Part 21 Jatuh Cinta

1005 Words
Kiandra menatap layar ponselnya, dia bingung menjawabnya atau tidak. Telepon dari ayahnya. Kiandra menghela nafas lalu mengangkatnya. “Iya Yah?” jawab Kiandra sembari mematikan kompor. Dia sedang memasak sup untuk makan malamnya. “Kamu dimana nak? Kata kak Reno kamu enggak pulang?” tanya Abimanyu kepada anaknya. Panggilan telepon lalu diubah oleh Abimanyu menjadi panggilan video call. Kiandra menjawabnya dan tersenyum kepada ayahnya. Dia menunjukkan ruangan sekitar. “Ayah enggak perlu khawatir, aku di apartemen ayah.” “Kenapa enggak tinggal sama kakak kamu aja?” ucap Abimanyu dengan tatapan seriusnya. Kiandra menunjukkan wajah murungnya dan menggeleng. Dia enggan tinggal bersama kakaknya. “Kan mereka baru menikah, enggak enak Kiandra di sana.” Abimanyu mencoba mengerti putrinya, dia lalu berpesan kepada anaknya untuk menjaga diri baik-baik dan apabila uang Kiandra sudah habis, segera meminta kepada ayahnya. Kiandra tersenyum senang ayahnya masih khawatir akannya, memang bagi keluarga Kiandra semua bisa diatasi dengan uang. Seusai menelefon, Kiandra kembali berkutat dengan soup buatannya, dia mengaduk-aduknya sembari melamun. Hingga telefon dari Davon membuat dia terkejut dan menyadari sop buatannya sudah mendidih. Kiandra segera mengangkat telepon Davon. “Iya? Kenapa?” jawab Kiandra dengan cuek. Dia meletakkan mangkuk dan mengambil supnya. “Lo dimana? Gue mau ke rumah lo, gabisa nih ngerjain PR.” Kiandra terdiam sejenak karena mengunyah makanan. “Kian?” panggil Davon lagi. “Gue gak di rumah, gue di apartemen sekarang. The Luxury B19.” Davon lalu mematikan ponselnya lalu langsung berjalan menuju kamar B19. Dia langsung memencet bel Kiandra. Dari tadi ada saja yang mengganggu aktivitas Kiandra. Dia bahkan tidak tenang saat memasak ataupun makan. Kiandra mengerang kesa kesal karena dia baru saja hendak makan tetapi mendengar suara bel apartemennya yang berbunyi. Kiandra lalu berjalan menuju pintu ruang tamu, mengintip siapa yang ada di luar . Dia membulatkan matanya ketika melihat wajah Davon di sana. Kiandra lalu segera membukanya, dia melihat Davon yang tersenyum sembari membawa kotak makan. "Hai Kian, gue ada di sini lo kaget nggak?" Kiandra lalu menarik tangan Davon dan menyuruhnya untuk masuk. " Kok cepet banget sampai disini, emang rumah lo di mana? " Davon menyeringai , rumah dia berada tepat di depan kamar apartemen Kiandra. "Itu rumahku B20." Kiandra terkejut bukan main mendengar pernyataan Davon, dia tidak menyangka akan bertangga dengan sahabatnya sendiri. "Ya udah sini cepetan mana pr lo, Gue laper belum makan, cepetan kita kerjain terus mau ngisi perut nih." Davon lalu duduk di sofa dan mengeluarkan buku-buku yang ada di dalam tasnya ada beberapa rumus kimia yang tidak bisa dia kerjakan sangat memusingkan, Davon yakin jika Kiandra bisa menyelesaikannya dengan mudah, benar saja dugaan Davon, Kiandra hanya tersenyum membaca soal itu . Dia mengambil pensil lalu mencoret-coret buku Davon dengan beberapa rumus disana, selesai dalam sekejap. Kiandra memang jenius. "Wah hebat ya, gue yakin nanti lo pasti bisa kuliah di teknik kimia." Kiandra menggeleng bukan itu cita-citanya . sejak dulu dia ingin mengikuti jejak ibunya yang merupakan sebagai desainer terkenal. Mimpi Kiandra adalah memiliki butik atau meneruskan butik milik ibunya. "Nggak, gue nggak mau jadi orang laboratorium. Mimpi gue mau nanti jadi designer." Davon tertawa mendengarnya, lebih tepatnya mengejek . Menjadi seorang designer bukanlah hal yang mudah, harus bisa mengukur, menjahit dan menggambar dengan baik apalagi soal perpaduan warna. Davon meragukan kemampuan Kiandra akan hal itu. "Emang lo bisa gambar? " Kiandra lalu bangkit menuju kamarnya, mengambil buku gambarnya yang selama ini dia simpan secara diam-diam . Untuk pertama kalinya dia menunjukkan gambarannya kepada seorang laki-laki yaitu Davon. " Nih lihat coba, ini gambaran gue dari waktu gue masih SMP. " Davon lalu membuka gambaran Kiandra dari dari gambaran dihalaman pertama saja dia sudah terpukau, rancangan dress yang dibuat Kiandra sangat bagus. "Keren banget lo bisa gambar kayak gini dari mana? " " Ibu gue kan Maria, desainer terkenal. Ya karena Ibu gue designer jadi gue dulu sering banget ngikutin Ibu gue gambar atau bahkan dulu kalau Ibu gue lagi pelatihan, gue suka banget ikut. Enggak tahu kenapa perancang busana itu jadi impian gue, gue selalu pengen banget punya butik besar gitu atau punya toko baju sendiri." Davon mengangguk mengerti, dia sangat mendukung cita-cita Kiandra dia mengucapkan doa-doa dan mengharapkan Kiandra untuk bisa sukses. Akan tentang masa depan, Davon bercermin pada dirinya sendiri, dia sendiri belum tahu apa masa depannya nanti . Mempertahankan Abraham Corporation bukanlah hal yang mudah, karena untuk menjadi pemilik Abraham corporation, ayahnya sudah mengatakan bahwa Davon harus bisa untuk menjadi CEO yang terbaik. Diandra melihat kotak bekal yang Davon bawa, dia lalu langsung mengambilnya dan membukanya. Dia begitu benar ketika yang dibawa oleh Davon adalah makaroni pedas , ini camilan favorit Kiandra . Apalagi di saat datang bulan seperti ini dia menginginkan makanan pedas. "Kok lo tau sih ini makanan kesukaan gue? Lo udah jadi stalker gue ya?" Davon tertawa, "Emang di dunia ini yang suka makaroni pedas cuman elu? Gue juga suka kali," ucap Davon lalu mengambil makaroni itu. Davon melihat sekeliling apartemen Kiandra, tidak ada tanda kehidupan lain selain Kiandra di sini dia menjadi penasaran kemana perginya orang tua Kiandra, tetapi Davon lebih memilih membungkam mulutnya untuk tidak bertanya. Entah kenapa ada perasaan takut membuat Kian tersinggung dengan beberapa pertanyaannya. Selesai dengan tugas mereka, Kiandra lalu menawarkan Davon untuk makan soup sama. Davon memakan sop itu dengan perasaan berdebar, masakan Kiandra begitu enak, dia menjadi membayangkan hari-hari indah saat Kiandra nanti menjadi istrinya, pasti Kian akan selalu memasak untuknya. "Von, Lo kenapa kok makan sambil senyum-senyum gitu??” ucap Kiandra sembari memasukkan sesuap nasi di mulutnya. Lamunannya seketika buyar mata Davon kembali menelusuri setiap inci wajah Kiandra, gadis dihadapannya sangat cantik dan menawan, entah kenapa dia sangat tertarik pada Kiandra namun, dia tidak yakin jika Kiandra memiliki perasaan yang sama dengannya. Meski ada keraguan itu, Davon tidak mau menyerah sebisa mungkin dia ingin meraih hati Kiandra. Karena Davon merasa kalau Kiandra ditakdirkan untuknya. Bukan untuk orang lain. davon sendiri tidak akan pernah rela kalau sampai Kiandra lebih memilih pria lain. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hati seorang Kiandra. satu-satunya wanita yang bisa memporak porandakan hati seorang Davon Aditya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD