nampak dengan perasaan tidak baik. "Selama ini, kita membangun prusaha'an Zaidan grub bersama, mamah menemani papah dari nol" Lanjut nya Yuliana Dewi, lalu duduk disamping Alex Ravenka Zaidan. "Saat papah selingkuh diam diam menikahi seorang janda anak satu, mamah terima pah" Kembali ke masalalu dimana Yuliana Dewi mengetahui suaminya diam diam menikah lagi. Dan semenjak itulah sifat Alex Ravenka Zaidan berubah saat Aldian Ravenka Zaidan berusia 7thn. Sifat menjadi pemarah dan selalu menyalahkan Aldian Ravenka Zaidan. "Mamah cuma minta lepaskan wanita itu pah, setiap malam mamah merindukan 14thn lalu" Alex Ravenka Zaidan pun mengambil kopi yang telah disediakan Yuliana Dewi lalu meminum nya. Ia pun beranjak bangun mengambil jas hitam nya diatas Sopa. "Papah mau kemana?" Yuliana Dewi pun beranjak bangun. "Saya ingin liburan bersama wanita yang membuat saya tenang" Sahut Alex Ravenka Zaidan. Yuliana Dewi menarik napas. Lalu menghampiri Alex Ravenka Zaidan. "Selama ini papah menganggap mamah apa, asisten papah? Pekerja paruh waktu untuk papah" "Kita menikah bukan karena cinta aku tau itu pah, kita menikah karena perjodohan" Nada suara Yuliana Dewi semakin tinggi Alex Ravenka Zaidan pun mengambil secangkir kopi dan ia pun melemparnya. Yuliana Dewi pun sangat syok. begitu pun Aldian Ravenka Zaidan yang masih tertidur di ranjangnya ia beranjak bangun mendengar keras pecahan. Alex Ravenka Zaidan pun mendorong Yuliana Dewi ke sopa. "Yang ada dipikiran kamu warisan warisan dan warisan" Bentak Alex Ravenka Zaidan. Alex Ravenka Zaidan kini beranjak pergi. Sementara Yuliana Dewi berteriak histeris melempar semua barang di atas meja. Saat Aldian Ravenka Zaidan melihat ibunya seperti itu, ia tetap berdiri di anak tangga. Kembali ke masalalu, ketika mereka bertengkar Aldian Ravenka Zaidan seperti anak tiri yang menjadi pusat pertengkaran mereka. Semua di alami Aldian Ravenka Zaidan sejak usia 7thn. Bahkan sejak Aldian Ravenka Zaidan masuk ke RS pun karena demam, kedua orang tuanya tidak menemani nya. Aldian Ravenka Zaidan pun kembali ke atas. Sementara itu Carissa Rosalie menunggu Aldian Ravenka Zaidan di kamar nya, menatap jendela yang terkena sinar matahari yang semakin tirik. Pukul 09:45 Wib. Disisi lain Aldian Ravenka Zaidan diam diam menaruh makan siang yang telah disediakan asisten rumah tangga nya. Di atas meja kamar ibunya, dan menaruh kertas organik dengan tulisan. /Selamat makan mamah, jangan sampai sakit/. Aldian Ravenka Zaidanpun melihat jam di tangannya, ia pun bergegas pergi menuju garasi rumah nya. Aldian Ravenka Zaidan pun menuju Rumah Carissa Rosalie. Aldian Ravenka Zaidan terus melihat jam di tangan nya. Pukul 10:00 wib. Sementara itu Carissa Rosalie beranjak pergi ia mendapat telpon dari panti asuhan yang dulu ia tinggali. Saat Aldian Ravenka Zaidan tiba, ia pun menemui pelayan kedai kopi. "Dimana Carissa" Tanya Aldian Ravenka Zaidan. "Kak Carissa, lagi keluar" Sahutnya. "Kemana? " "Panti asuhan" "Berikan alamat nya" Setelah mendapatkan alamat Aldian pun beranjak bergegas dengan motornya menuju panti. Sementara itu dipanti asuhan dia menemui wanita yang 3thn lebih dewasa darinya. "Terimakasih Carissa, selama ini kamu membantu pengobatan saya. Dan kamu selalu mendonasikan uang kamu ke panti" Ujarnya dengan nada lembut. Carissa Rosalie tersenyum dan menggenggam tangannya. "Tidak perlu terimakasih, aku akan selalu membantu panti asuhan ini. Dan kamu teman ku Tiana" Sahut Carissa Rosalie. Tiana tersenyum. Carissa Rosalie pun pamit pulang, namun tak lama Aldian Ravenka Zaidan tiba dengan motornya. Terlihat dari jendela panti asuhan. "Siapa pria itu" Tanya Tiana. Carissa Rosalie tersenyum ke Tiana. Ia pun beranjak keluar menemui Aldian Ravenka Zaidan yang sedang membuka helem nya. Aldian Ravenka Zaidan menemui wajah cantik Carissa Rosalie yang tengah berjalan menuju nya ditemani Tiana. "Tiana, aku pergi dulu" Seru Carissa Rosalie. "Hati hati Carissa" Sahut nya. Aldian Ravenka Zaidan pun mengambil helem untuk Carissa Rosalie, ia pun memakai kan helem itu ke kepalan Carissa Rosalie dihadapan Tiana. Aldian Ravenka Zaidan kini tersenyum menatap wajah Carissa Rosalie dihadapan nya. Sementara Carissa Rosalie melihat memar di wajahnya. "Kamu sangat cantik, memakai helem ini" Gumam Aldian Ravenka Zaidan. Carissa Rosalie kini menaiki motor Aldian Ravenka Zaidan. Namun Aldian Ravenka Zaidan menarik kedua tangan Carissa Rosalie untuk memeluk nya. Carissa Rosalie nampak memperhatikan tangan Aldian Ravenka yang menarik kedua tangan nya. Aldian Ravenka Zaidan tersenyum Carissa Rosalie tidak memberontak ia tidak keberatan memeluk Aldian Ravenka Zaidan. Sementara itu Tiana masih dalam keadaan berdiri menatap Carissa Rosalie dengan Aldian Ravenka Zaidan yang semakin jauh. Kedua tangan nya mengepal. Perjalanan yang cukup jauh, Aldian Ravenka Zaidan mengajak Carissa Rosalie kesuatu tempat. Padang rumput yang sangat hijau, Aldian Ravenka Zaidan kini tiba. Carissa Rosalie pun turun membuka helem nya dan dibantu Aldian Ravenka Zaidan. Namun kini Carissa Rosalie menatap Aldian Ravenka Zaidan dan Aldian Ravenka Zaidan tersenyum. "Tunggu disini" Printah Aldian Ravenka Zaidan. Aldian Ravenka Zaidan berlari ke pedagang yang sedang menggayuh sepedah nya. Ia membeli mainan camera gelembung. Dan kembali ke Carissa Rosalie. Aldian Ravenka Zaidan mengajak Carissa Rosalie untuk bermain camera gelembung. Aldian Ravenka Zaidan mengarahkan camera gelembung tersebut ke arah wajah Carissa Rosalie yang mengikuti Aldian Ravenka Zaidan yang tengah berjalan mundur. Terlihat kedua bola mata Carissa Rosalie menyukai gelembung tersebut, ia meraih gelembung yang mengarah nya. Aldian Ravenka Zaidan tersenyum melihat Carissa Rosalie. Setelah bermain Camera gelembung diatas padang rumput tersebut, Aldian Ravenka Zaidan mengajak Carissa Rosalie kesuatu tempat kembali dengan membawa motornya. Setelah berada di suatu tempat Aldian Ravenka Zaidan membawa Carissa Rosalie bermain Basket. Mereka pun berganti pakaian. Karena Carissa Rosalie tidak bisa bermain basket, Aldian Ravenka Zaidan pun mengajarinya penuh semangat dan senyum di wajahnya. Carissa Rosalie hanya terdiam menatap nya. "Sekarang aku akan mengajarimu" Ujar Aldian Ravenka Zaidan. Aldian Ravenka Zaidan pun mengajari Carissa Rosalie dengan berbagai macam cara bermain Basket hingga keduanya bertatapan ketika Aldian Ravenka Zaidan memegang tangan nya. Carissa Rosalie pun kembali fokus ke bola basket tersebut, kini bola basket yang di lempar Carissa Rosalie mesuk kedalam ring nya. Carissa Rosalie tersenyum melihat nya tersenyum Aldian Ravenka Zaidan ikut tersenyum. Carissa Rosalie terus belajar tanpa Aldian Ravenka Zaidan yang masih dalam ke adaan diam menatap Carissa Rosalie. /"Wanita yang kusukai, Carissa Rosalie. Dia lebih banyak terdiam, dia sangat dingin. Namun ketika ia bergerak sangat cantik. Ya sangat cantik, diam nya membuat ku semakin penasaran, ketika ia bergerak membuat hatiku goyah melihat senyum nya"/ gumam Aldian Ravenka Zaidan didalam hatinya. Ia tersenyum melihat Carissa Rosalie yang kini melihat nya. Aldian Ravenka Zaidan pun menghampiri Carissa Rosalie. Mereka pun bermain bersama, namun Aldian Ravenka Zaidan terus memainkan bola basket itu menghindari Carissa Rosalie yang hendak mengambil nya, hingga Aldian Ravenka Zaidan memutarkan basket nya ke sekeliling tubuh Carissa Rosalie hingga mereka berdiri tepat berhadapan saling menatap. Aldian Ravenka Zaidan pun melempar bola basket tersebut kedalam ring. Setelah bermain basket, Aldian Ravenka Zaidan membawa Carissa Rosalie ke penyewaan sepedah. Aldian Ravenka Zaidan pun mengajak Carissa Rosalie bermain sepedah mengelilingi pendesaan. Carissa Rosalie terlihat sangat bahagia, meski ia tidak selalu menunjukkan senyum nya. Mereka bermain sepedah bersama. Setelah bermain sepedah Aldian Ravenka Zaidan dan Carissa Rosalie makan bersama dipinggiran. "Aldian, kenapa kamu makan di pinggir? " Tanya Carissa Rosalie. "Aku suka makan di pinggiran, aku suka makan bakso, aku suka makan mie ayam. Aku juga suka kamu" Sahutnya lalu menatap Carissa Rosalie. Carissa Rosalie pun menunduk. Aldian Ravenka Zaidan pun menghampiri pedang Angkringan. Mengambil nasi kucing dan beberapa tusukan sebagai tambahan lauk nya, ia pun memesan es lemon tea. Aldian Ravenka Zaidan kembali membawa nasi kucing. "Apa ini? " Tanya Carissa Rosalie. "Nasi kucing" Sahut Aldian Ravenka Zaidan. Carissa Rosalie tersenyum. "Ada ada aja makanan disini" Kencan Aldian Ravenka Zaidan berjalan dengan lancar, hingga matahari terbenam. Setelah makan bersama di angkringan. Aldian Ravenka Zaidan mengajak Carissa Rosalie ke suatu tempat. "Aldian, ini sudah malam" Seru Carissa Rosalie. "Waktu kencan kita tersisa 2 jam. Masi ada yang mau aku tunjukkin ke kamu" Sahut Aldian Ravenka Zaidan. Aldian Ravenka Zaidan membawa Carissa Rosalie ke suatu tempat yaitu tepi pantai. Namun Aldian Ravenka Zaidan menutup mata Carissa Rosalie. Aldian Ravenka Zaidan membawa Carissa Rosalie ke pantai tempat mereka bertemu terdapat ranting yang di keliling cahaya lampu yang berkedip, dan gambar seorang pria yang duduk melamun di tepi pantai. Aldian Ravenka Zaidan pun membuka mata Carissa Rosalie. Carissa Rosalie melihat lampu lampu yang berkedip mengelilingi pohon pohon tersebut, dan melihat gambar yang hendak Aldian Ravenka Zaidan ambil di atas meja itu. "Ini adalah duniaku, sebelum kita bertemu. Pantai ini adalah Sandaranku tempat ku menyendiri" Gumam Aldian Ravenka Zaidan. Aldian Ravenka Zaidan mengambil gambar seorang wanita yang menundukkan kepalanya di tepi pantai. "Dan ini kamu. Bagaimana bisa kamu kesini? Dan kita bertemu bukan kah itu takdir kita bertemu? " Lanjut nya. Aldian Ravenka Zaidan pun mengambil gambar cahaya, terdapat seorang wanita yang bersinar dihadapan nya. "Dan ini dunia ku setelah bertemu kamu, aku mendapatkan cahaya, yang ku pikir aku tidak perlu matahari" "Aldian, apa maksud kamu? " Tanya Carissa Rosalie. "Carissa, aku sangat menyukaimu" "Carissa. Kamu tidak bisa membohongiku, sehari ini aku merasa kamu nyaman dengan ku, Aku sudah berhasil" Carissa Rosalie pun mendekati Aldian Ravenka Zaidan. "Kamu salah, kamu tidak berhasil" Carissa Rosalie mengucapkan hal tersebut menatap Aldian Ravenka Zaidan. Ia pun mengambil gambar di tangan Aldian Ravenka Zaidan lalu merobeknya didepan Aldian Ravenka Zaidan. Saat melihat tatapan Carissa Rosalie Aldian Ravenka Zaidan melihat semua yang ia lakukan dan melihat senyum Carissa Rosalie. "Bagaimana bisa, kamu membohongi dirimu sendiri. Aku melihat semuanya kamu tersenyum dan mata kamu tidak bisa bohong" "Aldian, tidak mudah bagi ku menaruh hati. Aku tersenyum bukan berarti kamu berhasil, aku hanya berprilaku seakan semua nampak baik" "Aldian, Sudah berakhir. Jangan ganggu aku lagi" Kedua mata Aldian Ravenka Zaidan berkaca. Usaha nya terbuang sia sia, tetapi ia yakin semua ucapan nya bohong. Namun Carissa Rosalie pergi meninggalkan Aldian Ravenka Zaidan. "Beri aku kesempatan untuk mengulang semua nya, agar semua tampak jelas. Kamu pantas untuk dicintai" Ujar Aldian Ravenka Zaidan menghentikan langkah Carissa Rosalie. Namun Carissa Rosalie kini melangkah untuk pergi. Aldian Ravenka Zaidan merasa sangat hancur. Ia tetap berdiri melihat langkah Carissa Rosalie semakin jauh. Sementara itu Daffa dan Ronal baru saja sampai di kedai kopi begitu pun dengan Narra dan Sella. Mereka pun duduk bersama menikmati secangkir kopi Cotton Candy Latte. Daffa dan Ronal tampak lelah. Sementara itu Narra menelpon pacar nya yang menghilang beberapa hari, namun tiba saja suara handphone Daffa berdering di waktu yang sama. Nara pun melihat reaksi Daffa nampak canggung melihat handphone nya. Narra terus memencet tombol panggilan Daffa di kontak nya. Narra curiga bahwa pacarnya selama ini adalah Daffa. "Pacarku Daffa menghilang beberapa hari, dan kamu Daffa dihadapan ku orang yang baru aku kenal. Tapi ada apa dengan Handphone mu" Ujar Narra. Sella dan Ronal pun mengalihkan pandangan nya ke Daffa yang saat itu terdiam gelisah. Tak lama pun Carissa Rosalie tiba dengan Taxsi. Mereka pun mendapati Carissa Rosalie yang berjalan ke arahnya. "Carissa" Seru Sella. Carissa Rosalie pun tiba dihadapan mereka. "Dimana kak Aldian? " Tanya Daffa. Carissa Rosalie terdiam, dan Daffa pun beranjak bangun begitupun Ronal. "Apa kencan kalian berhasil? " Tanya Daffa. Sella dan Nara menatap Carissa Rosalie yang terdiam. "Kamu kencan dengan Aldian? " Tanya Narra. "Hanya kencan biasa. Setelah itu tidak ada lagi hubungan" Sahut Carissa Rosalie ia pun beranjak pergi. Sementara itu Daffa beranjak pergi untuk mencari Aldian Ravenka Zaidan dan di ikut Ronal. Begitu pun dengan Narra dan Sella mengikuti Carissa Rosalie menuju kamar nya. Sementara itu Aldian Ravenka Zaidan berdiri di tepi pantai seorang diri, dirinya nampak melamun dan melempar krikil batu di tangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD